part 41

131 2 0
                                    

"Gak!" Tolak Arsa sambil memalingkan wajahnya.

Lisya yang melihat itu segera menyeret Arsa dan pergi kedapur, kelima serangkai itu duduk santai di atas karpet sembari menunggu sang majikan kembali. Mereka sedikit terkejut melihat sang bos yang tiba-tiba menjadi sangat penurut.

"Lowongan member grup suami takut sitri masih ada?" tanya Razhan kepada Dae.

"Ada, mau masuk?"

"Arsa masukin"

"Bisa digebuk lagi gue" ujar Dae merinding.

"Lah takut"

"Ga takut gimana njing?! Lo liat pipi gue! Biru kaya warna tas hajatan, untung tulang pipi gue ga patah"

"Y"

"Si paling cowo cool"

"AYANGGG" sapa Bera ketika melihat Amber sedang membawa beberapa kotak pizza dan minuman soda di tangannya, ia sebagai kekasih yang baik pun membantu Amber dan meletakkannya ditengah forum tersebut.

"Dimakan"

"Pastinya! ga mungkin gue anggurin" ujar Dae semangat.

"Kamu mau kemana?" tanya Bera ketika melihat Amber hendak beranjak pergi.

"Kerja"

"Disini aja temenin akuu" pinta Bera manja yang direspon teman-temannya dengan tatapan datar.

"Ngga bisa sayang, kamu kumpul aja dulu sama temen-temen kamu"

"Bosen sama mereka, maunya sama kamuu"

"BANGSATT!" umpat Razhan dan Dae bersamaan.

"Mau ikut aku kerja?" tanya Amber memberi opsi.

"Hehe ga gamau, nanti muka aku jadi kaya dia tuh" ujar Bera sembari menunjuk Dae yang sedang menutup telinganya dengan kedua tangan.

"Apa tunjuk-tunjuk! Ngomongin apa lo?!"

"Dimakan ya bocil-bicil, gue pergi dulu" pamit Amber dan berlalu pergi meninggalkan Bera yang bete abis.

"Mulut lo dimajuin gitu kenapa?" tanya Fairel jijik.

"Gapapa, yang ngga punya ayang pasti gatau"

"Anjing!"

Sementara itu di sisi lain, Lisya mengomeli Arsa yang hanya termenung mendengarkan "gausah lebay, lo tinggal maafin. Selesai"

"Ga"

Lisya menggeram

"Akibat dari tindakannya lo terluka" tutur Arsa

"Bukan salah dia, maafin ya"

Arsa mengetuk pipinya dengan jari, bermaksud meminta Lisya untuk mengecupnya. Ia harus memanfaatkan kesempatan dengan baik, meskipun kemungkinannya kecil.

Lisya menaik turunkan tangan kanannya bermaksud menyuruh Arsa merendahkan badan "serius?!" tanya Arsa antusias, ia tak menyangka akan semudah ini.

Lisya mengangguk dan Arsa merendahkan badannya, Lisya maju mendekat dan menyodorkan tubuh bagian depannya. Kedua mata itu bertemu dan cukup lama terjadi keheningan.

Lisya semakin mendekat dan Arsa memejamkan matanya..

"ARGHH"

Lisya menggigit pipi Arsa hingga berbekas cap gigi, Arsa memandang Lisya kesal dan terus memegang pipi bagian kirinya yang terkena terkaman ibu macan.

"Rasain!"

Arsa tersenyum lebar hingga menampakkan giginya yang bersih dan rapi, ia menatapkan gigi bagian atas dan bagian bawah berkali kali hingga memunculkan bunyi seperti dug dug.

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang