---44. Bantuan Lulu (2)---

1.6K 126 62
                                    

Irham segera ke kamar sebelah untuk menyalakan Diana. Dengan komputer berspesifikasi tinggi itu, pencarian lokasi ponsel Ina bisa lebih cepat. Beberapa menit kemudian, ia menemukan riwayat perjalanan ponsel istrinya sebelum tidak aktif. Lokasi terakhir penanda perangkat itu adalah sebuah rumah di Kompleks Teratai. Jantung Irham berdegup kencang. Ina ke rumah Dika lagi? Untuk apa? Sekarang dadanya mulai nyeri. Bukan karena denyut jantung yang menggila, namun karena sakit hati.

Irham meraih dompet dan kunci mobil. Setelah mengenakan masker, ia menderap menuruni tangga, lalu menuju mobil. Dengan setengah hilang akal, ia memacu kendaraan ke rumah Dika.

Begitu sampai di tempat tujuan, ia malah termangu di seberang rumah bercat kuning gading itu. Ia tidak memiliki bukti apa-apa saat ini. Namun, insting membuatnya yakin tengah terjadi sesuatu yang buruk di dalam sana. Sempat terbersit keinginan untuk segera masuk dan menangkap basah apa pun yang terjadi di sana. Niat itu urung karena gerbang rumah Dika tertutup rapat. Bagaimana jika tidak ada orang yang membukanya? Masa ia harus berteriak-teriak dari luar?

Nasib baik masih berpihak pada Irham. Sebuah mobil kecil berwarna putih merapat di depan pagar rumah itu. Seorang perempuan cantik yang masih muda turun, lalu mengeluarkan kunci untuk membuka gembok gerbang. Irham menjadi yakin bahwa perempuan itu adalah salah satu penghuni rumah Dika. Dengan melangkah secepat mungkin, ia menghampiri wanita muda itu.

"Mbak, maaf. Selamat siang," sapa Irham.

Perempuan itu tidak jadi membuka gerbang. Ia menegakkan badan dan memandang Irham dengan tatapan bertanya. Irham bisa melihat warna kulit kuning terang, wajah lonjong, mata bulat dan hidung mancung gadis ini sangat mirip dengan Dika. "Siang. Ada perlu apa, Mas?"

Irham mengulurkan tangan. "Kenalkan, saya Irham," sapa Irham seraya berusaha tersenyum ramah.

Gadis itu tercenung sejenak. Irham sampai khawatir dianggap berniat jahat. Dugaan itu tidak terbukti. Gadis itu menyambut jabatan tangannya.

"Saya Lulu. Mas mau ketemu siapa?"

"Mbak Lulu tinggal di rumah ini?"

"Iya, benar."

"Oh, gini. Saya kan tracing hape istri saya, kok masuk ke rumah ini, ya. Apa istri saya ada di dalam?"

"Mas nggak telepon istrinya?"

Tenggorokan Irham serasa mengering. "Ehm, sekarang ini hapenya mati. Dia ...."

Mata Lulu memicing. "Kok bisa yakin lokasi hapenya istri, Mas?"

"Ehm, saya aktifkan GPS-nya. Lalu saya hubungkan ke hape saya," sahut Irham.

Lulu tercenung. "Istri Mas sering pergi diam-diam, kok sampai di-tracing segala?"

Wajah Irham kontan memanas. Namun, ia butuh bantuan wanita ini untuk masuk ke rumah tanpa keributan. Dengan menekan harga diri hingga serendah keset kaki, Irham menjawab, "Mbak, tolong. Saya harus menemukan istri saya."

Lulu melengos. Yang terbayang dalam pikiran gadis itu justru sang ayah. Sudah lama suasana rumah mereka panas karena kekasih gelap lelaki itu banyak. Ketahuan sekali, sang ayah tak jera, malah mengulangi yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Lulu sempat berpikir perilaku itu seperti kecanduan yang tidak bisa diobati. Apakah ayahnya sekarang semakin gila, membawa gendhakan ke rumah? Bila benar, sungguh peningkatan taraf pengkhianatan! (wanita simpanan)

Pengin tak hiiiih! rutuk Lulu dalam hati.

"Istrinya Mas emang biasa jualan?"

"Oh, iya. Dia suka jualan online," sahut Irham tanpa prasangka.

Wajah Lulu kontan merengut. Irham segera menyadari kesalahannya.

"Oh, enggak, enggak! Bukan jualan yang itu. Dia jualan beneran. Baju, kosmetik, tas, sepatu. Begitu, Mbak."

"Oke. Kalau benar istri Mas ada di dalam, tolong cepat dibawa pergi. Jangan sampai mengganggu keluarga kami lagi!"

Malu sekali Irham mendengarnya. Namun, Lulu benar. Ina memang menjadi pengganggu di keluarga itu. Akhirnya Irham menyetujuinya.

Lulu membuka gerbang dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Begitu pula pintu depan, ia putar anak kunci dan handel sehalus mungkin. Kemudian, ia memberi isyarat pada Irham untuk membuntuti. Tujuan pertama adalah kamar tidur utama.

Pintu kamar dibuka dengan cepat. Ternyata tidak dikunci. Mereka masuk dan hanya menemukan ruangan yang kosong.

"Loh, nggak ada?" gumam Lulu. Ia pikir sang ayahlah yang berulah membawa istri orang. Kalau begitu, siapa yang berbuat gila di rumah ini?

Lulu keluar dan segera menuju ke belakang. Kamarnya dibuka. Ternyata ruangan itu juga kosong. Satu-satunya yang tersisa adalah kamar sang adik. Ia tidak yakin akan menemukan sesuatu di sana. Tapi siapa tahu, bukan? Jika semua kamar lain kosong, bukan tidak mungkin sang ayah meminjam kamar Dika. Lulu memburu ke sana, lalu membukanya dengan secepat kilat. Seketika ia memekik, kaget luar biasa.

"DIKA? KOK MALAH KAMU?!"

__________

[1] serundeng adalah daging sapi yang diolah dengan parutan kelapa sangrai.


///////////////////////////

Mau baca Love You Still sampai tamat dan nggak pake nungguin apdetan sampai belasan purnama? Langsung aja meluncur ke KBM atau Karya Karsa.

Ada 2 cara buat Sobat yang punya akun Karya Karsa:

1. Paket 30 hari: Cukup dengan Rp25.900,- Sobat dapat membaca LYS sampai tamat. Caranya: Pastikan Sobat semua menggunakan voucher senilai Rp. 20.000,- untuk pembelian "PAKET LOVE YOU STILL 30 HARI". KODE VOUCHER: love112023

2. Mau menyimpan Ina-Irham buat dibaca selamanya? Gunakan "PAKET LOVE YOU STILL SELAMANYA". Dengan hanya Rp49.900,- Sobat bisa baca LYS bolak-baik sampai bosen 😁😁😁 Sementara nggak ada voucher untuk paket ini, ya, karena udah murah banget. Paket ini bisa discroll di Tab PAKET di Karya Karsa.

Pastikan beli koinnya lewat website Karya Karsa, ya, biar dapat harga paling murah.

Love You StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang