11th

73 5 0
                                    

Hari sudah senja, langit Ubud sore itu terlihat indah dengan semburat jingganya, menandakan selesainya berbagai kegiatan yang berlangsung hari ini di kota kecil yang sarat dengan unsur seni itu, ketiga pria Jepang itu beserta Putu pun menyudahi kegiatan bermain mereka dan segera kembali menuju paviliun tempat Biang menyiapkan makan malam untuk mereka, dalam perjalanan mereka kembali ke areal Puri Ubud, Taka terlihat berjalan sambil memandangi suasana sekitar dengan tatapan kosongnya, entah kenapa ia merasa khawatir dengan kondisi gadis cantik yang ia tolong tadi, yang sebelumnya terlibat adu mulut sengit dengannya di pagi hari saat meeting dengan Goto-san, manager nya.

Di tempat lain Jana terlihat sudah berganti pakaian dengan Pullover berwarna biru muda, dan sweat pants nike berwarna hitam, rambutnya yang sudah kering hanya ia ikat dan ia pilin menjadi cepol kecil, ia berjalan masih sedikit terpincang karena luka saat ia terjatuh tadi di air terjun,

"Jan sini gue bantu," ujar Fara menawarkan bantuan pada gadis yang terlihat sedang kesulitan berjalan menuju mobil nya,

"Far, makan dulu yuk, laper nih," ujar Jana datar,

"Oh oke, yuk, mau makan dimana? Lo yang pilih deh," ucap Fara diplomatis,

"Apa aja deh, yang penting kenyang," ucap Jana lemah,

"Okay," jawab Fara singkat, ia tau Jana sudah kelelahan sore ini, Jana dan Fara pun bergegas memasuki mobil, dan melesat kembali menuju pusat Kota di pulau Dewata ini, karena masih ada jadwal esok yang menanti, sesi terakhir dari pemotretannya untuk Majalah Fashion High End ini, dalam perjalanannya, Jana hanya ingin beristirahat sementara Fara masih terlihat menghubungi beberapa orang lewat ponselnya,

"Far, telponnya entar lagi dong, pusing nih dengernya," ujar Jana dengan nada malas,

"Tanggung Jan, ini gue lagi beresin schedule lo," jawab Fara tanpa menatap Jana dan tetap sibuk dengan ponsel dan I pad nya,

"Terserah deh," gumam Jana sambil membenarkan posisi kepalanya, dan tak lama gadis itu pun tertidur.

-----------

"Jan, tadi lo kok bisa jatuh sih?" Tanya Fara sambil merebahkan dirinya dan menatap langit langit kamar hotel mereka yang terasa luas dan lengang itu, Jana yang sedang membaca sebuah buku biografi dengan kacamata minus berlensa besar nya pun sedikit terusik dengan pertanyaan Fara, kemudian ia menutup buku nya dan melepas kacamatanya yang sedari tadi bertengger manis di hidung mancungnya itu,

"Nggak sengaja ujung gaun tadi keinjek sama gue, terus ilang keseimbangan dan byur deh," urai Jana singkat,

"Terus itu kenapa kaki lo luka gitu?" Selidik Fara lagi,

"Kena batu yang di dasar sungai itu," jawab Jana singkat,

"Oooooooh," timpal Fara dengan nada sedikit menggelitik telinga Jana,

"Nggak usah mikir yang enggak enggak, tadi kebetulan itu cowok ada deket situ, dia nolongin gue, udah gitu aja, titik," ucap Jana sedikit ketus, ia mengerti kemana arah pertanyaan kakak sepupunya itu,

"Galak amat, kan gue cuma nanya Jan," ucap Fara sambil terkikik geli,

"Lo sih paling bisa kalo udah urusan model gini," timpal Jana dengan nada sebal nya, yang membuat Fara semakin terkekeh dibuatnya,

"Jan, gue rasa ya, ide pilot project dari Mas Mathias ga jelek jelek amat kok, justru bisa jadi batu loncatan lo malah," ujar Fara mengulang sekali lagi topik sensitif ini dengan hati hati setelah tawanya mereda, Jana yang rebah di tempat tidur di sebelahnya pun hanya terdiam namun terlihat berfikir,

"Ya gue juga mikirin itu sih Far, ide nya nggak jelek kok, cuma emang gue nya aja yang ogah di duetin lagi aja," jawab Jana datar,

"Yaudah, lo tidur deh, besok udah sesi terakhir, motretnya juga nggak pagi pagi banget kok," ucap Fara sambil menarik selimutnya, bersiap untuk tidur,

"Iya," jawab Jana singkat sambil memiringkan tubuhnya dan memejamkan matanya, namun saat ia pejamkan mata tiba tiba bayangan pria Jepang yang menyelamatkannya tadi saat tak sengaja terpeleset di air terjun itu berkelebat dalam pikirannya yang membuatnya tiba tiba membuka kembali matanya, ia merasa aneh dengan kehadiran pria mungil yang sempat berselisih dengannya pagi tadi, entah kenapa tiba tiba ingatan itu berkelebat membuatnya sedikit terganggu, namun segera ia memaksa matanya kembali terpejam, berharap agar bayangan vokalis band rock itu lenyap dari ingatannya.

Songbirds [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang