---39. Nasihat(1)---

1.3K 141 48
                                    

Irham menunggu di muara jalan hingga Ina terlihat membelok masuk ke ruko, baru menyusul. Dengan setengah berlari, ia mengejar Ina yang akan ke kamar mandi.

"In!" panggilnya. Istri kecil itu menoleh. "Kamu dari mana?"

Ina sebenarnya enggan bersitatap dengan Irham. Lelaki itu tidak terlihat marah, namun Ina merasa dikuliti. Pergumulan dengan Dika tadi terasa bagai mimpi indah yang buyar saat terjaga. Kenikmatan itu sekarang lenyap, tertutup oleh ganjalan rasa was-was di dasar hati.

"In! Ditanya kok malah bengong. Kamu dari mana?" Irham mengulang pertanyaan. Melihat Ina yang tidak mau membalas tatapannya, Irham semakin yakin Ina telah melakukan kesalahan.

Merasa dicecar, Ina menguatkan hati untuk menatap Irham. Ia merengut maksimal supaya tidak diserang balik. "Dari Pasar Atom! Mas nggak dengar aku ngomong telepon tadi?"

Wajah kusut itu membuat dada Irham mendidih. Sudah berbohong, Ina malah memusuhi seolah ia penjahat. Ia mendekat dengan menancapkan pandangan setajam pedang. "In, kamu udah tahu kan aku gimana? Aku paling nggak suka dibohongi. Kalau nggak pintar bohong, jangan coba-coba karena pasti ketahuan."

Ina menelan liur diam-diam. Hatinya bergetar juga ditegur seperti itu. Namun, bukan Ina kalau menyerah begitu saja. "Mas Ir! Mas juga tahu aku gimana. Aku paling nggak suka dicurigai!"

Dengan dengkusan kasar, Ina membalikkan badan, masuk ke kamar mandi. Masih untung ia tahu sopan santun, pintu tidak dibanting saat ditutup.

Tersisa Irham yang nanar menatap pintu. Geram sekali hatinya. Ia tidak punya bukti selain Ina berbohong tentang tujuan kepergiannya. Namun, insting acapkali lebih tajam dari logika. Dulu Dwita pun seperti ini. Pergi tanpa pamit dan sering membuat alasan aneh. Tahu-tahu, beberapa pegawainya melihat Dwita pergi berduaan dengan lelaki. Saat ditanya, dengan santai Dwita menjawab dirinya telah mencintai orang lain. Harga diri lelaki mana yang tidak hancur bila dicampakkan seperti itu?

Waktu itu, ia memohon Dwita untuk tidak pergi. Setahun ia berusaha, namun jawaban wanita itu adalah, "Aku seperti ngomong sama batu! Percuma! Kamu nggak mau berubah."

Apa yang harus berubah? Meninggalkan pekerjaan lalu menjadi pengangguran? Bukankah laki-laki wajib menjamin kesejahteraan keluarga?

"Istrimu itu komputer, Ir!" cetus Dwita waktu itu.

Irham tak mengerti mengapa Dwita tidak mau berkorban barang sedikit. Ia tidak boleh menyentuh komputer? "Kamu pikir aku senang-senang dengan komputer? Aku kerja! Kita hidup dari apa? Komputer itu yang memberi kita nafkah, Ta!" balasnya, tak kalah sengit.

Akhirnya, Irham sadar bahwa semua itu hanya masalah yang dicari-cari Dwita demi menutupi perselingkuhan. Kalau hati sudah berpindah ke orang lain, seribu alasan akan ditemukan untuk membenarkan perbuatan itu. Ia pun menerima perpisahan mereka.

Sementara itu di kamar mandi, Ina duduk lemas di kloset. Ia tidak sempat mandi di rumah Dika karena buru-buru ingin pulang. Ternyata sisa-sisa cairan pemuda itu masih ada dan menodai pakaian dalam. Ina segera mencucinya dengan perasaan tidak karuan.

"Kamu mau jadi perempuan apa?"

Kata-kata Irham yang memarahinya dulu terngiang kembali. Ina diserbu rasa bersalah yang menyesakkan dada. Ia benar-benar telah menjadi perempuan yang hina.

Astaga!

Apa kata ayah dan ibunya bila tahu perbuatan itu? Ina mengusap wajah dengan kedua tangan, berusaha mencerna pengalaman aneh yang telah menyeretnya ke lembah dosa. Cepat-cepat ia mengguyur kepala dengan air dingin. Begitu pula yoni, disemprot berkali-kali. Perbuatan yang sia-sia. Dosa telah dipahat. Tidak ada air yang sanggup membersihkannya.

Ina tidak habis pikir, mengapa semudah itu dirinya terseret kenistaan. Mengapa ia harus mempunyai organ yang berdenyut dan selalu menuntut untuk dipuaskan? Apakah Yang Mahakuasa sengaja menciptakan benda misterius ini untuk menguji kesetiaan ciptaan-Nya? Oh, ia tidak terima! Ia tidak minta diberi tubuh penuh hormon yang sangat bergairah.

"Udah nggak zamannya seks dikait-kaitkan dengan neraka. Itu kan cuma kebutuhan manusiawi biasa."

Kata-kata Dika kini menggaung nyaring di kepala Ina. Kebutuhan manusiawi belaka, tapi mengapa mengurusnya serumit ini? Mengapa ada banyak sekali batasan? Mengapa seks menjadi hal sensitif dan tabu? Yang paling membuat jiwa Ina memberontak adalah tubuhnya bisa mencapai kenikmatan puncak tapi harus diredam demi ikatan yang disebut pernikahan. Entahlah. Ina mendadak merasa semua ini tidak adil. Lebih baik tidak usah punya gairah dan hasrat saja kalau toh tidak bisa dirasakan dan dinikmati.

Cukup lama Ina berada di kamar mandi. Saat keluar, ia segera menghindar dari tatapan penuh tanya suaminya. "Aku udah," ujarnya dengan nada datar demi menutupi hati yang kacau.

Irham mendekat dan meraih tangannya. Ina adalah harapan masa depan. Ia tidak ingin hal buruk menimpa rumah tangganya kali ini. Ia harus bisa mengarahkan dan mengajari Ina bagaimana menjadi istri dan ibu rumah tangga yang baik. "In, aku—"

"Apa lagi?" sambar Ina sambil mendelik.

Mulut Irham terkunci. Ia tidak tahu harus bicara apa untuk menasehati istrinya. Ina mundur dan menepis tangan Irham.

"Mas Ir! Jaga jarak! Mas belum mandi, kok malah pegang-pegang! Aku harus cuci lagi, nih! Bikin repot aja!"

Setelah menyemprot, Ina membalikkan badan, masuk lagi ke kamar mandi, meninggalkan Irham yang darahnya naik ke ubun-ubun karena diteriaki.


////////////////////

Yah, Ina ....
Siapa yang kecewa? Lampiaskan ueng-unegmu di kolom komentar.

.

Mau hemat baca Love You Still sampai tamat nggak pake nungguin apdetan sampai belasan purnama? Langsung aja meluncur ke KBM atau Karya Karsa.

Ada 2 cara buat Sobat yang punya akun Karya Karsa:

1. Paket 30 hari: Cukup dengan Rp25.900,- Sobat dapat membaca LYS sampai tamat. Caranya: Pastikan Sobat semua menggunakan voucher senilai Rp. 20.000,- untuk pembelian "PAKET LOVE YOU STILL 30 HARI". KODE VOUCHER: love112023

2. Mau menyimpan Ina-Irham buat dibaca selamanya? Gunakan "PAKET LOVE YOU STILL SELAMANYA". Dengan hanya Rp49.900,- Sobat bisa baca LYS bolak-baik sampai bosen 😁😁😁 Sementara nggak ada voucher untuk paket ini, ya, karena udah murah banget.

Pastikan beli koinnya lewat website Karya Karsa, ya, biar dapat harga paling murah.

Love You StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang