Chapter 29: Cal

14.1K 1.1K 34
                                        

Akhirnya dokter tersebut selesai menyuntikkan cairan ke tubuh Elios.

"Selesai."

Ia kembali ke meja kerjanya dan menuliskan sesuatu lalu memberikan surat itu pada Elios.

"Kau bisa datang tiga hari lagi."

"Hm."

Sebelum Elios keluar dokter tersebut melemparkan sebuah botol kaca kecil pada Elios.

"Jangan lupa obatmu."

***

Elios berjalan keluar dari rumah sakit. Suasana rumah sakit tampak begitu sepi. Mengingat hari sudah masuk tengah malam. Setelah keluar Elios masuk ke mobil dan melepaskan topeng. Sebelum itu ia mengambil telfon genggam lalu mengetikkan beberapa pesan di atas layar.

❤️

Salju turun, pakai pakaian yang hangat ya.
01.45 Am

Nanti, kakak pulang mau pesan sesuatu?
01.45 Am

Engga
01.47 Am

Elios yang ingin meletakkan hp ke atas dashboard tak jadi karena ada pesan yang masuk. Tak mengira Evelyn akan membalas secepat itu.

Tak tidur?
01.47 Am

Kak takut,ev sendiri
01.47 Am

Elios tak tau jika Evelyn akan bangun secepat ini. Elios tak membalas pesan itu. Ia langsung memutar mobil dan kembali pada mansion.

Karena jarak rumah sakit dan mansion yang tak jauh. Elios bisa sampai dengan cepat. Ia mengambil kunci di atas dashboard, masuk ke rumah itu, menaiki tangga dan masuk ke kamar dimana Evelyn tadi tidur.

Terlihat disana Evelyn tidur menyamping. Dengan kedua tangannya yang ia gunakan untuk menutup wajahnya yang menangis.

Elios melihat ke arah jendela yang terbuka akibat badai. Elios mendekati jendela itu lalu menutupnya rapat

Kemudian, Elios mendekati kasur lalu memeluk Evelyn. Evelyn membalikkan tubuh lalu membalas pelukan itu. Matanya sembab akibat menangis.

"Shttt.."

"Kak, Ev sendiri." Adu Evelyn.

"Maaf."

Elios berusaha menenangkan Evelyn dengan mengusap punggung wanita itu.

Evelyn diam dalam pelukan Elios. Elios menarik wajah. Menatap wajah Evelyn lalu mengecup bibirnya. Menciumnya lama.

Setelah itu Elios mengelus surai itu lembut berharap si cantik segera terlelap. Mengingat waktu yang kunjung semakin larut.

"Tidur." Lirih Elios.

Salju turun begitupula dengan suhu. Angin bertiup kencang hingga daun daun kering bertebaran di luar sana.

Perlahan mata si cantik tertutup kembali terlelap dalam damai. Elios menatap Evelyn yang sedang terlelap dalam damai, ia membaringkan tubuh di sisi Evelyn lalu menyatukan hidung mereka dan kemudian bergumam.

"Mimpi indah."

***

Pagi tiba, cahaya di luar terasa menganggu. Evelyn membuka matanya saat menyadari kehadiran cahaya itu. Ia membuka mata perlahan. Melihat ke samping dan menyadari bahwa tak ada Elios di sini.

Am I Scary?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang