1st

243 11 0
                                    

"Far, gue nggak mau duet lagi, terakhir kali gue duet, nggak cuma hasilin hits tapi juga anak luar kawin dari pasangan duet gue, walaupun anak itu meninggal waktu usia kandungan gue delapan bulan, tetep aja gue hancur banget waktu itu. ingat kan lo, gimana lo susah payah sembunyiin gue dari media soal kehamilan gue?ditambah Rexy yang ternyata kabur ke US sampai sekarang, gue nggak mau itu keulang lagi Far, gue trauma sama itu, gue nggak mau hancur lagi Far,.."

-----‐‐-------

"Jan bangun lo! Gila kali lo masih tidur jam segini, kan gue udah bilang lo jangan clubbing dulu, hari ini kan lo ada flight ke Bali buat pemotretan majalah, cepet bangun!!" Teriak Fara mengagetkan Jana yang masih tertidur di Apartemennya.

"Gila lo ya Far, ini jam berapa baru juga setengah enam Far, gue baru balik jam tiga Far, gue ngantuk!" Gerutu Jana sambil menguburkan wajahnya kedalam Bantalnya,

"Jan, flight kita jam sembilan, lo mending cepet siap siap deh, gue ga mau ketinggalan pesawat cuma gara gara hangover lo ini, gue harus cek bawaan lo, sekarang lo cepet siap siap dulu!" Ceracau Fara sambil menarik lengan Jana dengan kasar.

"Far, pelan pelan bisa kali," gerutu Jana dengan malas, lalu ia bangkit dari tempat tidurnya berjalan menuju kamar mandi nya dengan terhuyung.

---------

"Jan, Papa lo kapan pulang dari Inggris?" Tanya Fara setelah selesai memeriksa seluruh bawaan Jana,

"Minggu depan Far, Konferensi nya makan waktu empat hari, sisanya jadwal internal tim dia sama makan malam sama dubes disana, kenapa emang?" Tanya Jana balik sambil mulai mengolesi wajahnya dengan berbagai produk perawatan.

"Enggak, gue mau nanya jadwal Om Dito aja, abis pemotretan ini kan jadwal lo kosong, kan bisa lo abisin waktu sama papa lo, kalo nggak keberatan, gue bisa kok  atur liburan buat lo berdua," Fara menawarkan.

"Ga perlu repot Far, doi pulang udah pasti bakal langsung ke Jogja, ga bakal mampir tempat gue juga, kan Papa gue ngajar di sana Far, lagian doi lagi punya mainan baru, ada penginapan yang dia bangun sama temen temennya sekaligus tempat penelitian di deket Borobudur, udah pasti dia langsung kesana, paling gue yang nyusul dia." Jawab Jana rinci.

"Lo kenapa ga ikutin jejak papa lo sih jadi peneliti, dosen profesor gitu, malah milih jadi penyanyi, sayang lagi Jan, otak lo pinter," ujar Fara membanting topik pembicaraan.

"Gue suka belajar, cuma suka aja, tapi ga suka kaya Papa Dito, lagian dari nyanyi gue dapet duit banyak Far, ngapain susah susah sih kurang tidur baca puluhan jurnal tiap malem, mending gue, nyanyi cuma enam lagu dibayar jumlahnya sama kaya Papa gue ngerjain dua project sekaligus." Jawab Jana sambil mengoleskan lipgloss ke bibirnya.

"Iya sih, eh udah yuk buruan, ga enak sama pak Iwan nunggu di parkiran kelamaan." Ujar Fara.

"Ya Tuhaaaaaan Faraaaa, lo ga cuma ngerjain gue lo, lo ngerjain pak Iwan juga, gue kira lo nyetir sendiri kesini," pekik Jana.

"Oh tentu tidak nona, gue males bawa mobil, mending minta tolong driver kantor buat anter kita, kayanya sih pak Iwan udah abis kopi dua gelas nih nunggin kita," ujar Fara disambut tawa keduanya.

------------

Janitra Andara Suryolaksono, seorang selebriti tanah air yang karirnya sedang dipuncak, seorang putri tunggal dari seorang profesor dan Guru Besar, dan juga peneliti dari sebuah Unversitas besar di Yogyakarta, seorang penyanyi yang sebenarnya memiliki otak yang lebih baik digunakan seperti Ayahnya dibanding sekedar menjadi seorang selebriti, namun justru menjadi penyanyilah jalan yang ia pilih sekarang, dan Fara, sepupu Jana, merangkap asisten pribadi yang terkadang sikapnya melebihi kejamnya Ibu Tiri untuk Jana apabila menyangkut pekerjaannya, sudah sangat setia menemaninya dari awal Jana merintis karirnya, ia memilih sebagai asisten Jana, ketimbang menjadi bankir seperti kedua orang tua nya.

Jana dan Fara memang sudah sangat akrab, dan karena Ibu Jana sudah berpisah dengan Ayahnya, maka Jana sedari kecil sudah sering di titipkan kepada kedua orang tua Fara, dan kadang juga harus berpindah tempat dan di titipkan ke beberapa keluarga teman dekat Ayah nya karena kesibukan Ayahnya yang seorang Dosen dan juga peneliti membuat banyak waktunya tersita  untuk kepentingan dunia mengajarnya, dan tentang keberadaan Ibu Jana, setelah berpisah dengan Ayahnya, Ibu nya memilih menetap di Luar Negeri, mengejar karir di pasar musik Eropa, sesekali ia menghubungi Ayah Jana untuk menanyakan kabar Jana, namun jarang sekali ia datang berkunjung untuk sekedar melihat tumbuh kembang putrinya, hanya satu kesamaan Jana dan Ibunya, mereka sama sama memilih karir sebagai penyanyi yang membuat Ayah Jana tak bisa berkata kata lagi saat Jana memberi tahukannya soal pilihan profesinya ini di awal awal debut karir nya.

"Jan, lo ada waktu satu minggu di Bali, tiga hari pemotretan sama majalah A plus, terus besok malam nya lo ada gala dinner acara anugerah musik di hotel di daerah Nusa Dua, terus dua hari kedepan jadwal lo masih tentative, nah hari terakhir, kita balik dari Bali sore ya Jan, gue pilihin flight sore buat kita, kan lo ga pernah mau Flight malam kan?" Urai Fara panjang lebar di dalam mobil, membacakan jadwal kerja Jana yang sudah tersusun rapi dari I pad nya.

"Tunggu Far, dua hari tentative? Ini ga salah nih?" Tanya Jana curiga,

"sebenernya ada jadwal Jan, cuma masih belum pasti banget, jadi gue tulis tentative aja." Terang Fara beralasan,

"Nah kan, ini nih yang gue bete dari lo, kalo udah urusan tentative gini, pasti ada aja jadwal dadakan buat gue, asal bukan nyanyi ya Far, gue ga suka nyanyi ga pake persiapan." Jawab Jana tegas.
"Siap bu bos." Jawab Fara yakin.

Mobil mereka berhenti dengan mulus di depan Terminal tiga Bandara Soekarno Hatta, setelah menurunkan seluruh barang bawaan, Fara dengan sigap membantu Jana mendorong troli.

"Jan, jangan bandel ya disana, gue ga mau capek ngurusin lo bandel, oke ya." Ujar Fara.

"Iya, ga bandel, ribet lo kaya Ibu Tiri." Gerutu Jana kesal, Fara hanya melirik sekilas lalu tersenyum mendengar jawaban sepupunya tersebut.

Songbirds [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang