Chapter 43: Bruk

9K 928 96
                                    

Jangan mengucapkan selamat tinggal karena itu sakit.

Jika aku memutar kembali waktu.
Apa kau akan memaafkan?
Apakah kenangan akan kembali?

Aku tau, aku selalu membuatmu sulit. Kau hidup dengan air mata.

Ini keserakahanku.

Lalu keserakahanku menghancurkan, menghancurkan mu, menghancurkan kita.

Itulah sebabnya, maafkan aku.

Karena kau adalah takdir yang segalanya untukku.



"Happy birthday Ev."

Elios duduk di taman dengan beralaskan kain berwarna putih vintage yang biasa digunakan orang orang ketika piknik.

Di tangannya terdapat sebuah kue berwarna coklat bertuliskan lilin angka 21.

Evelyn sekarang sudah semakin dewasa. Dan tentunya ia tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik mengalahkan kecantikan mendiang ibu dan kakaknya Luna.

"Ayo di tiup." Kata Elios dengan senyum lembut.

Evelyn tak merespons. Seolah mengerti, hembusan angin menggantikan Evelyn untuk mematikan lilin tersebut. Mungkin saja simpati dengannya.

Embusan angin menyapu wajah keduanya. Seketika itu Elios dapat merasakan rasa sejuk yang menghampiri tubuh mereka.

Elios menoleh sebentar ke samping ke arah angin yang tak kasat mata. Merasakan bagaimana sejuk itu terus menghinggap kemudian masuk menjalar ke seluruh tubuh, membuat darahnya berdesir seketika.

Sampai kembali pada kesadarannya, tangan Elios terulur untuk memotong kue.

Lalu memberikannya pada si cantik. Menengadahkannya ke depan mulut. Tapi, mulut Evelyn tak kunjung terbuka. Ia diam dengan pandangan lurus ke bawah menatap tanah.

Hati Elios sakit.

"Jangan begini Ev.... Kembali sayang kakak mohon."

Tak ada respon. Evelyn tetap diam dengan pandangan kosong miliknya.

Tatapan Elios nanar.

Kapan Evelyn akan kembali. Bagai kaset rusak pertanyaan itu terus berputar ulang. Menghabisi dan menghancurkan Elios hingga ke titik yang paling dalam.

Angin yang menyapu semakin kuat. Membuat rambut keduanya terkesiap berayun ayun mengikuti kemana arah angin itu lari. Orang orang di taman tampak bersiap siap pergi karena sepertinya hujan akan turun terlihat dari awan yang mendung dan angin yang bertiup kencang.

Elios menutup wajahnya dengan tangan di saat serasa debu akan menghabisi dirinya. Segera ia mendekati Evelyn dan membawa wanita itu untuk masuk kembali ke dalam hotel.

"Ayo masuk sayang, nanti mata Ev kena debu." Elios berujar lembut.

Elios menggendong Evelyn tuk beranjak dari sana. Menggendong ala bridal.

Sangking kencangnya angin yang bertiup dress biru yang Evelyn gunakan juga terangkat mengikuti ke mana arah angin itu pergi. Sebelum, mereka benar benar pergi Evelyn sempat menoleh ke belakang matanya menangkap sesuatu dan tak ada yang tau itu apa.

Hingga kemudian punggung keduanya benar benar hilang, lenyap. Meninggalkan suasana taman festival yang sepi, mendung dan sedikit ditemani dengan angin yang bertiup.

***

Ssrrr

Deras air yang turun terdengar dari luar. Elios sedang mandi dengan shower membersihkan diri sebelum bersiap siap kembali pada Evelyn. Sisa dari sakit di hatinya tadi masih membekas.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang