[21] Keluarga si bocil

8.4K 1.5K 78
                                    

"Ayo dong kak Ki, anterin Dede ke lumah papa om"

Gadis itu tetap tak menghiraukan, kembali sibuk dengan buku pelajaran yang tengah ia baca.

Mawar, bocah itu mencebikkan bibirnya kesal, lantaran keinginannya untuk berkunjung ke rumah Afgan tak di hiraukan sang kakak. Padahal, Kiara sudah mengatakan bahwa besok Afgan dan Lastri akan ke rumahnya.

Netra hitam itu berkaca-kaca, bersiap untuk mengeluarkan tangisnya yang sudah ia tahan sejak lima menit yang lalu.

"Kak Ki, ayo main ke lumah papa om!" rengeknya, mulai mengguncangkan tangan sang kakak.

Kiara berdecak. "Hari ini waktunya istirahat, emang nggak capek apa? Kakak udah bilang, nanti besok Tante Lastri sama Afgan mau ke sini." jelasnya.

Bocah itu kembali menggoyangkan lengan sang kakak, membuat sang empu menatapnya kesal.

"Dede nggak capek, Dede mau ketemu papa om! Dede kangen papa om kak Ki!" tegas bocah itu, menatap sang kakak sambil melotot.

Kiara memutar bola matanya malas, lantas menutup buku pelajarannya dan menghadap Mawar sepenuhnya.

"Ini udah malem. Mau sabar nunggu besok? Atau kakak nggak ijinin kamu ketemu dia lagi?" tegas Kiara.

Mawar turun dari kasur sang kakak, bocah perempuan itu mulai menyentak tangan kakaknya kasar.

"Kak Ki nyebelin! Dede malah sama kak Ki, Dede aduin kak Ki ke momsna. Awas aja!" pekik bocah itu keluar kamar, tak lupa isak tangis menemani langkah kecilnya.

Kiara berdecak, netrannya menatap sang adik yang mulai menjauh dengan pandangan iba.

"Bahkan, saat mereka tau kamu udah di rumah. Mereka tetap fokus dengan kerjaannya."

•••

Saat ini Afgan tengah berada di teras rumahnya, pemuda itu memakai celana jeans hitam di padukan dengan kemeja hitam polos. Tak lupa, ia juga memakai topi putih bertuliskan 'adidas'

Ia menatap dirinya di pantulan jendela, Afgan tersenyum menatap penampilannya sendiri. "Cakep banget gue," pujinya.

Ia menatap jam hitam di tangannya, Afgan berdecak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia menatap jam hitam di tangannya, Afgan berdecak.

Ia masuk ke dalam rumah, dan mengetuk pintu kamar sang ibu.

"Mami? Kok lama sih, udah siang loh ini! Cepetan dong."

Demi memenuhi undangan dari keluarga si bocil Cantik alias Dede Mawar. Di hari Minggu ini, mereka sudah siap untuk berangkat ke rumah bocah itu.

Saat ia dan ibunya tengah makan malam, ada notifikasi dari ponselnya. Ia sempat heran saat sang pengirim chat hanya memberikan letak lokasi, saat ia akan bertanya siapa? Ternyata, itu Kiara.

Pintu kamar dibuka, Afgan menatap penampilan ibunya yang memang benar, jika mereka jalan bareng orang-orang akan mengira bahwa keduanya adalah kakak beradik.

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang