[19] Martabak

8.9K 1.6K 63
                                    

"Kepada langit malam, ku titipkan doa pada dia yang telah jauh dari pelukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kepada langit malam, ku titipkan doa pada dia yang telah jauh dari pelukan."

___A f g a n___

Malam tiba, jam menunjukkan pukul setengah delapan. Setelah Afgan pergi ke masjid saat waktu Maghrib tiba, pemuda itu diam di masjid sambil menunggu waktu isya.

Afgan yang sudah pulang dari masjid, langsung berada di kamarnya. Ia lupa jika harus menyiapkan tugas.

Lastri merasa bosan, tidak terdengar suara cempreng gadis kecil yang beberapa hari ini memenuhi ruangannya.

Setelah selesai melipat pakaian dan menyimpannya ke keranjang untuk nanti di setrika, wanita itu mengetuk pintu kamar sang putra.

"Gan," panggil Lastri.

"Buka aja pintunya mi, nggak Afgan kunci kok."

Lastri membukanya, wanita itu melihat sang putra yang tengah menelungkup-kan badannya dengan tangan yang dijadikan bantal.

Afgan menatapnya, pemuda itu langsung mengambil posisi duduk.

"Sarungnya kenapa belum di ganti sih?! Nanti 'kan kusut, ishh kamu tuh ya!" omel Lastri.

Afgan menunjukkan senyum lebarnya. "Lupa, keburu ngerjain tugas tadi."

Sang mami berdecak, wanita itu duduk di kasur Afgan.

"Gan, mami rasanya mau martabak deh."

Afgan menatapnya. "Malam-malam gini, Mi?"

Lastri mengangguk. "Iya, kenapa? Kamu keberatan mami suruh beliin martabak?"

Afgan menggeleng, ia mengacak rambutnya kasar.

Lastri menatapnya heran. "Tugas kamu belum selesai?"

"Nggak, udah beres kok." Afgan menjawabnya dengan cepat.

"Terus? Kenapa? Males mami suruh beli martabak?" tanya Lastri, terdengar ketus.

Afgan menghela napas berat, ia tersenyum menatap sang mami. "Enggak, siapa bilang Afgan malas? Mami mau martabak? Ayo, kita beli!"

Lastri menatapnya kesal. "Terus, kenapa raut wajahnya kayak kesal gitu hah?!"

Afgan mengusap wajahnya. "Mami, tadi kan waktu pulang dari taman raya, Afgan nawarin mami buat beli sesuatu 'kan? Terus mami bilang nggak mau. Kok sekarang udah malem gini mau sih?"

Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang