Elios memegang kepalanya. Akhirnya ia bisa sedikit tenang setelah meminum obat ini. Jika tidak dapat ia rasakan kepalanya yang menggila dan berdenyut sakit.Elios menyimpan obat tersebut di laci meja nakas yang bertepatan sebelah dengan kasur yang saat ini Evelyn tiduri. Ia mengunci rapat laci tersebut.
Kini, Elios menoleh pada Evelyn yang berada di sampingnya yang sedang tertidur dengan begitu pulas. Cukup lama Elios berdiri menatapnya.
Hingga suara tangis datang memecahkan lamunannya.
Suara tangis bayi.
Ah iya.... Ia lupa. Dia kan punya bayi sekarang. Bayi yang entah kenapa membuatnya takut setengah mati saat melihat wajahnya tadi.
Elios tak tau kenapa ia begitu.
Elios mengambil jasnya ia ada rapat hari ini. Mencoba untuk tak perduli dengan suara tangis itu. Tapi suara tangis tersebut malah menjadi semakin keras.
Hingga membuatnya kesal lalu membanting jas. Kemudian El datang ke ruangan di mana Clay berada. Terkadang Elios berpikir ke mana para maid tak mengurus bayi ini. Lihat lah nanti Elios akan memberi mereka hadiah karena berhasil mengurus mansion dan isinya dengan sangat baik.
Sarkas nya.
Elios membuka ruangan yang di penuhi serba biru itu. Elios menaikkan sebelah alisnya. Bertanya tanya mengapa ruangan ini gelap sekali. Pasti ulah para maid karena tak mungkin Evelyn membiarkan ruangan bayinya segelap dan sedingin ini.
Elios menghampiri box bayi. Dan terlihat lah Clay yang sedang menangis dengan menggenggam kedua tangannya, mata yang terpejam erat dan kening yang mengkerut.
Elios menoleh ke belakang merutuki para maid. Bahkan baby blanket yang saat ini melekat di tubuh Clay terbuka. Menyebabkan suhu tubuhnya menjadi dingin karena tak ada selimut yang menutupi
Elios menggendong Clay bersama dengan selimutnya lalu menggoyangkannya perlahan. Ia pernah melihat di tv orang orang selalu melakukan hal ini sewaktu ingin menenangkan bayi mereka.
"Diam. Suaramu sangat keras nanti Evelyn terbangun." Perintah El.
Seolah mengerti. Tangis Clay berhenti. Bayi itu kembali tertidur dengan tenang. Tadinya Elios berpikir akan sedikit sulit meredakan tangis bayi. Ternyata tidak ya.
Elios menoleh ke samping sembari menggaruk pipinya yang tak gatal.
Sekarang ia harus apa?
Elios kembali menoleh pada Clay. Dalam tidurnya Clay terlihat sedikit gelisah. Bayi itu tampak mengecap bibirnya sendiri berkali kali.
"Dia lapar ya?" Batin Elios.
Elios keluar dari kamar tersebut. Pergi menuju dapur dan berniat untuk menyeduh air membuat susu. Ia turun dari tangga sambil menggendong Clay yang masih terlihat gelisah.
Sesampainya di dapur para maid kaget setengah mati saat melihat tuan mereka menyeduh air.
Salah satu maid berseru "Tuan, tak perlu tuan biar saya saja."
Para maid berkumpul. Mereka takut saat melihat Elios di sini. Karena baru kali ini mereka melihat Elios menjejakkan kaki ke dapur. Terlebih pria ini menyeduh air. Itu bukanlah pekerjaan yang seharusnya tuan besar lakukan.
Elios menatap mereka datar.
"Apa mengurus satu bayi saja tak becus?" Suaranya mengalun dingin.
Para maid ketakutan. Elios kembali fokus dengan pekerjaan di depannya. Dengan telaten Elios mengambil bubuk susu lalu menuangkan dalam botol susu dan menambahkan air panas. Setelah itu Elios mengocok botol susu tersebut agar bubuknya larut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Scary?
RomansaElios Lison Adalah seorang pria buruk rupa yang jauh dari kata sempurna. Hari hari yang ia lalui selalu bertemankan penderitaan dan kesepian. Ada saja cemohan dan cibiran datang setiap satu langkah kaki ia berjalan. Hingga ia memutuskan untuk menut...