17th

61 3 0
                                    

Malam sudah menunjukkan pukul 11:00 PM di arloji Taka, ia baru saja tiba di apartemennya setelah diantar pulang oleh Toru setelah mereka berdua menyelesaikan beberapa part untuk album baru mereka di studio, Taka terduduk di sofa di ruang utama dari apartemennya, termenung menatap langit langit ruangan yang berwarna putih polos, tiba tiba bayangan tentang Jana yang menyanyi sore tadi di studio Band nya terlintas kembali di ingatannya, seorang gadis yang berpenampilan sederhana, yang berbanding terbalik dengan apa yang Taka lihat pertama kali saat mereka bertemu di Bali, seorang gadis dengan balutan T-shirt longgar berwarna putih polos dengan jeans robek di kedua bagian lututnya, dengan converse hitam polos dan rambut yang hanya diikat kebelakang, serta kaca mata minus ber bingkai hitam besar yang ia kenakan, sederhana, namun sangat menarik di mata Taka, Taka mengingat alunan suara Jana yang lembut dan merdu, lalu teringat olehnya untuk segera mencari terjemahan dari lirik yang Jana nyanyikan tadi, ia keluarkan ponselnya dari saku celananya,membuka mesin pencari, dan di menit menit berikutnya Taka tenggelam menekuri terjemahan lirik itu, kemudian ia mencoba mencari versi asli dari lagu tersebut, perlahan ia dengarkan lagunya, ia resapi melodinya, dan tak terasa air matanya mengalir dari sudut sudut matanya, entah mengapa ingatanya justru kembali terlempar kepada Ayumi, yang membuatnya jatuh cinta dari awal pertemuannya belasan tahun yang lalu.

--------

"Jan, kenapa tadi lo nyanyi lagu itu lagi," tanya Fara tiba tiba.

"Gue cuma keinget lagu itu aja Far," jawab jana sedikit misterius.

"Ada yang lagi lo kangenin jan?" Selidik Fara lagi.

"Ada, kali ini ada yang gue kangenin, tapi bukan Rexy, jangan marah marah dulu lo," sergah Jana saat melihat wajah protes Fara.

"Gue mulai suka sama seseorang Far," ujar Jana tanpa menyebutkan siapa yang dimaksud.

"Gue tau ini siapa, dan gue rasa udah waktunya lo move on dari Rexy, udah terlalu lama lo mikirin dia, ga baik juga Jan, ga sehat." Ujar Fara.

"Lo bener, ga sehat, tapi bukan berarti yang gue rasain sekarang lebih sehat, bisa jadi ini malah lebih racun dari Rexy." Ujar Jana datar.

"Jangan pesimis dulu dong Jan, lo terlalu putus asa kalo mikir gitu " cegah Fara.

"Far, mudah mudahan ya lo belum lupa, gini gini gue Ibu satu anak Far, yah walaupun anak gue ga pernah bisa sama sama sekarang sama gue, tapi mana ada sih yang mau sama perempuan kayak gue?" Ujar Jana terdengar sedikit sinis.

"Mantan pacar Taka itu punya anak lho Jan, anak nya perempuan, udah lumayan gede juga, dan sama kayak lo, ga ada suami." Terang Fara.

"Ya terus urusannya sama gue apa Far?" Tanya jana sedikit kesal.

"Gue tau Jan yang lo maksud, orang yang lo maksud waktu tadi sore di studio itu Taka kan?" Ujar Fara memastikan.

"Hell yeah, susah gue bohong sama lo ya," jawab Jana diikuti Tawanya yang terdengar hampa.

"Jan, untuk sekarang jangan kesitu dulu, kelarin pilot project dari mas Mathias ini dulu, jangan dirusak sama urusan beginian, bangun chemistry perlu, tapi bukan kebablasan, gue rasa lo ngerti kan maksud gue?" Ujar Fara mengingatkan.

"Gue paham Fara, gue masih waras Far," Jana meyakinkan,

"kalo paham kenapa tadi lo nyanyi lagu model gitu?" Cecar Fara,

"ya nggak tau," Jawab Jana asal sambil berlalu menuju kamar mandi, meninggalkan Fara yang masih tidak puas dengan jawaban Jana barusan.

--------

"Fara, gimana tadi?" Tanya Mas Mathias via sambungan telepon.

"Oh oke semua kok mas, tadi Jana diminta nyanyi satu lagu sama leader band itu," jelas Fara,

"terus?" Tanya mas Mathias lagi,

"overall oke sih mas, mereka cocok sama Jana kayaknya, kecuali vokalisnya sendiri, masih ogah ogahan gitu, gue males banget liatnya, moody banget orangnya, ngurus Jana aja udah capek mas jiwa raga gue, apalagi kudu ngadepin satu lagi manusia yang mirip mirip Jana gini, bisa jantungan gue mas," ceracau Fara yang dibalas gelak tawa mas Mathias di ujung sana,

"vokal mereka berdua cocok banget Far, lo sabar dikit deh ngadepin mereka berdua,gue bakal koordinasiin ini sama manager mereka, lo juga bakal dibantu sama leadernya buat ngakurin mereka kok," ujar mas Mathias menenangkan Fara disela sisa tawanya.

"Ribut mulu mas, ni anak berdua kalo dikawinin, gue yakin bakal perang dunia tiap hari tuh, sama sama moody, sama sama perfeksionis, pokoknya abis kelar kerjaan ini gue mau cuti dua minggu ya mas, ga mau tau gue," gerutu Jana, yang disambut kembali derai tawa mas Mathias sebelum kemudian mematikan sambungan teleponnya.

-------------

Taka termenung di balkon apartemennya, waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun bayangan Jana masih belum hilang dari ingatannya,

"brengsek! Kenapa aku malah mengingat dia?!" Umpat Taka tiba tiba sambil mengusap kasar wajahnya, Taka mengingat saat Jana memainkan gitar akustik milik Toru sore tadi, masih terngiang di telinganya suara milik Jana, menyanyikan lagu yang entah kenapa membuat hatinya merasakan sesuatu yang asing saat itu, sore tadi, dihadapannya, ia hanya melihat gadis cantik berpenampilan sederhana yang sedang bernyanyi dihadapan sahabat sahabatnya, bukan lagi Jana yang dikenal sebagai salah satu solois handal tanah air nya dengan segala hal glamour yang melekat dalam citra nya, yang justru membuat Taka tergerak ingin mengenalnya lebih dalam lagi.

Songbirds [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang