[33] Membawa perubahan

7K 1.3K 143
                                    

Hujan deras di mengguyur kota Bandung dan sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras di mengguyur kota Bandung dan sekitarnya. Hal itu membuat Afgan dan sang mami, terjebak di warung makan hingga sore hari.

Saat ini, mereka berdua tengah berada di ruangan Lastri. Seraya meminum teh untuk menghangatkan badan yang merasa kedinginan.

"Afgan baru tau loh mi, kalo om Sam ternyata nggak punya istri."

Lastri memegang secangkir teh untuk menghangatkan tangannya.

"Istrinya meninggal empat tahun lalu, hanya berbeda beberapa bulan setelah kepergian ayah kamu."

Afgan mengangguk. "Katanya, anaknya juga meninggal."

"Om Sam cerita, almarhumah istrinya itu kecelakaan yang menyebabkan si janin meninggal di dalam rahim dan istrinya tidak tertolong karena pendarahan." Terang sang ibu.

Afgan jadi prihatin pada pria itu.

Lastri menyimpan teh nya di meja, wanita itu menatap sang putra.

"Kata kamu dua minggu lagi udah ulangan semester'kan Gan?"

Sang putra mengangguk.

"Udah ada rencana mau di lanjut ke kampus mana?" tanya Lastri.

Afgan menggeleng. "Belum mi."

"Kenapa? Mami nanya ini udah berkali-kali loh, Gan. Bahkan waktu pertama kamu nginjek kelas tiga aja, mami udah nanyain. Kok jawabannya masih sama?" Ia heran, apa yang di pikirkan sang putra sebenarnya.

Afgan menatap jendela, hujan di luar masih sangat deras.

"Afgan nggak tau, mi. Bingung."

Lastri berdecak. "Ya se-enggaknya kamu bilang, mau masuk kuliah mana? Di sekitar sini 'kan banyak, cuman ... kalo kamu maunya ke luar kota, mami nggak akan ngijinin."

Afgan menatap kosong ke arah taman belakang. "Afgan bingung mi. Afgan takut nggak kuat."

"Nggak kuat gimana maksud kamu?!" sentak Lastri.

"Kalo kambuh," jawab Afgan, keceplosan.

"Dada kamu sering kambuh di sekolah, Gan?" Lastri terlihat langsung khawatir.

Afgan menggeleng, terlihat panik saat menjawabnya. "Nggak."

"Jawab jujur, Gan!" tegas Lastri.

Sang putra mulai mengangguk dengan pelan.

"KOK KAMU NGGAK BILANG SIH GAN!"

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang