Lisya dan Kalya berjalan memasuki lapangan. Lisya dengan wajah datarnya dan Kalya yang biasa aja, tidak tersenyum secerah hari minggu pagi dan tidak datar seperti Lisya.
Lisya dan Kalya menaruh tas mereka di tempat yang sudah disediakan, keduanya mengambil raket dan menghampiri umpire untuk melakukan lemparan koin, mereka memilih bola alias servis.
Baik Lisya dan Kalya maupun pasangan lawan, mereka melakukan pemanasan terlebih dahulu setelah mendapat aba-aba dari umpire maka pertandingan baru dimulai.
"Gue takut Kal" ujar Lisya
"Gue gibeng ya lo! Kemarin pede banget, sekarang kayak orang mau boker tapi gaada wc"
"Satu lagi, udah gue bilangin jangan panggil gue Kal, nama gue Kalya jadi panggil gue Kay"
"Ga nyambung" gerutu Lisya
"Udah ayo" ajak Kalya dan diangguki Lisya.
"Hadirin disebelah kanan saya SMA Panca diwakili oleh Aurella Allisya dan Kalya Akshita dan di sebelah kiri saya SMA Sakti diwakili oleh Aulia Azzura dan mawar Nadhira, SMA Panca Kalya Akshita kepada Aulia Azzura, kosong sama. Main"
Permainan dimulai dengan Kalya yang servis terlebih dahulu, kedua pasangan bermain rally cukup lama dan berakhir Lisya mengarahkan bola loob yang keluar dari lapangan dan menghasilkan satu poin untuk lawan.
"Sorry" gumam Lisya dan melakukan tos dengan Kalya
Lawan melakukan servis flip yang tanggung sehingga Lisya yang bertugas menerima servis tersebut mengeksekusi bola tanggung itu dengan sangat baik, poin kini berimbang satu sama.
Setelah beberapa menit, mereka memasuki interval game pertama, Lisya dan Kalya tertinggal 9-11 dari wakil SMA Sakti. Pelatih memberikan instruksi kepada mereka berdua dengan berbisik.
"Mereka terus mengangkat bola ke atas,manfaatkan peluang itu untuk melakukan smash keras, mereka hanya fokus bertahan dan tidak menyerang. Poin mereka banyak di dapat dari kesalahan kalian baik dari netting, servis nyangkut di net maupun bola keluar lapangan, incer yang kurus dia lemah dalam bertahan"
Lisya dan Kalya melakukan tos dan menganggukkan kepala bersamaan, ini debut pertama dan tentu mereka harus berusaha semaksimal mungkin.
Instruksi pelatih dilakukan Lisya dan Kalya dengan sangat baik. Kalya melakukan dropshoot cantik yang memaksa lawan mengangkat bola tanggung dan tinggi, sehingga Lisya harus mengeksekusinya dengan smash dengan arah yang bagus dan tajam.
Strategi itu mampu membuat SMA Panca unggul di set pertama dengan poin ketat 21-19, di set kedua tingkat kepercayaan diri Kalya maupun Lisya meningkat, sehingga daya juang dan semangat mereka lebih tinggi, kali ini Lisya dan Kalya menyelesaikan game dengan cukup mudah yakni 21-14 untuk kemenangan SMA Panca.
Setelah perjuangan yang begitu panjang akhirnya Lisya dan Kalya mampu melaju ke babak final , namun nampaknya keduanya kehabisan energi karena harus bertanding dari 32 besar - 16 besar - quarter final - semi final dan sekarang mereka harus melakukan pertandingan final dalam satu hari satu malam.
Terutama di semi final, Lisya dan Kalya bertanding dengan poin ketat yakni 21-19, 7-21 dan 24-22 di game terakhir untuk kemenangan SMA Panca. Sekarang mereka sedang menonton pertandingan semi final lain dan yang menang akan menjadi lawan mereka di final.
Sembari menikmati Bento dan minuman energi yang mungkin dikirim Arsa serta dua tukang pijat perempuan yang tiba-tiba datang dan diperintahkan untuk memijat kaki keduanya.
Keduanya pun hanya mengangguk saja, toh mereka juga membutuhkan tukang pijat tersebut supaya tubuhnya tak terlalu lelah dan tidak kesulitan dalam menghadapi lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Teen FictionAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...