Good morning, Bali!
Ah, sial. Gue mencoba untuk lebih semangat hari ini—namun hasilnya nihil begitu gue ingat dengan nasib gue yang mengenaskan. Karenina mengajak gue untuk menghabiskan tahun baru di Bali. Hati gue yang memang sedang gundah, galau, merana nggak dapat menolak. Sebab kalau gue tetap di Jakarta—sementara Irene nggak ada disana, gue beneran bisa gila. Oh, ya, gue sudah mendatangi apartemen Irene untuk berlutut di depannya, namun Irene nggak ada di apartemen. Alhasil gue datangin rumah Mamanya, sok-sok ingin bersilahturahmi dan mendapatkan informasi kalau Irene lagi di Banjarmasin. Otamatis gue langsung ingat cerita Irene yang mengatakan setiap akhir tahun ia selalu ke Banjarmasih guna menemani Ayahnya merayakan natal.
Malas-malasan, gue pun turun dari kasur. Membuka pintu balkon berniat untuk menghirup udara pagi Bali. Namun begitu gue berdiri di pagar pembatas, pemandangan Karenina lagi makeout sama Teo di pinggir kolam langsung membikin gue berdecak dan membuang muka. Sia-sia villa lima kamar yang gue beli kalau makeout juga masih di luar ruangan. Ah, double shit.
Dengan setengah iri—karena sudah sebulan lebih gue nggak merasakan kulit halus Irene dan lembut bibirnya—gue pun kembali menyeret kaki memasuki kamar. Menghempaskan badan ke kasur sambil memamandangi langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Beberapa menit kemudian, gue meraih ponsel karena bosan. Membuka instagram sambil menggulir story—begitu berhenti di story Jonny, mata gue langsung membelalak disusul dengan tubuh gue yang bangkit duduk. Mengecek sekali lagi kalau cewek yang duduk di sebelah Dira benaran Irene.
Holy shit! Irene di Bali?!
Gue tahu Jonny memang di Bali bareng Tari, Dira, dan suaminya dari postingan cowok itu. Tapi kemarin nggak ada Irene.
Buru-buru gue mencari kunci mobil. Sialannya, benda itu nggak gue temukan. Gue pun turun ke bawah, mendorong pintu slide door secara kasar—yang membikin pasangan suami istri yang belum selesai make out itu terkesiap kaget, Karenina spontan langsung menyingkir dari tubuh Teo.
"Al!" tukasnya sebal.
"Mana kunci mobil lo?" desak gue tanpa basa-basi.
"What?"
"Give me your fucking car keys, Na?!"
"Di atas kitchen island," jawab Karenina dengan wajah kaget ketika suara gue meninggi. Tanpa berniat menjelaskan, gue langsung kembali masuk, melintasi living room, lalu menangkap kunci mobil Karenina. Gue renggut kunci itu lantas keluar dari villa. Menghidupkan mesin mobil sambil menelpon seseorang.
"Hallo, Jo. Kirim alamat villa lo."
*
Slow down and enjoy life. Itu gambaran singkat bagaimana gue menjalani hidup gue selama ini. You know, we all live such busy lives and have to manage so many things at once. Gue sangat berbeda dengan Papa, atau Mama, bahkan Adrian yang merupakan saudara kembar identik gue. Entah darimana gue mendapat sifat ini—yang jelas, gue bukan tipe orang yang ambisius seperti kebanyakan anggota keluarga gue yang lain. Cara gue mengurusi perusahaan pun tidak seperti Papa yang rumit, penuh perhitungan, terkontrol—gue cenderung santai, make it simple, nggak usah kebanyakan mikir, just do. Yeah, terkadang Papa pun khawatir gue akan membuat perusahaannya bangkrut dengan pola kerja gue yang tidak satu pemahaman dengannya. Namunya semuanya terbantahkan ketika hasil kerja gue di atas kata baik.
Anyway, bukan itu inti dari pembicaraan gue. Berbeda dengan prinsip hidup gue—justru kini, gue nggak bisa slow down. Gila ya, prinsip hidup gue terpental ketika itu sudah menyangkut Irene. Gue yang biasanya nggak mau banyak mikir, justru kini mikir banget kalau mau berbuat sesuatu yang menyangkut hubungan gue sama Irene. Gue yang biasanya selalu santai, kini malah kayak buronan yang lagi dikejar polisi. Padahal gue sudah memperingati Jonny untuk nggak memberi tahu siapapun soal kunjungan gue villa mereka. Namun tetap aja, gue menjalankan mobil gue seolah nggak takut bakal berakhir ke akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Think I'm Pretty
ChickLit[COMPLETED] Melupakan seseorang yang dicintai bukan persoalaan yang mudah. Setidaknya ia sedang berusaha. Pun bagaimana, Irene tidak bisa menyimpan perasaaan pada mantan pacarnya tersebut. Sebab, sekarang mantan pacarnya telah menikah dengan sahabat...