f o r t y f i v e

16.2K 1.5K 176
                                    

"Irene, will you marry me?"

Mataku mengerjap kaget. Tentu saja, siapa yang nggak kaget tiba-tiba diberi pertanyaan seperti itu di pertemuan kami setelah lebih dari satu bulan tidak berkomunikasi? Sebagian hatiku masih kesal dengannya. Namun sebagian lagi aku nggak bisa berbohong kalau aku sangat merindukkan cowok yang tengah menatap mataku lekat. Bahkan aku harus menahan diri agar nggak melompat ke pelukkannya saat melihatnya berlari mendekatiku.

Sejujurnya aku nggak peduli lagi dengan masa lalunya dengan cewek itu. Hanya saja, mendengar alasannya nggak menjelaskannya padaku karena takut aku tidak akan mempercayainya—sudut hatiku terasa tersentil. Aku tahu hubungan kami memang masih sangat baru dan butuh waktu untuk memupuk kepercayaan. Akan tetapi, bila ia lebih memilih aku salah paham daripada menjelaskannya karena takut aku tidak mempercayainya, bukankah tingkat kepercayaanya padaku sangat rendah?

Entahlah, terkadang aku benci menjadi orang yang terlalu pemikir. Semua hal selalu aku pertimbangkan yang malah membuatku menuai jalan buntu. Obrolanku dengan Tari tadi pagi singgah di kepalaku. Ia terbangun ketika aku sedang bersiap-siap untuk jogging. Memandangku cukup lama sambil bersandar di kepala ranjang.

"Pilihannya cuma dua, Ren. Lepas atau ambil."

"Huh?" aku menoleh setelah mengikat rambut. Mengernyitkan kening.

"Kalau lo nggak bisa menerima masa lalu dia. Putusin Aldian. Tapi kalau lo merasa masih bisa menghandle-nya, kasih dia kesempatan." Jelas Tari. "Easy, kan?"

Aku terdiam.

"Yang buat ribet itu pikiran lo sendiri, Ren. Nggak semua hal harus lo pikiran. Terkadang keputusan yang di ambil dalam satu kejap mata lebih baik dari keputusan yang diambil dari hasil pemikiran semalam suntuk."

Tari membuang napas. Lantas kembali merebahkan badannya ke tempat tidur, "Elo itu sama aja kayak Dira. Bikin gue bernapsu nimpuk kepala kalian pakek sepatu gue." Decaknya lalu menarik selimut sampai ke lehernya. "Sebenarnya lo nggak perlu ragu lagi sih. Tuh cowok playboy udah kelihatahan banget tergila-gila sama lo. Mau sekelas Miranda Kerr ngajak dia bobok bareng juga pasti dia tetap bakal milih lo."

Aku tersentak ketika merasakan tanganku ditarik oleh Aldian. Ia masih menatapku dengan cara yang sama. Mengaitkan jarinya dengan jariku. "Kamu nggak harus kasih jawabannya sekarang. Aku cuma pengin kamu tahu kalau aku serius sama kamu."

"Al," lirihku dengan kepala menunduk. Berusaha meredakan debaran di dadaku.

"Aku nggak akan desak kamu buat jawab sekarang. Take all the time that you need to consider it, hm?" bisiknya di telingaku, mencium pelipisku lalu menarikku ke dalam pelakukannya. Pelukan yang selalu berhasil menentramku hatiku. Semua bentuk emosi negatif yang kurasakan padanya melebur, yang tersisa hanyalah perasaan nyaman yang ingin kurasakan selamanya.

Kenapa aku gampang sekali luluh pada cowok ini?

*

Aku menghempaskan badan ke tempat tidur. Menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang kembali berputar ke kejadian kurang dari sejam yang lalu. Aldian mengantarku kembali ke vila setelah kami sarapan bareng di sebuah cafe. Ia menceritakan bagaimana hidupnya sebulan lebih ini—yang membuatku harus mengigit bibir agar nggak tertawa karena caranya bercerita seperti anak kecil yang lagi mengeluh.

Ayah benar. Komunikasi dalam sebuah hubungan memang sangat penting. Kusadari aku dan Aldian mesti lebih terbuka satu sama lain. Kami masih perlu banyak belajar agar bisa saling mengerti. Sebab itu, lamarannya yang begitu mendadak sangat membuatku shock. Aldian memang pernah membahas soal pernikahan denganku. Namun aku nggak pernah menduga bila ia akan melamarku. Maksudku, ini sulit dipercaya bukan? Cowok yang dulunya nggak mau berkomitmen karena ingin hidup bebas tiba-tiba saja melamar seorang cewek yang baru beberapa bulan ia pacari? Baiklah, lagi-lagi aku overthinking. Cuma, ini nggak mudah untuk diputuskan. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan dalam satu kedipan mata seperti yang Tari bilang.

You Think I'm PrettyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang