Part 46

40 3 0
                                    

   Mereka pun akhirnya bertemu dengan Sakura dan Itachi. " Sasuke dia siapa? Apa dia Sai temannya Sakura itu. Perkenalkan aku Uchiha Itachi, kakaknya Sasuke," kata Itachi. " Oh, aku Sai, temannya Sakura dari kecil. Ya sudah mari kita ke tempatku sekarang. Ikuti aku ya," kata Sai.

   Mereka akhirnya sampai di depan apartemen Ino. Sai pun membunyikan bellnya. " Sebentar," kata Ino. Ino pun membukakan pintunya. " Sakura! Kau disini juga. Oh astaga siapa yang bersamamu itu selain suamimu, Sakura," kata Ino menjerit jerit.

    " Dia kakaknya Sasuke kun, Ino bakaa. Hentikan histerismu ini. Kau gak lihat mereka membawa barang barang. Kau persilahkan mereka masuk, baru nanti kau bertanya sepuasmu, Ino bakaa," kata Sakura. " Hahaha iya deh iya. Apaa! Dia kan pengusaha terkenal itu. Oh astaga aku sampai lupa, suamimu kan anggota keluarga kaya. Pastilah suamimu kebagian kekayaan mereka, iya kan Sasuke san," kata Ino.

   " Ino hentikan itu. Kau membuatku malu dihadapan kakaknya Sasuke san. Maafkan istrinya saya, Itachi san. Ino emang sering kayak gitu, harap dimaklumin aja," kata Sai yang langsung menggarukkan kepalanya.  Sedangkan Sakura hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

   " Gak apa apa Sai san. Aku terbiasa kok, jadi jangan sungkan kepadaku. Oh ya jika Sasuke merepotkan kalian, kalian bisa memarahinya sepuas kalian. Aku gak bisa lama lama, soalnya istri beserta orangtuaku sudah menungguku. Sasuke jaga istrimu itu ya," kata Itachi.

   " Ya," kata Sasuke. Ino pun langsung memberi mereka masuk. " Ini silahkan dinikmati minumannya," kata Ino. Itachi pun meminum minuman buatan Ino. " Ini enak sekali, istrimu pandai buatkan minuman untukku. Tapi maaf aku harus segera balik. Kapan kapan aku menjenguk kalian lagi. Dah semuanya," kata Itachi.

   Sai dan Sasuke pun mengantarkan Itachi sampai ke parkiran. Sedangkan Sakura dan Ino duduk saling berhadapan. " Aku tak menyangka jika kau mau menginap di rumahku. Kalau begitu kenapa suamimu tak mencari apartemen yang lain aja. Merepotkan tau," kata Ino.

   " Sorry sorry. Ini kulakukan demi kebaikanku beserta suamiku juga Ino. Aku takkan bisa tinggal jauh, biasanya aku bisa menghadapinya. Tapi sekarang aku mulai tak bisa tinggal jauh, tiap sebentar pasti aku kangen dengan suamiku jadi kumohon kau mengertilah sedikit Ino," kata Sakura merengek.

   " Ya ya ya, asalkan kau mencintai suamimu ya aku bisa apa. Oh ya apa yang mesti suamimu lakukan ditengah berita yang menggemparkan hidupnya? Solusi apa yang bisa menyelesaikan hidupnya itu?" kata Ino.

   " Aku tak tau Ino. Biarlah itu urusan suamiku aja. Aku hanya bisa mendukungnya aja. Ino kapan kau lahiran, sumpah perutmu itu makin ingin meletus aja. Kalau udah gak sanggup, biar aku keletuskan ya," kata Sakura bercanda. " Enak aja, emang isi perutku ini balon yang bisa kau letuskan begitu aja. Ini isi didalamnya adalah anakku Sakura. Jadi aku takkan biarkan kau meletuskan apalagi kau melenyapkan anakku, Saku. Ingat itu," kata Ino. " Ya ya ya, siapin aku makanan dong. Aku lapar tau," kata Sakura.
    
   Ino pun hanya pasrah dan menyiapkan makanan buat Sakura. Sai dan Sasuke akhirnya masuk lagi. " Sakura mana Ino?" kata Sai. " Dia di dapur. Dia menyiapkan makanan untukku. Oh ya Sasuke kun, di rantang sana ada makanan buatmu. Tadi ibu menyiapkan makanan buatmu. Sai, mending kau bantu Ino deh. Dan tolong kau panaskan makanan yang ada dirantang itu. Aku ingin manja manja dengan suamiku ini. Tolong ya Sai," kata Sakura memohon. " Ya," kata Sai malas.

    Sai pun akhirnya ke dapur. Sementara Sasuke langsung memeluk tubuh istrinya. " Sumpah aku tak sanggup berpisah denganmu. Tapi aku janji, aku akan menyelesaikan semuanya. Aku berjanji kepadamu, sayang," kata Sasuke sambil mengelus perut Sakura.

    " Aku pun sayang. Aku tak sanggup berpisah denganmu Sasuke kun. Tapi ya mau bagaimana lagi. Kita jalani aja dulu, Sasuke kun," kata Sakura. " Kau benar. Kapan kau melahirkan, Sakura. Aku tak sabar ingin mengendong anak kita," kata Sasuke.

   " Sabar dong Sasuke. Masih lama anak kita lahir, tunggu dia siap keluar dari perutku setelah itu kau bebas mengendongnya," kata Sakura. " Itu lama sekali. Ya sudah aku memelukmu gak apa apa kan Sakura?" kata Sasuke. " Boleh sayang," kata Sakura yang langsung memeluk tubuh Sasuke.

   Sedangkan di dapur. Ino sedang membuatkan sesuatu untuk Sakura. Sai pun juga turut membantu Ino. " Seharusnya dia pengertian dengan kondisi aku. Ah menyebalkan deh," kata Ino. " Sabar sayang. Sakura kan tamu kita, sesekali kita melayani dia bukan menggerutu seperti ini. Lagian Sakura sudah banyak membantu kita, sudahlah yang sabar aja Ino. Sini biar aku aja yang ngerjainnya. Kau tinggal bilang aja, nanti aku yang ngerjainnya," kata Sai.

  Sai pun akhirnya yang mengerjain pekerjaan Ino. Beberapa menit kemudian. Masakan Sai telah selesai. " Wah kelihatannya enak. Aku jadi lapar deh, aku cicip sedikit boleh sayang?" kata Ino. " Boleh, beritahu aku jika ada yang kurang ya," kata Sai. " Oke," kata Ino. Ino pun mencicipinya.

   " Gimana, enakkan? Gak asin kan, Ino?" kata Sai cemas. " Enak, yang ini akan kutarok di hadapan Sakura. Kau bawa yang sup ini," kata Ino. Sai pun membawa sup, sedangkan Ino membawa sukiyaki.

   " Ini makanan buat kalian. Silahkan dicoba," kata Sai. " Makasih ya, kalian juga harus makan. Sasuke kun kau makan ya, kasihan mereka sudah capek capek memasakkan sesuatu buat kita. Kau mau apa Sasuke kun?" kata Sakura.

   " Sup tomat aja pakai nasi itu. Tolong diambilin ya," kata Sasuke. Sakura pun paham dan langsung mengambilkan makanan untuk Sasuke. Setelah itu mereka makan.

   " Ini sumpah enak kali sukiyaki. Pasti kau yang buat ini Ino. Benar kan," kata Sakura. " Gak, ini dibikin kami berdua. Sebagian aku, sebagian Sai. Ya kami saling membantulah gitu Sakura. Sasuke san enak kan sukiyaki bikinan kami," kata Ino. " Enak sih enak. Cuma sup tomat ini lebih enak daripada sukiyaki buatan kalian," kata Sasuke.

   " Sasuke kun mah gak boleh bilang seperti itu. Maafkan perkataan suamiku ya. Ya jelas sup tomat ini enak, kan ini buatan ibumu. Ya sudah, aku coba makan punyamu ya," kata Sakura sambil mengambil piring Sasuke.

   " Hei tadi kau sudah ngambil punyaku, sekarang ngambil lagi untuk dirimu Sakura. Ini gak adil namanya. Aku kan juga mau," kata Sasuke. " Kita tuh harus saling berbagi Sasuke kun. Lagian ini juga keinginan anak kita. Gak apa apa juga kali, please ya boleh aku minta secuil makananmu," kata Sakura memohon.

   Sedangkan Ino dan Sai hanya cengo melihat tingkah Sasuke dan Sakura. " Gak, aku gak mau berbagi denganmu. Nanti yang ada kamu habisini punya aku. Kalau mau, ambil aja piring yang baru, trus kamu salin ke piring yg sudah kamu ambil. Jangan ambil punyaku," kata Sasuke.

    " Aku malas ngambil piring, Sasuke kun. Yang dekat itu yang aku ambil. Lagian cuma sedikit doang, kok kamumya yang sewot Sasuke kun. Please minta aku satu aja, pleasee," kata Sakura memohon.

   " Stop guys! Cuma gara gara makanan aja kalian berantem. Ini apartemenku, dilarang ada yang berantem gara gara makanan. Jika ada yang melanggarnya, maka orang tersebut harus menyuapi di samping ia duduk. Berarti Sasuke san harus menyuapi Sakura. Adil kan, ya sudah lanjut lagi makannya," kata Ino marah.

   Sakura dan Sasuke hanya diam. Mereka pun makan sambil disuapi. Diam diam mereka senang akibat perkataan Ino. " Jika begini aku bisa semakin dekat dengan Sasuke kun," batin Sakura. " Jika begini aku bisa dekat dengan istriku. Semoga kayak gini terus. Amiin," batin Sasuke.

    Setelah makan mereka langsung pergi ke kamar mereka masing masing. Sasuke dan Sakura pun langsung berbaring di ranjang.

   " Ngapain aja tadi Sasuke kun? Aku kepo nih. Oh ya tadi siang aku coba menghubungimu, tetapi kamu gak ngangkat. Pas siang itu kamu kemana tadi Sasuke kun?" kata Sakura.

   " Kau menelponku tadi siang Sakura? Oh pantesan tadi, sorry sorry soalnya tadi aku ketiduran di kantor agensiku. Aku kesana untuk menenangkan diriku aja. Sorry kalau aku gak keangkat teleponmu sayang," kata Sasuke merasa bersalah.

    " Ah tidak apa apa sayang. Ya sudah mari kita tidur. Kita tidur sambil pelukan ya," kata Sakura memohon. " Boleh, aku setuju dengan itu," kata Sasuke. Mereka pun akhirnya tertidur.

Bagaimana kisah mereka? Nanti akan kulanjutkan. Selamat membaca teman temanku. Tetaplah kalian bersemangat ya. Sampai jumpa 😊😊😊

Is This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang