Chapter 14: Hihi

32.8K 2.7K 957
                                    


Samar samar Elios membuka kelopak matanya. Pertama yang ia lihat adalah langit langit dinding yang berwarna putih polos.

Elios bangun dari tidurnya seraya menatap ke sekeliling dan ternyata saat ini ia berada di rumah sakit terbukti dengan adanya tabung oksigen di sampingnya. 

Seketika itu pintu ruangannya terbuka menampilkan seorang dokter dengan balutan seragam putih sedang tersenyum ke arahnya.

"Pagi tuan. Anda adalah putra dari Mr. Lison bukan?"

Elios tak menjawab ia hanya menatap dokter tersebut dengan tatapan datar.

Setelah itu, Elios turun dari kasurnya. Namun dokter tersebut menahan tubuhnya.

"E eh? Mau kemana? Jangan pergi dulu, kau masih belum pulih."

"Lepas."

"Dengar nak, penyakit yang kau derita ini sangat langka. Tubuhmu tak bisa mendeteksi rasa sakit, sampai kepalamu yang sedang pusing saja kau tak tau bukan?"

"Hanya bisa mengirim sinyal suhu panas dan dingin."

"Ini sangat berbahaya, seandainya saja ada suatu tumor ganas yang berdiam di tubuhmu."

"Saat itu kau tak akan tau bahwa tubuhmu sedang dalam kondisi sakit. Dan kau juga tak akan merasakan gejala gejalanya hingga kau membiarkannya saja tanpa tau bahwa tumor tersebut berkembang semakin besar dan berubah menjadi kanker."

"Berbahaya bukan? Jadi sekarang-" ucapan dokter tersebut terjeda ketika Elios yang berusaha lari.

"Astaga anak ini." Dokter tersebut menahan lengan Elios hingga membuat si empu kesal.

"Lepas! Aku ingin bertemu kekasihku."

"Penyakitmu ini lebih penting daripada kekasihmu!"

Elios menaikkan sebelah alisnya  "Penyakit ku tak ada apa apanya dibanding Evelyn. Karena jika aku kehilangan dia pada akhirnya aku juga akan mati."

"Jadi itu sama saja."

Setelah berucap seperti itu Elios berjalan keluar dari ruangan. Dokter tersebut hanya bisa menggeleng dan pasrah.

"Anak jaman sekarang memang sulit diatur."

Sepertinya ia akan dijerit oleh Key, Mr. Lison. Karena Key sudah memberi perintah untuk membujuk putranya dan mengobati kelainannya yang aneh itu.

"Lagipula kan kelainan itu bersifat permanen. Sulit bahkan mustahil disembuhkan." Gumam dokter tersebut seraya kembali ke ruangannya.

Pikiran Elios kusut. Ia tak tau harus dimulai dari mana membujuk Evelyn.

Namun sesuatu menghentikan langkahnya, Elios teringat akan sesuatu. Ia teringat pada seseorang yang sudah menjadi sumber dari semua masalah ini.

Elios kembali melanjutkan langkahnya dengan membawa cekikan yang terdengar horor dan mengerikan.

***

"Ah dasar, kenapa dia bisa pingsan di kamarmu. Dan kenapa pintu balkon pecah?"

Tanya Camila pada Evelyn. Semua mata yang ada disana tertuju padanya, namun Evelyn tak mengubrisnya wanita itu menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Evelyn?" Panggil Camila namun Evelyn masih belum menyahut. 

"Evelyn."

Sepertinya Evelyn tenggelam dalam lamunannya. Seolah jiwanya sedang tak berada di tempat.

"Evelyn!!!" Panggil Camila dengan sedikit membentak.

"Ah iya kak?"

"Hah?"

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang