Chapter 20: Bumm

33.6K 2.4K 299
                                    

"Apa?!"

"I iya Dex aku hamil."

Dexter mengusap wajahnya. Tidak! tidak boleh, hal ini tak boleh terjadi. Dexter tak mau memiliki anak yang bukan darahnya dan Evelyn. Ia tak akan sudi.

Dengan segera Dexter mengeluarkan dompet di sakunya lalu memberikan sebuah rekening berwarna gold pada wanita di hadapannya.

"Kau tau kan apa yang harus kau lakukan?"

Wanita tersebut melotot ia menggeleng seraya memeluk perutnya sendiri.

"Dexter! Bagaimana bisa, dia anak kita tak mungkin aku menggugurkannya."

"Tapi aku tak menginginkan anak itu, sial!"

"Jangan banyak omong, cepat gugurkan bayi itu awas saja jika hal ini sampai terdengar di telinga tunanganku. Aku tak akan segan segan menghancurkan hidupmu!" Ancam Dexter.

Wanita tersebut menggeleng dan menangis "I can't."

"Kau hiks mengatakan jika kau sangat mencintaiku dan akan melakukan apapun untukku. Tapi-"

Dexter berdiri lalu membanting gelas  hingga pasang pasang mata menoleh pada mereka. Wanita yang bernama Elaine itu tersentak kaget.

Dexter menarik surainya sendiri "Aarghhh!!!"

"Itu dulu! Sebelum aku bertemu dengan Evelyn! Sekarang aku sudah bertemu dengannya perasaanku padamu langsung lenyap ketika aku menatap wajahnya."

"AKU TAK BISA!! AKU TAK INGIN MENGGUGURKAN ANAK KITA!!" Teriak Elaine.

"AKU HANYA INGIN ANAK DARI RAHIM KEKASIHKU!! EVELYN!" Balas Dexter.

Wanita tersebut menunduk dan menangis tersedu sedu. Dia seperti bukan Dexter yang ia kenal, Dexternya tak seperti ini. Dexternya adalah pria lembut yang sangat mencintainya yang selalu menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

Tapi, semua itu menghilang ketika Dexter pindah ke negara ini, New York. Sifatnya berubah  beberapa bulan belakangan ini kepadanya ia jadi pribadi yang tak perduli dan acuh tak acuh.

Karena rasa cinta yang menggebu gebu bahkan Elaine rela memberikan hartanya pada Dexter karena yakin jika terjadi sesuatu pria itu pasti akan bertanggung jawab. Tapi...

Dexter berbisik pada bodyguardnya setelah itu beberapa orang berbadan besar memakai seragam hitam segera menyeret Elaine.

Elaine semakin terisak "Baiklah! aku akan menggugurkan bayi ini. Aku akan menggugurkannya sendiri."

Dexter menaikkan sebelah alisnya "Bisakah aku percaya ucapanmu?"

Elaine mengangguk. Dexter berdecih segera ia menyuruh bawahannya tuk melepaskan Elaine.

"Ku beri waktu dua minggu. Jika dalam waktu itu kau belum mengirim suratnya maka tanpa aku katakan kau sudah tau sendiri akibatnya."

Sebelum Dexter pergi dari sana ia memberi peringatan.

"Dan awas jika kau coba coba membocorkan rahasia ini. Ingat itu baik baik!"

Segera Dexter menjauh dari sana dengan beberapa anak buah yang mengikuti langkahnya dari belakang tak lupa sebelum itu ia melemper sebuah kartu rekening pada wanita itu. 

Sedangkan Elaine hanya bisa merosot dan menangis terduduk di lantai.

"A aku harus bagaimana." Elaine menunduk menatap perutnya yang masih rata itu.

***

"Kalian kemana?" Tanya Key. Sesekali ia melirik pada leher Evelyn yang terdapat banyak bercak merah.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang