"Nah geser dikit om."
"Eh, ini terlalu tengah. Ngalangin jalan, geser lagi dikit om."
"Segini?"
Afgan melihat posisi meja makan yang baru di beli oleh Sam itu.
Ia menggeleng. "Kayaknya geser kayak posisi awal deh om, lebih enak di liatnya."
Sam menatapnya tajam. "Kalo gitu ngapain capek-capek saya geser sana-sini!" ketusnya.
Afgan terkekeh. "Kali-kali saya repotin sultan bisa kali," jawabnya.
Sam memutar bola matanya malas, pria itu duduk di kursi.
Cielah, ada yang punya meja makan baru nich.
Melihat Sam yang sepertinya kelelahan, Afgan berinisiatif mengambil pria itu minuman dingin.
Ia duduk di kursi sebrang Sam.
Pria itu meminum air yang Afgan serahkan untuknya.
"Nah, sekarang'kan enak, Gan. Duduknya di kursi kayak gini. Nggak kayak tadi, duduknya cuman di atas karpet."
"Nggak lah, sama aja kata saya mah om. Sama-sama di dudukin pantat."
Sam mendengkus.
"Makasih ya om meja makannya."
"Sama-sama, cuman beliin meja makan doang, kecil itu mah."
Afgan menatapnya sinis. "Mulai, mulai, sombong!"
Pria itu terkekeh. Ia berdiri, merapikan jas mahalnya dan menatap jam rolex di tangannya.
"Udah sore, saya mau pulang."
Afgan mengantarkan pria itu di depan pintu, tak lupa ia juga menyalami tangan Sam.
Sebelum masuk ke dalam mobil, Sam menepuk pundaknya.
"Ingat, jangan lupa minta maaf sama ibu kamu sekarang. Nggak baik marahan lebih dari dua hari."
Afgan mengangguk. "Siap laksanakan om!"
•••
Jam menunjukkan pukul lima sore, Afgan yang hendak menjemput sang mami di warung. Sudah terlebih dahulu melihat ibunya turun dari angkot, dan berjalan menghampirinya.
Afgan mencium punggung tangan sang mami, ia menyimpan helm yang tadi hendak di pakai.
Lastri menatap penampilan putranya yang sudah rapi, dengan jutek ia bertanya, "mau kemana kamu?"
"Tadinya mau jemput mami, tapi keburu datang maminya. Jadi, ya udah nggak jadi."
Lastri mengangguk, wanita itu memasuki rumah dengan wajah judesnya. Afgan pun mengikutinya.
Afgan duduk di sofa. Ia akan meminta maaf pada sang ibu, perihal ucapannya dua hari yang lalu.
Sedangkan Lastri, masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri. Keluar dari kamar, wanita itu sudah memegang handuk dan pakaian ganti di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afgan : Jadi Papa Dadakan! [END]
Fiksi Remaja"Papa, Dede lapel." Mata Afgan membola! Heh, apa tadi? Papa? "Heh bocah! Gue bukan bapak lu!" ••• "Afgan janji, akan mencari pahlawan pengganti untuk jagain Mami." ••• Ini tentang Afg...