[48] 79 hari, selesai.

8K 1.8K 808
                                    

Bawalah cintaku–Afgan

Ini jadi part terpanjang, happy reading!

•••

Di bawah langit malam bertabur bintang, suasana rumah Lastri terdengar hangat dengan tawa dari tiga remaja yang tengah menjahili si cantik Mawar.

Sesuai keinginan bocah itu, ia ingin malam ini mereka main di halaman rumah sambil barbeque-an. Sejak si kembar datang ke rumah, bocah itu terlihat senang karena rumah ini semakin ramai. Terlebih dengan sifat Fano yang menyenangkan.

Sam menyimpan baki berisi daging panggang serta sosis bakar di atas karpet, sedangkan di belakangnya ada Lastri yang membawa minuman segar.

Si cantik Mawar langsung mengambil satu sosis dan memakannya. Ia duduk di samping Afgan yang bermain gitar.

Ke-enam orang itu, duduk melingkar. Mereka menikmati udara malam ini.

Fino, pemuda itu terlihat tersenyum senang. Hanya di rumah Afgan, ia benar-benar bisa merasakan apa itu kehangatan keluarga.

"Sumpah tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu."

Afgan, serta si kembar bernyanyi bersama. Nyatanya, Afgan menyanyikan lagu 'Bawalah cintaku' ia tunjukkan untuk Sam, pria yang saat ini tengah menikmati alunan musik yang di bawakan.

"Kini ku tau bagaimana cara ku untuk dapat terus denganmu"

Di sisi lain, Sam tersenyum tipis. Ia teringat dengan pernikahannya dan Lastri yang kini terjadi begitu saja. Lewat pemuda yang tengah memangku gitarnya inilah, ia bisa bersatu dengan cinta pertamanya.

Afgan menarik napas panjang dan mengeluarkan suaranya dengan pembawaan yang begitu tenang.

"Bawalah pergi cintaku ...." Pemuda itu melirik Sam yang melemparkan senyum tipisnya, yang dimaksud cinta dalam liriknya yaitu untuk sang mami, Lastri.

"Ajak kemanapun kau mau ...." Ia iklhas, jika sang mami akan di bawa pergi oleh pria yang duduk di sampingnya ini, pria yang berstatus sebagai suami baru sang ibu.

"Jadikan temanmu ... temanmu paling kau cinta ...." Afgan menunduk, netrannya berkaca-kaca. Ia berharap, Sam bisa menjadi suami sekaligus teman terbaik untuk sang mami.

"Disini ku pun, begitu ...." Karena ia juga memberikan hal terbaik untuk ibunya.

"Terus cintaimu di hidupku ... di dalam hatiku."

"Sampai waktu yang pertemukaaan ... kita nanti." Afgan menghembuskan napas berat, setelah selesai menyanyikan lagu itu. Bait terakhir begitu berat ia nyanyikan.

Si cantik Mawar menepuk tangan begitu heboh. "Suala kalian bagus, Dede suka! Dede kasih nilai, selatus buat kalian!"

Fano melempar botol kosong ke arah si bocil. "maaf mba, kita nggak ikutan audisi!"

Lastri dan Sam terkekeh. Mereka senang, karena suasana rumah yang ramai.

"Galau kamu, Gan?" tanya Sam, iseng.

Afgan terkekeh. "Nggak. Saya sengaja bawain lagu itu, perwakilan dari hati saya buat Abi."

"Cielah, Tante ... masa anaknya bucin ke bapak tiri, Tan," celetuk Fano.

Lastri hanya tersenyum.

Sedangkan Afgan, kembali melanjutkan ucapannya, "bi, mami saya udah jadi istrinya abi Sam. Saya tau abi punya tempat tinggal sendiri. Untuk itu, kalo mau ajak mami pergi dari rumah ini. Saya ikhlas, karena sejatinya seorang istri mengikuti kemanapun suaminya pergi 'kan?" Afgan memberikan senyum terbaiknya.

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang