Chapter 40: Dururu~

9.8K 925 53
                                    

"Suka sayang?" Tanya Elios.

Lalu, Elios duduk di atas rumput hijau halaman mereka. Ia duduk bersebelahan dengan kursi roda Evelyn.

Karena sedang musim panas. Banyak bunga yang tumbuh subur di halaman ini. Elios memetik salah satu bunga berwarna merah muda yang terletak disampingnya.

Ia memetik bunga itu. Lalu meletakkannya di atas telinga Evelyn yang sedang menunduk mengelus bonekanya.

Elios juga merapikan dan memperbaiki rambut depan Evelyn yang jatuh lalu menyampingkannya ke belakang telinga.

Setelah itu Elios menyandarkan kepalanya di atas paha Ev. Cuaca cerah begini mungkin bagus untuknya beristirahat sebentar. Karena tadi malam ia tak tidur karena sibuk mengurus Evelyn yang ketakutan.

Ya, istirahat. Walau hanya sebentar. Tak apa kan.

***

3 jam berlalu.

Elios membuka matanya di saat merasa ada tangan yang menyentuh bahunya. Dan itu adalah kepala pelayan.

"Maaf tuan menganggu. Tapi ini sudah terik."

Elios melihat ke sekeliling. Dan benar, hari sudah terik. Tapi ia tak kunjung bangun. Padahal, panas terik matahari jam segini cukup untuk membakar kulit seseorang apalagi hanya sekedar membangunkan.

Lalu, lupakan itu. Elios segera berdiri dari duduknya sambil memeriksa Evelyn. Bagaimana mungkin ia membiarkan Evelyn berjemur berjam jam begini.

Bahkan tubuh Evelyn terasa panas. Elios segera berbalik sembari memutar kursi rodanya. Kembali masuk ke dalam mansion mereka lalu menuju ke kamar.

Sesampainya di kamar, Elios menggendong tubuh Evelyn dari kursi roda lalu membaringkannya ke atas kasur.

Di sana, Evelyn langsung tertidur dengan tenang.

Hari ini sebenarnya Elios memiliki jadwal bertemu dengan investor. Tapi, ia melupakan itu. Elios lebih memilih berbaring di samping Evelyn. Memeluk tubuh itu dari samping sembari menggumamkan kata maaf.

***

"Hahaha lihat wajahmu semakin kusut saja." Tawa Calix pada Elios.

Elios membalasnya dengan berdecak tak suka.

Saat ini Calix dan Elios sedang berada di sebuah perusahaan industri yang bergerak di bidang senjata. Mereka berdua berjalan dengan puluhan bodyguard yang mengikuti dari belakang.

Setelah puas menertawakan Elios. Cal kembali menatap lurus ke depan. Ia berjalan santai dengan kedua tangan yang berada di belakang kepala.

"Salam bos."

Para bawahan membungkuk hormat saat kedua pria itu berjalan melewati mereka. Katanya Calix ingin melihat senjata sekaligus mencari angin. Makanya ia memaksa Elios untuk ikut bersamanya. Keduanya tampak begitu free bersenang senang menikmati hari tanpa adanya berkas berkas buruk yang menumpuk.

"Sia sia aku memesan sepuluh wanita di hotel. Tak ada satupun yang membuatku puas." Bisik Calix pada Elios.

Setelah bosan melihat lihat senjata. Calix dan Elios berniat pergi untuk mengunjungi tempat lain. Direktur perusahaan berusaha keras mengulur waktu agar mereka berdua tak pergi. Karena direktur tersebut sangat ingin menjalin relasi dan kerja sama. Begitu banyak keuntungan yang akan mereka peroleh apabila berhasil mengambil hati kedua konglomerat ini.

"Tuan, bagaimana jika melihat anak anak perusahaan kami di bawah. Ahh~ kalian pasti menyukainya."

Calix mengangkat sebelah alisnya. Perlahan tatapannya berubah remeh "Mau menjilat hah~"

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang