[22] Mengikuti lomba

8.4K 1.7K 112
                                    

Paisuk
Fano, Fino, Anda

Fano
Udah baca grup kelas?

Fino
Udah

Fano
Heh pinter! Gue 'kan di sebelah lo, ngapain nimbrung di grup!

Fino
Terserah gue.

me
Ada apa emangnya di grup? Gue males buka arsipan chat kelas.

Fano
Ketos ngirim poster perlombaan antar kelas, lo ikut nggak? Biar gue daftarin ke Bu KM. Soalnya kegiatannya mulai di lakuin besok lusa.

me
Lomba ap?

Fino
Banyak.

Fano
Basket, bola, pidato, puisi, sama nyanyi.

me
Gue ikut.

Fino
Nyanyi?

me
Basket.

•••

"Gan, makan dulu!"

Lastri mengetuk pintu kamar putranya. Afgan buru-buru mematikan ponsel dan membuka pintu.

"Iya mi, ayo!"

Mereka duduk lesehan, Lastri mengambil porsi untuk putranya makan.

Mereka makan dengan tenang, suara jam mengisi kekosongan di antara mereka.

Setelah selesai makan, Afgan membawa piring dan belas piring sang mami untuk ia cuci.

Sedangkan Lastri, membereskan menu makannya untuk di tutup menggunakan tudung saji.

"Mi. "Afgan memanggil sang ibu.

"Iya, kenapa?"

Afgan duduk di atas karpet, di ikuti sang ibu yang duduk di depannya.

"Di sekolah ada perlombaan, di mulainya nanti lusa. Afgan mau daftarin diri buat jadi peserta lomba, nggak pa-pa 'kan?" ijinnya.

Lastri mengangguk. "Ya nggak pa-pa, mami doain semoga kamu menang." Wanita itu menatap putranya. "Kamu jadi perwakilan kelas buat lomba nyanyi 'kan?"

Afgan menggeleng.

Sang ibu mengeryitkan dahi. "Terus? Lomba apa?"

"Basket. Boleh'kan?"

Raut wajah Lastri menunjukkan ketidaksukaannya, wanita itu berdiri. "Buat lomba yang menyangkut kondisi fisik, mami nggak ijinin!"

Afgan mengikuti langkah sang ibu yang berjalan ke arah ruang tamu.

Wanita itu menaikkan volume televisinya.

"Mi! Cuman sekali aja, boleh ya? Lagipula, ini tahun terakhir Afgan buat ikut lomba. Mami nggak lupa 'kan? Tahun besok Afgan udah lulus sekolah?"

Lastri menatap putranya kesal. "Mami ijinin kamu, kalo itu lomba nyanyi. Selebihnya, mami nggak ijinin!" tegasnya.

Afgan mengacak rambutnya kasar. "Kalo mami khawatir, Afgan bakal datang ke dokter Gunawan. Afgan bakal konsultasi lagi sama beliau, besok pulang sekolah Afgan bakal ke rumah sakit."

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang