[40] "Papa om, yang kuat ya."

5.6K 1.3K 93
                                    

Hari libur sekolah telah tiba, Afgan selalu membantu ibunya di warung makan.

Ia melihat beberapa status teman-teman sekelasnya yang sudah sampai di Bali.

Saat ini, pemuda itu tengah mengelap piring di samping Tari. Sedangkan gadis itu, bertugas untuk mencucinya.

Afgan tersentak saat lehernya di peluk oleh seseorang.

"Allahuakbar! Woy de, ngagetin aja lo!" sentak Afgan.

Ia menyimpan piring terakhirnya, pemuda itu berbalik menatap si bocil yang memakai baju kelinci, di sertai dengan tas gandong bentuk kelinci.

Ini bocah kembarannya kelinci?

"Papa om! Dede mau main sama papa om!"

Lah?

Afgan berdiri, ia menggandeng tangan si bocil untuk keluar dari area dapur. Pemuda itu mengajaknya ke arah ruangan sang ibu.

"De? Nggak ikut ke Bali?" tanya Lastri, setelah bocah itu duduk di sofa.

Mawar menggeleng. "Dede mau libulan di lumah papa om sama Tante mami aja, boleh nggak?"

Hah?

"Maksudnya?" tanya Afgan.

"Dia ingin menginap di rumah kalian, hanya satu hari. Karena saat ini Bram dan Luna juga tengah ikut ke Bali," celetuk Sam yang masuk ke ruangan begitu saja.

Pria itu duduk di sofa.

Bocah cantik itu mengangguk. "Iya, boleh ya? Besok Dede pulang lagi kok, di jemput om Sam. Iya 'kan om?!"

Sam mengusap kepala sang ponakan. "Iya."

"Dede kangen lumah papa om sama Tante mami, boleh ya?" pintanya, memasang wajah memelas.

Tentu saja, dengan senang hati Lastri mengangguk. "Boleh dong! Tante mami 'kan udah pernah bilang, kapanpun Dede mau ke rumah. Datang aja!"

Bocah itu tertawa dengan senang, ia di ajak Lastri untuk melayani pelanggan di depan.

Sedangkan di ruangan, tersisa Afgan dan Sam.

"Bukannya om sama si bocil mau ikut ke Bali? Kenapa nggak jadi?"

Sam mengambil toples di meja yang berisi kacang.

"Saya ada kerjaan, terus saya bilang ke si Ade kalo kamu dan ibu kamu lagi sedih. Dia nggak nanya apa-apa lagi, tapi dia cuman minta buat anterin ke rumah kalian dan nginep untuk satu hari. Kamu keberatan?" tanya Sam, menatap pemuda itu.

Afgan menggeleng. "Nggak," jawabnya, "om juga nggak sekalian nginep nih?" Ia menggoda pria itu.

Sam menatapnya sinis. "Kamu mau saya di grebek warga?!"

•••

Sesuai perkataan si bocil, sore ini ia ikut pulang ke rumah Afgan. Setelah makan, Lastri mencuci piring. Sedangkan Afgan mengajak si bocil bermain di halaman.

Entah apa yang keduanya lakukan, tapi Lastri bisa mendengar tawa renyah keduanya.

"Tante mami! Tante mami!" Mawar berlari ke arah Lastri yang baru saja beres mencuci piring, ia berteriak dengan heboh sambil tertawa.

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang