Chapter 36: Why

9.2K 903 84
                                    

Akhirnya Elios mengeluarkan miliknya dari mulut Ev. Evelyn membelalakkan matanya ingin memuntahkan semua cairan itu. Tapi, Elios langsung memeluk tubuhnya dan mengatakan jangan di keluarkan. Katanya itu akan membuatnya sedih.

Alhasil Evelyn membekap mulutnya sendiri. Menahan semua cairan itu dan menelannya.

Evelyn menutup kedua matanya. Muntah, muntah. Ia ingin muntah.

Tapi tak bisa, ia tak mau membuat Elios sedih.

Elios semakin mengeratkan pelukannya. Hatinya terasa sangat senang hari ini.

"Makasih sayang. Pelepasan kali ini adalah pelepasan yang paling indah." Katanya.

Evelyn lemas. Rasanya ia ingin mengistirahatkan diri dengan berbaring. Rambutnya juga yang tadinya rapi kini berantakan. Elios menatap Evelyn yang saat ini tampak seperti bunga yang layu. Elios juga menoleh pada tubuh Evelyn yang menggunakan gaun putih yang sudah ia beli. Dan benar dugaannya hasilnya akan cantik sekali. Membuatnya ingin menggarap tubuh itu lagi.

Perlahan Elios mengangkat tubuh Evelyn memindahkannya agar kepala itu bisa tertidur di atas bantal.

Elios memasukkan kembali miliknya. Menarik zipper resleting. Kemudian mengecup kening Evelyn. Lama Elios menatap Evelyn dalam jarak dekat seketika itu mata Evelyn mengerjap pelan saat serasa ada yang menganggu tidurnya.

"Kakak akan pergi lama sayang. Mungkin tiga bulan. Jaga diri Ev baik baik."

"Kemana?"

El turun dari kasur.

"Mengurus sesuatu."

Mata Evelyn terlihat lemah. Pandangannya juga terasa buram. Ia tak tau mengapa tapi kepalanya terasa terasa berputar. Dan kenapa Elios pergi begitu lama. Evelyn ingin bertanya. Apa Elios tak ingat jika tak lama lagi ia akan melahirkan. Namun, untuk mengeluarkan suara saja rasanya berat.

Mungkin juga karena keadaan tubuhnya yang sedang hamil membuatnya menjadi semakin lemah.

"Hati hati." Kata Ev pelan dengan seutas senyum kecil di bibirnya. Hanya dua kalimat itu yang bisa ia ucapkan.

Elios tak membalas. Elios hanya berdiam diri membisu cukup lama di situ.

Sampai Evelyn kembali terlelap. Raut lelahnya menghilang berganti dengan raut yang damai. Dengkuran halus pun terdengar dari balik tidurnya.

Elios memerintahkan para maid yang sedari tadi hanya berdiri untuk kembali menghias Evelyn tanpa membuat tidur si cantik terganggu.

Setelah itu Elios pun pergi dari sana. Namun sebelum pergi Elios sempat mengambil setangkai mawar yang bergantung di dinding. Lalu menyelipkannya di sela sela tangan Evelyn yang sedang terlelap dalam damai. Saat itu, di mata Elios Evelyn terlihat seperti seorang putri tidur.

Akhirnya Elios berjalan keluar dari kamar menyusuri tangga. Ketika ia turun dari tangga. Elios menghampiri pelayan yang setia berdiri di ambang pintu jalan keluar mansion.

Elios mendekatinya kemudian mengatakan sesuatu.

"Jaga dia, jika dia terluka atau terjadi sesuatu selama aku tak berada di sini maka-"

Elios menjeda kalimat.

Elios melotot seram.

"Mati kau."

***

Detik, menit dan jam berlalu tak terasa sekarang sudah memasuki bulan ke-empat semenjak kepergian Elios. Selama itu Elios belum pulang ke mansion dan Evelyn sedikitpun tak pernah mendapatkan kabar tentangnya.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang