68th

61 1 0
                                    

"Jan, gue ga tau harus bilang apa lagi sama lo, yang jelas gue lega banget sekarang," ujar Fara di sela sela ia membantu Jana mengemasi seluruh barang barangnya,

"terus apartemen ini gimana Jan nanti kedepannya? Lo kan pindah ke jepang ikut suami lo nanti, nah ini mau dibiarin kosong aja?" Tanya Fara.

"Ini bakal jadi tempat gue tinggal kalo kapan waktu nanti gue pulang ke sini Far nengokin lo sama papa Dito." Terang Jana sambil memasukan bebrapa barang pribadinya ke dalam travel bag nya.

"Jan, lo beneran mau berenti nyanyi?" Tanya Fara lagi,

"untuk sementara ini iya Far, gue sendiri kan lanjut sekolah disana, gue mau tekunin dunia yang sama kaya papa gue, setelah nyanyi adalah passion yang sama kaya mama gue, sekarang gue mau ikutin papa gue untuk jadi peneliti juga, lagian tanggung kalo apa yang pernah gue pelajarin dulu ga dipakai kan?" Urai Jana datar.

"Lo makin dewasa ya Jan, beda banget sama dulu," timpal Fara sambil tertawa,

"gue bisa kayak gini juga karena lo Far," jawab Jana dengan senyum simpulnya,

"nanti kalo udah landing, langsung kabarin gue ya, oh iya, calon suami lo yang nanti jemput langsung kan? Lo langsung ke apartemennya dia atau gimana?" Cecar Fara dengan pertanyaannya yang bertubi tubi,

"Fara, Ya Tuhaaaaan, bawel lo ini bawaan lahir kali ya," ujar Jana dengan derai tawa nya,

"iya pasti lah gue kabarin lo kalau gue udah landing, Taka sendiri yang bakal jemput gue, dan gue langsung pulang ke tempat dia, oiya satu lagi, gue juga bakal nemuin orang tua dia besoknya," jawab Jana detail.

"Kali ini jadwal gue ga usah di catat lagi ya Far di I pad lo, udah kepenuhan juga," ujar Jana perlahan,

"ini jadwal terakhir yang bisa detil gue kasih ke lo, makasih banyak ya Far udah urusin gue selama ini, sabar nemenin gue di masa sulit dan senang gue, kedepannya, gue akan lebih banyak di rumah, dan balik lagi kaya awal sekali jadi Jana yang ngebosenin, yang cuma duduk seharian baca buku, baca jurnal, nyoba resep masakan baru, sama ngurusin kerjaan domestik kaya ibu ibu, tapi kali ini gue udah lega Far, semua udah jelas sekarang, dan gue udah ga ngerasain beban lagi sama diri gue sendiri, mungkin beberapa tahun kedepan lo cuma bisa liat gue hari hari pake kacamata sama piyama doang kalau kita lagi face time, tapi gue bahagia Far,.." ucap Jana sambil menyeka air matanya,

"Jan, gue bahagia banget liat lo sekarang, jangan sedih lagi ya," ujar Fara seraya memeluk Jana dengan penuh kasih sayang selayaknya kakak kepada adiknya.

"Eh ngomong ngomong, buku buku lo udah ngga ada? Dipindahin ke magelang Jan?" Tanya Fara memecah keharuan yang ada, "iya dipindahin, tapi nggak ke magelang," jawab Jana menggantung.

"Harusnya sih hari ini sampai," sambung Jana sambil memasukkan beberapa sweater ke dalam koper besarnya, sebelum sesaat kemudian ponselnya berbunyi yang memunculkan nama Takahiro di layarnya,

"tumben, ngajakin face time jam segini?" Gumam Jana sebelum mengangkat ponselnya, Fara hanya memasang wajah bingung tidak mengerti apa yang sedang terjadi,

"Sayang! Kau ini apa apaan hah?!" Omel Taka di seberang sana sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah lima box besar yang menumpuk di ruang depan apartemennya plus beberapa box ukuran sedang yang juga tertumpuk hingga hampir mencapai ruang tengah apartemen pria itu, dengan wajah kesal namun terlihat menggemaskan.

"Aaaaah maaf maaf, aku lupa memberi tahu mu soal ini, aku mengirimkan sedikit barang barangku untuk ditempatkan di apartemenmu," ucap Jana dengan wajah jahilnya,

"sedikit kau bilang?? Ini sudah seperti Tokyo tower Jana-san!" Omel Taka sambil mulai membuka satu box di dekat kaki nya yang ternyata di dalamnya adalah setumpuk buku dan satu boneka teddy bear coklat pemberian Papa Dito saat pertama kali ditugaskan ke Belanda untuk mengambil salah satu pendidikan master nya,

Songbirds [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang