Chapter 4: Evelyn

35K 3.5K 173
                                    

Itu benar, semua orang yang ada di rumah ini adalah penghalang. Demi kehidupannya yang tenang Elios harus membunuh satu persatu orang di rumah ini.

Semuanya harus dimulai dari yang paling lemah. Harus dimulai dari Evelyn yang ia benci.

Begitulah fikir Elios kecil saat itu.

***

Saat ini keluarga Lison yang baru, sedang makan bersama di atas meja makan panjang nan mewah itu.

Evelyn menoleh ke sembarang arah. Kenapa ia tak menemukan kakaknya? Elios?

Seharusnya kan pria itu makan bersama disini. Evelyn ingin bertanya namun ia takut.

Camilla mengelus puncak kepala Evelyn penuh sayang "Kenapa kau tak makan sayangku?"

Evelyn hanya menggeleng lalu makan makanan tersebut dengan pelan.

Camila tersenyum melihat putri bungsunya "Anak pintar."

Namun senyuman itu memudar ketika ia melihat Elios makan bersama di atas meja ini. Camila dan juga Luna menatap Elios dengan pandangan jijik yang begitu kentara.

Melihat tatapan dari istri dan anak barunya. Mau tak mau membuat Key harus mengusir anak ini.

"El? Ini kan bukan jam makan mu? Seharusnya kau jaga pola makanmu dengan teratur, kembali ke kamar. Nanti aku akan mengantar kan makanan untukmu."

Dalam hati Elios tersenyum sinis ayahnya mengusir dirinya dengan sangat halus. Langsung saja Elios beranjak dari sana. Padahal tadi niatnya hanya ingin mengambil minum. Namun ketika menatap  Evelyn ia tak tau mengapa kakinya berjalan ke arah meja ini tanpa disuruh. Seperti ada benang merah yang menariknya untuk berada di sekitaran gadis itu.

Membuatnya merasa jengkel dan kesal bukan main.

Evelyn menatap ibu dan kakaknya yang sedang tersenyum jahat. Juga melihat perlakuan ayah barunya pada anak itu.

Walau terlihat polos tapi sepertinya Evelyn kecil mulai menyadari sesuatu. Ia menatap punggung kecil Elios yang berjalan menjauh. Dimata Evelyn entah kenapa punggung itu terlihat suram, dingin dan kesepian. Seperti membutuhkan sedikit pelukan yang hangat.

***

Dua minggu kemudian, di depan gerbang  Camila dan juga Luna melambaikan tangannya pada mobil mewah Key yang perlahan menjauh. Pria itu tak akan berada di rumah selama beberapa bulan. Dan tentunya Camila juga Luna berpura pura sedih padahal mereka sangat senang karena bisa menguasai isi rumah ini.

"Hati hati dad," seru Luna sambil mengenggam tangan Evelyn kecil yang rapuh.

Setelah mobil pria itu dan para pengawal juga bawahannya menjauh. Camila dan Luna memekik senang.

"Akhirnya kita menguasai rumah ini ibu. Aku ingin perabotannya di pindah, lalu menggantinya dengan rangkaian mawar!"

"Ya, apapun maumu sayang. Karena rumah ini milik kita. Dan setelah ini kita akan berbelanja menghabiskan uang pria itu."

"Hahaha kau hebat ibu! Kau memilih mangsa yang tepat,"

"Tentu dengan kecantikan yang kumiliki mudah sekali mengambil hatinya. Hahahaha,"

Evelyn hanya diam mengikuti dari belakang kemana langkah ibu dan kakaknya pergi.

"Evelyn percepat langkahmu sayang. Karena kita akan memakai pakaian yang indah lalu pergi berbelanja~" ujar Camila.

Evelyn menggeleng lalu tersenyum "Evelyn di rumah saja, bolehkan?" Tanya Evelyn dengan lembut.

"No! Kau harus ikut bersenang senang bersama kami. Memangnya kau tak mau boneka huh?" Tanya sang kakak.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang