- TIGA PULUH TIGA

108 50 13
                                        

Ketiga sahabat Malik nongkrong di ZEUS. Rasanya malas masuk juga, kalau tidak ada Malik di sana. Berkali kali Bagas menghubungi Malik, tapi sama sekali Malik tidak menjawab telfon maupun pesan dari Bagas.

"Kayaknya Malik lagi butuh waktu sendiri." ujar Bagas.

"Wajar kalau dia kayak gini, secara pak Nanang deket banget sama Malik." saut Vedro.

Malik is calling you....

Ponsel Bagas berdering.

"Malik!! Dia nelfon!!" ucap Bagas antusias.

"Halo." suara Malik terdengar dari sebrang sana.

"Akhirnya lo kabarin kita juga, iya kenapa?"

"Lo bertiga di sekolah?"

"Cabut, lagi di ZEUS."

"Kebetulan, gue butuh bantuan lo bertiga. Nanti gue shareloc"

*******

Malik tidak bersemangat untuk bersekolah dan memutuskan untuk bolos hari ini, bahkan untuk pagi ini Anara harus pergi ke sekolah sendiri tanpa Malik. Lelaki itu hanya ingin sendiri.

Motor Malik berhenti tepat di depan rumahnya dulu, tempat di mana lelaki itu tumbuh bersama keluarga harmonis sebelum adanya kekacauan. Rumah sangat mewah bernuansa emas, ya itu adalah rumah Daru.

"Gue gak mungkin masuk, kalau ada Rayhan sama wanita jalang itu di sini." ucap Malik.

Malik berpikir lama dan berdiri juga lama di sana dan sampai akhirnya Malik memilih untuk menjauh dan memantau dari kejauhan.

Lelaki itu menyalakan motor dan mengarahkannya ke masjid yang terletak di dekat pintu masuk komplek. Tempat yang bagus untuk memantau Fanisa dan Rayhan jika sempat keluar rumah.

"Hari ini Malik bakalan bawa ayah keluar dari sana, tungguin Malik ya yah." gumam Malik.

2 messenger Anara

Anara
Malik, aku baru sampai di sekolah

Anara
Semangat, ganteng❤

Sudah setengah jam Malik duduk di masjid itu, bahkan sudah melaksanakan sholat dhuha juga, tapi sosok ketiga temannya belum juga sampai di sini.

"Itu dia.." gumam Malik.

Bukan ketiga sahabatnya, melainkan mobil yang digunakan Fanisa untuk berangkat ke kantor, ditambah Malik dapat melihat Haris yang berkendara di mobil tersebut.

"Brengsek ini yang ditungguin malah gak dateng dateng." umpat Malik.

"Woy!" suara itu membuat Malik menolehkan kepalanya.

Ada Bagas, Vedro dan Fathur.

"Lo mau beli rumah?" tanya Fathur dengan polosnya.

"Agaknya lo harus balik aja, Thur." saut Malik dengan wajah datarnya.

"Ini kita mau ngapain sebenernya?" tanya Vedro bingung.

"Hari ini gue mau bawa ayah keluar dari rumahnya, lo bertiga harus bantu gue." pinta Malik.

"Gue sama Bagas masuk ke dalem, lo berdua tolong jaga luar ya? gue gak mau Rayhan sama nyokap nya tau." Malik menjelaskan rencananya.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang