"Nak Arsa, Lisya dimana?" Tanya Meisy ketika melihat Arsa turun sendirian.
"Diatas ma, Arsa mau ambilin makan buat Lisya" ujar Arsa berusaha bersikap ramah.
"Yaudah sana gih minta sama pelayannya" tutur Meisy dan diangguki Arsa kemudian ia berlalu pergi.
Arsa membentuk jarinya menjadi angka 1 kepada pelayan penyedia makanan.
"Baik pak" sanggup pelayan tersebut dan berlalu pergi.
Arsa meraba-raba rahangnya, apakah ia terlihat sangat tua?
"Permisi" ucapan tersebut mampu menyadarkan Arsa dari lamunannya, ia mengambil nampan yang semula dipegang pelayan tersebut dan membawanya menaiki lift menuju dimana tempat istrinya berada.
Ia bernyanyi pelan disepanjang lift dan lorong hotel, ternyata kebahagiaan membuatnya sedikit alay.
Arsa membuka pintu kamar dan melihat Lisya dengan balutan piama yang duduk sembari melamun dipinggiran kasur.
"Makan" ujar Arsa sembari berjongkok berniat menyuapi Lisya.
"Gue bisa sendiri"
"Yaudah nih makan" Arsa menyerahkan nampan tersebut, Lisya mengambilnya namun sesuap nasipun tak masuk ke mulutnya.
"Makan" ujar Arsa
"Nanti"
"Sekarang"
"Gue bilang nanti ya nanti!"
"Sekarang atau lo gue suapin pake ini" Ancam Arsa sembari menunjuk bibirnya.
"Dih" cuek Lisya diiringi tatapan meremehkan
Arsa mengambil sendok dan memasukkan nasi beserta lauk ke mulutnya, perlahan ia mendekatkan bibirnya ke bibir Lisya. Lisya yang panik pun mulai memundurkan wajahnya.
Uhuk uhuk
Arsa tiba-tiba terserang virus bersin jahat yang berakhir dengan butiran nasi beserta lauk itu menyembur ke wajah Lisya.
Arsa diam mematung tak menyangka ia terlihat konyol seperti ini di hari pertama ia menikah, oh tuhann.
"Hehe" cengir Arsa sembari membersihkan butiran nasi diwajah mulus Lisya. Tak memperdulikan tindakan Arsa, Lisya berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
"Maaf" sesal Arsa ketika melihat Lisya berjalan keluar, dan seperti biasa tak ada respon dari gadis itu.
'"Yaudah makan nih, gue pergi dulu babayy" ujar Arsa sembari menutup pintunya.
Lisya memandang kepergian Arsa dengan tatapan yang tak bisa dibaca, kemudian perlahan ia makanan yang dibawa Arsa itu kedalam mulutnya.
Namun, tak lama setelah Arsa berlalu pergi datanglah jelmaan tuyul berwujud manusia.
"Hallo babii" seru Cia membuat Lisya memutar bola mata malas.
"Kok lo malah makan tenang disini sih?! Suami lo noh sibuk nyambut double keluarga yang udah kayak warga sekampung"
"Bodo! Lo juga ngapain kesini?!"
"Gue mau liat gimana ekspresi ceria lo hehe"
"Dih"
"Btw, ini diambilin bang Arsa ya?" tanya Cia sembari menunjuk makanan Lisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Teen FictionAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...