Part 38

36 3 0
                                        

Sai pun akhirnya sampai di tempat Sasuke. Ia pun langsung menghampiri Sasuke. " Sasuke san ayo kita balik ke kantor. Bos mencarimu tuh," kata Sai. " Aku gak bisa. Bilangin ke dia bahwa aku takkan bekerjasama lagi dengan Shion. Jika dia tetap ngotot, aku akan mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Oh ya kau ikut aku masuk kedalam, dan jagain dia sampai dia sadar. Aku harus ke kedai ibuku dulu," kata Sasuke.

" Nanti istriku mencariku bagaimana Sasuke san. Mending cari orang lain aja," kata Sai menolak. " Ya sudah, kau temani aku aja, supaya aku ada teman. Sekarang kau telepon istrimu supaya dia tak mencemaskanmu," kata Sasuke. Sai pun hanya kesal dan menuruti perkataan Sasuke.

Sai pun menelpon Ino. " Iya anata ada apa? Kau sibuk hari ini? Uhm belikan aku es krim dong. Anakmu lagi menginginkannya," kata Ino. " Nanti aku belikan ya Ino. Tapi aku agak lama membelinya, soalnya aku harus menemani Sasuke san," kata Sai.

" Kau mau main dibelakangku hah! Kau benar benar ya, sekarang kau balik ke rumah Sai kun," teriak Ino. Sai pun menjauhkan handponenya dari telinganya dan mematikan teleponnya. " Kenapa kau matiin hp nya? Istrimu mengizinkanmu Sai?" kata Sasuke.

" Dia salah paham kepadaku. Maaf Sasuke san, aku harus pulang. Aku harus menyelesaikan permasalahan kami," kata Sai. " Kau ada masalah apa dengan istrimu? Ya sudah, kau balik aja. Nanti biar kusuruh anak buah temanku untuk menemani temanku," kata Sasuke kesal. Sai pun akhirnya pulang.

Sai pun akhirnya sampai di apartemennya. Ia pun langsung memeluk Ino. " Kau tega teganya berdekatan dengan suami sahabatmu sendiri hah! Kau akan jadi seorang ayah Sai kun, rubahlah sikapmu ini," kata Ino cemburu. " Kau salah paham Ino. Aku dan Sasuke san tidak ada apa apa. Bahkan untuk berhubungan dengannya aku jijik Ino. Begitupun dengan Sasuke san sendri. Lagian aku diperintahkan olehnya untuk menemani teman Sasuke san. Ino jangan marah marah lagi ya. Ayo kita ke supermarket. Kita beli es krim kesukaanmu dan calon anak kita," kata Sai.

Ino pun langsung memeluk Sai dengan erat. " Maafkan aku Sai kun. Aku salah sangka kepadamu. Sudahlah kita baikan lagi ya. Aku akan bersiap siap terlebih dahulu," kata Ino. " Oh ya Ino aku ada kabar buatmu," kata Sai. " Kabar apa Sai kun? Kabar yang baik atau kabar yang buruk?" kata Ino. " Kabar yang baik dong sayang. Tadi Sasuke san bilang kepadaku bahwa saat ini sahabat kita Sakura tengah mengandung anaknya. Aku sangat senang si jidat lebar akan jadi seorang ibu," kata Sai.

" Apaaa! Jidat hamil! Oh astaga, ini kabar yang baik untuk kita. Setelah ke supermarket kita singgah ke tempat bibi Mikoto ya. Aku ingin mengasih saran kepada Sakura," kata Ino. " Ya sudah, sanalah bersiap siap Ino. Aku tunggu di mobil," kata Sai. Sai pun akhirnya menuju ke parkiran.

Ino pun masuk ke mobil Sai. " Sai kun ayo kita ke supermarket. Sekalian beli perlengkapan bayi buat anak kita lahir nanti," kata Ino. " Iya," kata Sai.

Mereka pun sampai di mall. Mereka pun masuk ke mall. Ino pun melihat model baju terbaru. " Sai kun jika aku tak mengandung, aku akan pakai semua model baju yang dijual disana. Sayang aku lagi hamil, dan keuangan kita cukup buat kita makan aja. Iya sih kamu sekarang bekerja di tempat perusahaan yang ngurus ngurus aktor, tapi uangmu gak akan cukup untuk memenuhi kebutuhanku aja. Kebutuhan rumah harus kamu penuhi, ditambah utang utangmu kepada Sakura. Sudahlah penderitaan kita," kata Ino.

" Makanya jangan banyak permintaan supaya uang kita cukup untuk memenuhi semuanya. Kita kesana yuk Ino," kata Sai. Sedangkan di tempat Sasuke.

Sasuke sudah menelpon anak buah Utakata dan anak buahnya Utakata sudah sampai di tempat Utakata. " Kisame, untung kamu sudah sampai. Jagain bosmu. Aku harus pergi, istriku sudah menyuruhku balik. Jangan biarkan istrinya atau siapapun masuk kesini. Jagain dia baik baik," kata Sasuke.

Sasuke pun pergi dan balik ke kedai ibunya. " Akhirnya kau balik juga Sasuke kun. Utakata baik baik saja kan?" kata Sakura. " Dia mabuk, dan untungnya dia sudah berada di apartemennya. Shion sudah pergi kan?" kata Sasuke.

" Sudah. Dia sudah pergi. Oh ya kau tadi dicariin ibu tuh. Mending kau temuin ibumu," kata Sakura. " Hn, aku ke tempat ibu dulu ya," kata Sasuke.

Sasuke pun ke tempat ibunya. " Sasuke akhirnya kau kesini lagi. Apa kau menyusulnya? Dia baik baik aja kan? Tadi ibu melihat Shion menangis disana. Dan dia langsung pergi tanpa pamitan kepada ibh. Apa masalah mereka selesai?" kata Mikoto.

" Tidak, masalah mereka tidak selesai bu. Bahkan mereka akan berpisah, Utakata sudah aku antarkan ke apartemennya," kata Sasuke. " Berpisah! Mereka masih sama sama muda, seharusnya mereka bisa menyelesaikannya. Ibu jadi gak enak sama mereka, ya sudah kau bantu Sakura," kata Mikoto.

" Baiklah bu, aku ke tempat Sakura dulu. Kalian layani mereka semua," kata Sasuke. Sasuke pun pergi ke tempat Sakura. Ia pun membantu istrinya hingga selesai.

Sementara Shion kini telah sampai di apartemennya. Ia kesal karena Sasuke telah mempertemukannya dengan Utakata. " Sasuke dengan teganya kau mempertemukanku dengan Utakata. Aku takkan tinggal diam, aku akan memisahkanmu dengan istri kesayanganmu itu supaya kita bisa hidup bersama sama kembali. Aku berjanji kepada diriku sendiri. Aku harus menghubungi pengacara supaya aku bisa cepat cepat menceraikan Utakata," kata Shion.

Shion pun menelpon pengacara. Ia bilang semua kekesalannya kepada pengacaranya. " Baik nyonya Shion, kami akan proses perceraianmu. Saya tutup telponnya dulu. Kalau ada apa apa, hubungi saya lagi," kata pengacaranya. Shion pun menutup teleponnya. " Baiklah, saatnya aku mulai bertindak. Akan kubuat mereka berpisah seperti diriku bersama Utakata," kata Shion menyeringai.

Di kedai coffee. Malam pun tiba, saatnya mereka pun pulang. " Ibu aku antarin kalian ke mashion ya. Ibu biarkan aku tinggal bersama istriku. Pliss ibu," kata Sasuke. " Kalau ibu bilang gak ya gak Sasuke. Ya sudah antarin kami ke mashion. Kalian masih nginap di mashion kan, nah nanti kalian pisah ranjang ya. Ibu akan tidur bersama istrimu. Ayahmu akan tidur bersamamu," kata Mikoto.

" Oh ayolah bu, anak ibu akan menjadi seorang ayah. Masa anak ibu yang ganteng ini tidur bersama ayahnya. Gak logis kali bu. Ayah pun pasti gak mau tidur denganku. Sudahlah bu, buang ego ibu itu. Ya sudah ibu masuk ke mobil dulu, aku dan Sakura akan mengunci kedai ibu," kata Sasuke. Mikoto pun patuh dan masuk ke mobil Sasuke.

" Kau seperti anak kecil aja Sasuke kun. Jadi iri denganmu Sasuke, kau masih bisa manja manja dengan orangtuamu. Sedangkan aku, mana bisa aku manja manja dengan orangtuaku. Sejak aku kuliah dulu, mereka telah meninggalkanku. Tapi sebelum mereka meninggalkanku, mereka berpesan bahwa mereka takkan meninggalkanku dan akan selalu menjagaku. Dan sekarang aku telah dikelilingi banyak orang untuk menjaga diriku. Makasih Sasuke kun telah membuatku bahagia dan aku merasa aman bersama denganmu. Nanti setelah anak kita lahir, kebahagiaan kita akan berlipat lipat dan kita berjanji dihadapan Tuhan bahwa kita akan selalu menjaga titipan Tuhan ini," kata Sakura sambil menetaskan air mata.

" Iya sayang. Jangan menangis lagi. Kedai sudah kita kunci kan, waktunya kita ke mobil. Gak baik ibu hamil sepertimu berlama lama diluar, masuk ke mobil sekarang juga sayang," kata Sasuke. Sakura pun mengangguk dan masuk ke mobil.

Kemudian disusul oleh Sasuke. Mereka pun akhirnya pulang ke mashion. Sasuke pun memutuskan untuk tidur di kamar tamu. Sedangkan istrinya tidur di kamarnya bersama sang ibu. Ayahnya Sasuke tidur di kamar utama.

Bagaimana kisah mereka? Nanti akan kulanjutkan. Selamat membaca teman temanku. Tetaplah kalian bersemangat ya. Sampai jumpa 😊😊😊

Is This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang