[44] Jangan pernah menyakitinya

4.9K 1.2K 118
                                    

Di komentar kemarin banyak juga yang ada di fase cinta 2d, bahkan dari 2 - 6 tahunan༎ຶ‿༎ຶ pliss, kalian kok bisa tsii mendem perasaan selama itu?!

But, semoga di pertemukan dengan orang yang tepat ya! ♡

Oke. Happy reading!



"Apapun yang menjadi akhirnya, itu sudah menjadi takdir-Nya."

__Sam__

Libur sekolah sebentar lagi usai, Afgan kini tengah mengantar sang mami untuk mengurus surat-surat pernikahan.

Opa Arman dan Oma Ayu, sengaja menyuruh putra mereka–Sam, untuk menyegerakan pernikahan. Setelah mendengar kabar bahwa ia akan menikahi Lastri, wanita yang dekat dengan cucu mereka.

Mengurus surat pernikahan tidak lama, hanya butuh tiga hari sampai benar-benar beres. Karena sebelumnya, Lastri dan Sam sudah mengetahui dokumen apa saja yang di perlukan untuk pernikahan. Jadi, tidak butuh waktu lama untuk mengurusnya.

Besok, adalah hari bersejarah untuk Lastri.

Tak henti-hentinya Afgan mengucapkan terima kasih pada sang ibu karena sudah mau mengikuti kemauannya.

Lastri sendiri meliburkan warungnya sejak dua hari yang lalu, dan besok mungkin ia akan kembali membuka warung itu.

Siang ini, Afgan mengajak sang ibu ke danau. Sebelum besok, ia benar-benar ia membagi ibunya dengan Sam.

Lastri menikmati suasana sepi ini, wanita itu duduk di bawah pohon di ikuti sang putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lastri menikmati suasana sepi ini, wanita itu duduk di bawah pohon di ikuti sang putra. Netrannya menatap sekeliling danau, airnya yang tenang, serta semilir angin lembut begitu membuatnya betah untuk berlama-lama disini.

"Mami pikir kamu udah jarang ke sini, Gan."

"Ini jadi tempat favorit Afgan, mi."

"Kamu udah sering ke sini?" tanya Lastri.

"Udah beberapa kali. Setiap Afgan ngajak mami, mami sibuk sama warung makan."

Lastri terkekeh. "Kesini sama siapa?"

"Sama Kiara, yang waktu itu Afgan pulang bareng sama dia loh, mami inget?"

Lastri mengangguk. Ia ingat.

"Terus sama om Sam. Udah dua kali kita ke sini, buat liat senja. Kapan-kapan, kita ke sini bareng. Ajak si bocil juga! Pasti udah heboh dia bakal lari-larian," ucap Afgan, ia membayangkan si bocil yang selalu  excited dengan hal-hal baru.

Lastri menatap putranya yang terlihat bahagia.

Bahagia? Jika di tanya ia bahagia atau tidak, jawabannya entahlah. Dia sendiri bingung. Besok hari pernikahannya, tapi Lastri hanya bahagia saat melihat putranya tersenyum seperti ini.

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang