Chapter 8: Always love you

42.4K 3.5K 845
                                    


"Kenapa kakak tak turun kebawah? Kan mommy tidak ada jadi kakak bisa makan sepuasnya. Kata daddy Ev tak boleh terlalu lama berdiam di rungan."

Evelyn tersentak, segera ia menunduk ketika Elios menatap dirinya dengan tajam dan penuh jengkel.

"Na nanti bisa sakit. Harus keluar main dengan matahari pagi."

"Ini." Evelyn menyodorkan sebuah pancake.

"Makannya harus diluar kalau tidak Ev tak mau kasi."

"Sok baik padahal penuh dengan kepalsuan." Imbuh El tiba tiba.

Akhirnya Elios mengutarakan apa yang selalu ia fikirkan tentang betapa buruknya gadis ini. Evelyn mendongak menatap Elios dengan tatapan bingung.

"Umm?"

"Aku benar benar membencimu, sifat palsumu itu sungguh membuatku jijik."

El mengambil piring yang berisi pancake itu lalu membantingnya ke dinding hingga salah satu pecahannya menggores pipi mulus Ev hingga berdarah.

Ev ketakutan tubuhnya gemetaran melihat El. Hingga kemudian Evelyn terisak menatap El yang berdiri dengan angkuhnya.

"Kenapa? Kenapa kak El benci sekali sih dengan Evelyn? Evelyn kan hanya ingin berteman."

Lalu Ev menggeleng cepat "Sedikit pun Ev tak punya niat buruk."

"Sungguh. Jika Ev bohong maka besok Evelyn akan jatuh dari tangga." Seru Evelyn menatap Elios dengan penuh keyakinan.

Elios berdecih ia mengacuhkan Evelyn. Ia ingin keluar dan melakukan sesuatu pria itu berjalan lurus hingga menyenggol bahu Ev. Hingga Evelyn mundur beberapa langkah.

Namun, Evelyn mencekal tangan Elios yang ingin pergi.

"Apa lagi sih!"

Evelyn menunduk dengan tangan mereka yang masih terpaut.

"Lepaskan tanganku!"

"Sepertinya-" Evelyn menjeda kalimatnya. Ia mengulum senyum dengan pipi yang bersemu merah "Evelyn suka kak El."

Elios yang ingin kembali memaki tersentak ketika medengar ucapan itu.

Segera Evelyn melepaskan tautan mereka lalu berjinjit dan mencium sebelah pipi Elios.

Cup

Hingga Elios membeku di tempat. Ia menatap Evelyn tak percaya meneliti apakah ada kebohongan yang tersirat di mata itu. Namun, ia tak menemukannya yang ada hanyalah tatapan yang begitu tulus dan murni. Membuat jantungnya berdegup di ambang batas suatu euforia yang kembali ia rasakan untuk kedua kalinya karena gadis ini.

"Evelyn akan selalu menyukai dan melindungi kak El. Hanya kak El saja."

Setelah itu, Ev pergi dari sana dengan membawa pipinya yang bersemu malu.

Segera Elios meminimalisir tampang kagetnya tadi. Namun, ia tak dapat meminimalisir senyum yang tiba tiba datang diwajahnya.

***

Malam tiba, Evelyn gelisah dari tidurnya ketika tak melihat Elios yang keluar dari loteng. Pipinya juga memerah mirip kepiting ketika mengingat kejadian memalukan tadi pagi.

Evelyn berjalan menuju dapur para pelayan gemas melihat si kecil itu berjalan mengambil sepiring makanan.

Setelah mengambilnya dan meletakkan di atas nampan makanan ia berjalan menuju loteng. Ketika sudah berada di depan pintu loteng Ev menggigit ujung jempolnya.

Tok tok tok

"Umm? Kak?"

Tak ada sahutan sekali lagi Ev mengetuk dan akhirnya pintu terbuka menampilkan Elios dengan wajah dingin pria itu.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang