"Nah ketemu! Haha!" Calix mencengkram kerah belakang baju seorang pencuri yang berniat mencuri di mansion Elios.Pencuri itu berpikir, jika mansion tersebut tak berpenghuni. Tapi ia tak tau ternyata pemiliknya seorang konglomerat yang kaya raya. Tau begini ia tak akan pernah berani menginjakkan kaki ke sini.
"Ampun tuan ampun..." mohon pencuri tersebut saat melihat mata pisau yang dipegang oleh Calix.
"El, ayo kita pesta. Sudah lama kan." Kata Calix sembari menjilat bibir mengajak Elios untuk bermain dengan darah.
"Kau saja." Ujar Elios sembari berbalik lalu pergi berlalu dari sana meninggalkan Calix sendiri.
Calix mengerutkan keningnya, bingung. Tumben?
***
"Apa apaan ini? Memang steik?!" Kesal Calix.
"Emang kau mau apa?" Elios bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan.
Saat ini Elios juga Calix sedang berada di ruang makan mansion tua Elios. Terlihat dari dalam bahwa luaran sana sedang gelap. Karena hari sudah malam. Tentu, suasananya gelap dan dingin terlebih ini hutan.
Calix menopang kepalanya dengan satu tangan sambil memainkan garpu.
"Yah kupikir steik yang itu. Kalau cuman steik daging mah di rumahku juga banyak. Lagipula aku sudah jauh-"
"Kalau kau ingin steik yang itu, cari saja sendiri sial." Kesal Elios.
"Wah wah wah. Lihat sifatmu, lihat sifat aslimu." Kaget Calix. Matanya melotot tak percaya.
"Kau tau, dulu aku sempat berpikir kau itu cowo cool yang lumayan kalem. Aku hampir saja ngefans. Ternyata engga ya, sama aja kayak 💩."
Elios memilih tak perduli. Ia melanjutkan makan dengan sesekali Calix yang terus mengoceh padanya. Elios menoleh pada jam di tangannya. Ini sudah lewat jam makan obat Evelyn. Dalam diam Elios berpikir. Apa Evelyn sudah memakan obatnya? Elios khawatir.
***
Calix yang sedari tadi mengoceh saat makan. Kini sedang berada di sofa ruang tengah sambil bermalas malasan dan bersantai.
Calix menoleh ke luar. Dari sebalik kaca jendela. Suasana di luar tampak begitu gelap. Bagaimana pria gila itu, bisa hidup di tempat segelap ini. Terlebih hutan ini dingin, Elios memang gila. Pikir Calix dalam hati.
"El, aku bosan keluar yuk." Gerutu Calix.
Tak ada yang bisa ia lakukan di tempat ini. Tak ada tv, tak ada internet, tak ada playstation. Semuanya kaku dan membosankan.
Hingga Calix menoleh ke belakang dan tak mendapati Elios di sana. Pria tampan itu mengacak surainya kasar. Ia ingin mencari ke mana Elios.
Ia menaiki tangga dan mencari di mana Elios berada. Niatnya yang awalnya hanya ingin mencari Elios. Tiba tiba hilang saat ia melihat seorang wanita cantik bak boneka-
"Wah wah gila. Malaikat." Seru Calix.
yang sedang tertidur di atas kasur. Bahkan gaya tidurnya saja sangat mirip dengan putri tidur. Cantik sekali. Rambutnya panjang, bulu matanya panjang dan bibirnya merah merona, hidungnya juga mancung. Kulitnya seputih salju.
Sekilas Calix tersenyum kecut. Wanita ini lumayan mirip dengan Bianca, tunangannya yang sudah meninggal. Walau wanita ini yang lebih cantik. Tapi-
Bugh
Pikiran Calix terhenti saat sebuah bogeman mentah melayang padanya. Elios menarik kerah Calix, matanya berkilat marah.
"Jangan masuk ke ruangan ini brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Scary?
RomanceElios Lison Adalah seorang pria buruk rupa yang jauh dari kata sempurna. Hari hari yang ia lalui selalu bertemankan penderitaan dan kesepian. Ada saja cemohan dan cibiran datang setiap satu langkah kaki ia berjalan. Hingga ia memutuskan untuk menut...