[12] Keterangan

11.6K 1.9K 136
                                    

Kalian baca ini pas sebelum revisi, apa pas lagi di revisi?



"Papa om janji ya? Bakal telus jadi temen telbaik Dede!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa om janji ya? Bakal telus jadi temen telbaik Dede!"

___Mawar___

Netra hitam jernih milik si cantik yang tengah mengerutkan dahinya itu, menatap kembali sebuah surat di tangannya.

Beruntung, di umurnya yang terbilang masih belia. Ia sudah bisa membaca, meski harus di eja hurufnya satu-persatu terlebih dahulu.

Bocah cantik itu, menatap iba ke arah sang pemuda yang masih membelakanginya—tengah memasang puzzle, melanjutkan yang telah ia susun.

"Papa om," panggilnya.

Afgan membalikan badan. "Iya, kenapa?"

"Lumah sakit Pelita Kaltini itu ... tempat papa om peliksa ya?"

Afgan mengangguk, ia mengambil surat yang tengah di pegang bocah itu. "Iya, dan ini surat keterangan kalo gue udah kembali checkup."

"Keltas-keltas yang di sana juga?" Tunjuk Mawar, pada sebuah kotak berukuran sedang.

Afgan tersenyum. "Iya. Soalnya, itu di butuhin kalo gue nggak masuk sekolah buat beberapa hari."

"Lo dari kapan bisa baca de?" Afgan bertanya.

"Balu-balu ini, soalnya momsna sama papa Dede suka datengin gulu ke lumah buat ajalin Dede."

Sang pemuda mengeryit. "Bukannya kata lo, lo udah sekolah? Kok masih harus les?"

Si cantik menggeleng. "Dede nggak tau, tapi kata momsna, bial Dede nggak bosen kalo di lumah. Jadi, mending belajal aja, ada manfaatnya. Gitu."

"Omongan lo de, kayak orang gede aja" kekeh Afgan.

Pemuda itu jadi teringat orangtua Mawar, ngomong-ngomong kenapa bocah cantik ini tidak merengek untuk pulang ya?

"De," panggil Afgan. "Lo nggak pengen pulang ke rumah lo?"

"Papa om kenapa? Nggak suka ya, ada Dede disini." Raut wajah sang bocah terlihat sedih.

Afgan panik. "Eh bukan gitu! Maksud gue, masa lo nggak kangen orangtua Lo sih De?"

"Dede kangen meleka kok! Siapa bilang Dede nggak kangen. Cuman, kalo di lumah. Dede cuma bisa belajal sama Bu gulu, di lalang main ini itu sama momsna. Makanya, Dede nyaman sama papa om dan Tante mami, kalena kalian nggak lalang-lalang Dede ini itu!" Serunya dengan semangat.

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang