19th

60 3 0
                                    

"Kau merasa aneh tidak dengan gerak gerik Mori-chan jika Jana-san ada disekitarnya?" Tanya Ryota pada Tomoya yang masih konsentrasi menyetir mobilnya kembali menuju gedung Amuse.

"Ku kira hanya aku saja yang merasa, ternyata kau juga?" Tanya Tomoya balik pada bassistnya itu,

"sudah waktu nya Mori-chan melupakan Ayumi-san, Ryo-kun, tidak sehat untuknya kalau terus menerus memikirkan istri orang, namun jika ia menggunakan kehadiran Jana-san hanya untuk melupakan mantan kekasihnya itu, sangatlah tidak adil untuk Jana-san, ia tidak tau apa apa tentang Mori-chan dan Ayumi, jadi kurasa Mori-chan sendiri lah yang harus menempatkan perasaannya dengan baik, ia sudah dewasa, seharusnya dia mengerti apa yang harus ia lakukan." Urai Tomoya panjang lebar, Ryota di sebelahnya hanya mengangguk tanda setuju dan mengerti.

"Itulah mengapa, lebih baik kita menjaga gadis itu sebelum ia terluka karena ulah sahabat kita, entah mengapa aku seperti menemukan adik perempuan di diri Jana-san." Ujar Tomoya sambil memandang jalan didepannya, hari sudah senja, dan langit terlihat indah dengan warna jingga nya, menandai selesainya jutaan kegiatan di kota yang tak pernah tidur itu.

"Kalian dari mana?" Tanya Toru kepada kedua sahabatnya yang baru saja memasuki kembali ruangan studio, disana masih ada Taka dan Toru yang memeriksa beberapa part materi pilot project mereka.

"Aku dan Tomo-san mengantar Jana-san dan Fara-san kembali ke hotelnya, Jana-san terlihat tidak sehat tadi, hidungnya sempat berdarah, jadi ku putuskan untuk mengantar mereka berdua kembali ke hotelnya." Ucap Ryota serius.

"Kenapa kau tidak memberitahuku? Ia juga tanggung jawabku dalam project ini," ujar Toru terdengar sedikit kecewa,

"maaf Toru-san, aku tidak berfikir panjang karena kulihat ia sudah sangat kelelahan, jadi ku putuskan segera saja," jawab Ryota sedikit tidak enak pada leadernya.

"Tak apa apa, yang penting mereka berdua sudah kembali dan Jana-san sudah beristirahat dengan baik." Timpal Toru diplomatis, di pojok studio Taka mendengarkan tanpa menimpali pembicaraan sahabat sahabatnya itu, namun dalam hati nya ia merasa khawatir dengan gadis yang menjadi rekan duet nya itu, tiba tiba terlintas dibenaknya suatu hal yang sebelumnya tidak terfikirkan olehnya.

Jana terlihat sudah terlelap saat Fara baru selesai mandi, Fara memandanginya sekilas, adik sepupunya ini sudah lama tidak terlihat bertambah berat badannya, ia mengingat bahwa terakhir kali melihat Jana sedikit berisi adalah saat Jana mengandung Bastian, putranya yang dilahirkannya dalam keadaan tidak bernyawa, ada sedikit rasa bersalah di hatinya karena selalu mengingatkan Jana akan kewajiban gadis itu untuk tidak bertambah berat badannya karena banyaknya kontrak kerja yang mewajibkan Jana tidak bertambah berat badannya, namun saat ia memandangi Jana, tiba tiba ponselnya berdering, segera ia mengambilnya, nama Mathias muncul di layarnya,

"iya mas," ujar Fara sigap,

"Far, gue dapet telepon dari Goto-san, bener kalau Jana sakit?" Tanya Produser itu pada Fara,

"iya mas, baru aja gue mau telpon lo, udah keduluan," jawab Fara agak salah tingkah.

"Mimisan kayak biasa Far?" Tanya Mathias memastikan,

"iya mas, mimisan lagi, pucat banget sih dia tadi sore, siangnya emang gue nggak nemenin dia makan, tapi dia bilang, dia ditemenin sama Ryota sama Tomoya kok, gue ya percaya aja Mas, salah gue nggak gue cek lagi ni anak makan nya gimana, ya jadinya gini nih, pingsan gini,." Urai Fara merasa bersalah.

"Nggak apa apa Far, bukan salah lo doang, ini salah kita, agak salah ngatur jadwal Jana empat bulan ini, nanti balik dari Tokyo kan ada waktu istirahat dulu sebelum US, nah lo bisa siapin fisik Jana buat ke US deh, stop dulu photoshoot nya dia, konsen sama nyanyi nya dulu aja ya,." Ujar Mathias dengan nada yang sama sama merasa bersalah.

Songbirds [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang