Chapter 35: Forbidden section

12K 897 91
                                    

Malam tiba.

Saat ini para pelayan membekap mulutnya sendiri. Saat melihat di sana ada seorang wanita yang sedang bergelantungan di jeruji pagar besi. Perutnya tertusuk dengan ujung pagar dengan mata yang melotot dan kaki yang mengangkang. Tubuhnya dipenuhi oleh darah.

Para pelayan gemetaran, mereka saling menggenggam dan memeluk satu sama lain. Ini adalah salah satu contoh yang diberikan oleh tuan mereka jika berani melanggar aturan.

Dulu, sewaktu mereka belum bekerja di mansion ini. Awalnya mereka cukup heran kenapa dalam kontrak pekerjaan itu hanya terdapat dua aturan. Dan saat itu mereka tak begitu perduli lagi pula gajinya sangatlah besar begitu beda dari tempat yang lain. Jadinya mereka asal tanda tangan.

Sampai akhirnya mereka menyadari bahwa kontrak yang baru mereka tanda tangani tersebut penentu bagi kematian mereka.

Rasanya mereka tak tahan dan ingin lari dan berhenti bekerja dari sini. Mereka tak mendapatkan kebebasan juga hidup dalam ketakutan. Tapi, kabur dari sini hanyalah angan semata.

Semua akses telah di kunci. Mereka juga tak tau jalan pulang. Dan sekarang mereka hanya bisa menurut sambil mengerjakan pekerjaan dan menunggu kapan ajal mereka menjemput.

***

Saat ini Elios sedang mencium leher Evelyn. Sesekali ia juga menggigit memberi tanda bahwa kesayangannya ini miliknya. Tak boleh ada yang mengambil jika tidak ia akan menggunakan jubah hitam dan berubah menjadi malaikat pencabut nyawa secepat kilat.

Evelyn sedang menyandarkan tubuh di atas kasur dengan Elios yang sedang bermain main di atasnya. Sesekali Ev mengelus puncak kepala Elios dan mencium bau rambut El yang berbau mint yang terasa sangat segar juga wangi.

Ia menghirup dalam aroma rambut itu begitu juga dengan Elios yang menghirup dalam ceruk leher Evelyn.

Tangan Evelyn terulur untuk menarik wajah Elios agar menatap padanya. Sekarang, ia bisa melihat wajah Elios yang memerah penuh nafsu dan bibirnya yang basah.

Elios terlihat begitu tampan dengan raut itu. Elios menatap dalam. Betapa ia mencintai wanita ini.

Ibu jari Evelyn terulur tuk menyentuh bibir Elios. Bermain di setiap inci sudut bibirnya. Ia merasakan bagaimana lembut dan basah nya bibir ini. Basah karena habis menghisap lehernya tadi.

Di depan kasur ada sebuah cermin dengan bingkai tua yang berukuran cukup besar. Dari sini Evelyn bisa melihat bagaimana lehernya yang memerah karena ulah si tampan.

"Sayang..." Elios berujar lembut.

Ia menarik wajahnya semakin dekat. Mata El berkabut nafsu. Terbukti dengan tatapannya yang sayu. Ia semakin mendekati wajahnya dan mengulum bibir Evelyn lembut. Tangannya juga sudah bergerak naik meremas dada si cantik.

Drrttt

Drrttt

Drrttt

Elios berdecih. Ia segera melepaskan tautan mereka. Lalu mengambil hp dengan kasar. Kemudian melihat pesan masuk yang sedari tadi mengganggunya. Kenapa selalu ada orang yang mengganggu waktunya dengan Evelyn. Kesal sekali rasanya.

Elios turun dari kasur. Dan mengangkat telpon itu. Evelyn melihat Elios. Walau hanya sekilas baru kali ini ia melihat wajah tak suka milik Elios.

Elios berdiri mendekati jendela dengan sisa sisa libido dalam dirinya. Ia mengangkat telfon itu dengan nada tak suka. Dan ternyata itu adalah Calix yang mengajaknya bertemu.

Evelyn duduk manis di atas kasur sambil menunggu Elios selesai. Dan tak berapa lama akhirnya Elios pun selesai dengan telepon miliknya.

Sebenarnya, Evelyn agak bingung. Ia tak bisa mengakses sinyal di sini tapi Elios bisa.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang