Part 12

50 3 0
                                    

    Keesokan harinya. Sakura dan Ino pun menjajalkan jualannya ke restoran restoran. Sementara Sai sibuk menawarkan jualannya ditempat kerjanya.

   Sakura dan Ino pun akhirnya istirahat. " Kita istirahat dulu. Kasian anak yang didalam kandunganmu itu. Sushi kita masih banyak, nanti setelah ini kita tawarkan kepada pedagang lainnya.

   Setelah itu mereka pulang dan menunggu hasil setoran nanti. " Akhirnya habis juga sushi ini. Oh ya Sakura temani aku ke mall dong. Soalnya ada make up terbaru di mall loh. Temani aku ya," kata Ino.

   " Jangan beli beli make up terus Ino, kasian si Sai nanti. Nanti dia berutang di tempat kerjanya yang baru bagaimana? Tahan tahan aja dulu, Ino," kata Sakura. " Ya juga ya, tapi tanpa make up hidupku ini tak berguna Sakura," kata Ino.

   " Kau pilih yang mana Sai atau make upmu itu? Pilihlah," kata Sakura. " Kau kok banding Sai kun dengan make upku sih. Ya aku pilih Sai kun dong, bagaimana sih kau," kata Ino marah.

   " Ya makanya hidupmu itu berguna bersama Sai bukan sama make upmu itu. Sudahlah, kita cari tempat makan. Perutku sudah lapar tau," kata Sakura.

   " Menyebalkan, yok lah kita nyari makanan. Aku pun juga sudah lapar," kata Ino. Mereka pun pergi ke restoran yang murah tapi enak buat mereka makan.

   Setelah itu mereka balik ke apartemen. " Sakura kau telponlah si Sasuke itu. Kapan dia pulang, daripada kau nginap disini terus kau merepotkan kami aja. Telpon dia Sakura," kata Ino cerewet.

   " Kau gak pingin sahabatmu ini tinggal disini. Gara gara ulah kalian aku  sekarang gak leluasa dirumahku sendiri. Aku tau jika Sasuke memberikanku rumah itu, tetapi hati kecilku mengatakan jika rumah itu akan tetap menjadi rumah Sasuke ya karena Sasuke sudah membeli rumah itu. Ah daripada aku emosi, mending aku istirahat aja. Nanti kau ambil aja uang itu, setelah itu kita bagi rata. Bye Ino," kata Sakura kesal.

   Ino pun hanya diam dan dia pun memilih untuk nonton. Sakura pun masuk ke dalam kamarnya. " Gara gara ucapanku Ino merasa bersalah kepadaku. Habis emang mereka yang melakukannya ya mau bagaimana lagi. Dia yang bilang jika aku ini merepotkan, dia gak sadar diri kenapa jika dialah yang merepotkan hidupku terus. Ah menyebalkan, lebih baik kutelpon Sasuke. Akan kutanya dia kapan dia pulang dan aku harus mempersiapkan kepulangannya itu. Ah kenapa hidupku kayak begini sih," batin Sakura kesal.

   Sakura pun mengambil handphonenya. Ia tak peduli jika Sasuke sedang bekerja, yang penting ia harus mendengarkan sedikit suara Sasuke.

   Sakura pun menelpon Sasuke. " Halo Sasuke kun. Ini aku Sakura, uhm kapan kau pulang? Rumah sangat sepi jika tidak ada kamu. Cepat pulanglah Sasuke kun," kata Sakura.

   " Iya Sakura, kenapa kau tiba tiba menanyakan hal seperti itu? Apa sahabatmu tidak berada di apartemennya? Jika iya, maka pulanglah ke manshion Uchiha. Tidak, kau pulanglah ke rumahmu. Dua hari lagi aku akan pulang. Sabarlah sedikit, jika tidak ceritalah kepadaku Sakura. Waktuku masih tersisa banyak," kata Sasuke.

    " Hah baiklah Ino ada di apartemennya. Tetapi aku gak nyaman tinggal bersamanya. Aku ingin seperti kayak dulu. Tidak mengenal kau, rumahku tak ada yang menjualnya. Aku kangen dengan kehidupanku dulu. Kumohon Sasuke kun, kau serahkan rumah itu dan kita bercerai. Sungguh kita gak saling mencintai. Kumohon Sasuke kun," kata Sakura.

   " Tak bisa Sakura, pantang bagi seorang Uchiha mengatakan hal buruk seperti itu. Orangtuaku dan tetuaku sangat menentang hal perceraian Sakura. Baiklah jika kau ingin kita berpisah silahkan aja, tetapi kalau untuk bercerai jangan deh. Oke, aku akan menyuruh asistenku untuk membuatkan sertifikat rumah atas dirimu Sakura. Dan untuk kehidupanmu akan kupenuhi semuanya. Aku akan tinggal di apartemen lamaku jika emang kau gak akan mau bersamaku," kata Sasuke.

Is This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang