part 5

169 6 0
                                    

"Makasih buk" ujar Lisya kemudian ibu-ibu tersebut kembali masuk kedalam rumahnya.

Lisya berhenti di pom mini untuk mengisi bensin motornya, sebab hampir saja motornya itu kehilangan daya juang.

"Hai" sapa seseorang yang sekarang berada tepat disamping Lisya.

Lisya mengelus dadanya kaget, namun ia tetap menfokuskan tatapannya ke arah motornya dan sama sekali tak menoleh ke arah dimana suara laknat itu berasal.

Lisya bersiap menaiki motornya untuk cepat-cepat pergi, ia benar-benar tak ingin hal buruk terjadi lagi kepadanya.

Namun gerakan Lisya kalah cepat dengan Zeo yang menyumpal mulut Lisya menggunakan kain yang dibawanya, Lisya memberontak dengan menggeleng-gelengkan kepalanya namun bagaimanapun juga tenaga Zeo lebih besar.

Zeo menyeret tubuh Lisya dengan cepat supaya tak terlihat oleh warga sekitar, ia juga mengalami kesulitan ketika gadis yang disanderanya itu tak bisa diam.

"Ini bos"

"Bagus, gue yakin kita bakal menang"

Dhio memegang kedua tangan Lisya dibelakang tubuh dengan satu tangan, sementara satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengapit leher Lisya.

"Misi misi misi" Dhio mencoba membawa Lisya ke tengah area pertarungan.

"AXTRAGOZ" teriaknya ketika ia sudah sampai tengah, Arsa mengalihkan atensinya ketika nama berharga geng motor nya diteriaki banci.

Ia memandang ke arah sang pelaku yang membawa seorang gadis berseragam SMA Sabang, astaga kenapa bajingan ini tak pernah berhenti berulah.

"BERHENTI!"teriak Arsa

Anggota Axtragoz serentak menghentikan pertarungannya, tak sedikit dari mereka yang terluka, bahkan ada yang sudah terkapar lemas begitupun Astro mereka kehilangan setengah anggotanya.

"Gue bawa anak sekolah kalian" ucap Dhio tersenyum miring dengan raut muka bahagia.

"Trus?"

"Axtragoz harus nyerah kalah ke Astro sekarang juga! Atau cewek ini gue bunuh"

"Gue bunuh, bunuhh" perkataan Dhio mengganggu pikiran Lisya seperti kaset rusak, ia menundukkan kepala untuk meredakan rasa sakit yang melanda kepalanya.

"Enak aja cuma gara-gara cewe harga diri Axtragoz jatuh" ujar Fairel tak terima

"Jadi lo pilih mana, Arsalan Ghaisan Sarfaraz?"

Arsa menatap gadis yang berada pada genggaman Dhio, daritadi ia hanya menunduk dan diam, biasanya disaat begini orang lain akan berkoar koar apalagi perempuan.

"Axtragoz aja lagian kita ga tau dia siapa?"

"Jangan kaya gitu dia cewe bro, anak sekolah kita lagi!"

"Tapi nanti harga diri Axtragoz jatuh"

"Lo pilih harga diri apa nyawa orang lain?!, gimana kalo ibu lo yang ada di posisi itu"

"Arghhh" tiba-tiba Lisya berteriak dan berontak dari cekalan Dhio, Lisya menjambak rambut panjangnya sembari terus berteriak.

"BERHENTI!" teriak Lisya membuat semua orang yang berada disana terkejut.

Lisya maju beberapa langkah mendekati Dhio dengan tatapan tajam, ia menampar Dhio keras hingga menampakkan bekas telapak tangan di pipi Dhio yang memerah.

"Bangs-"belum selesai Dhio menamatkan ucapannya, Lisya lebih dulu menjambak jambak rambut Dhio hingga Dhio sendiri berteriak kesakitan.

Salah satu anggota Astro hendak maju menolong Dhio namun teriakan Lisya membuatnya mundur beberapa langkah.

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang