Bera dengan seragam sekolah dan dilapisi jaket kulit kebanggaannya mengendarai motor sembari bernyanyi santai, ah belakangan ini hidupnya sangat menarik.
nyanyiannya terhenti ketika mendengar suara deru motor dari arah belakang, ia memandang ke spion dan terdapat kurang lebih 6 motor yang masing-masing ditumpangi 2 orang. Dari seragamnya jelas terlihat jika itu anak SMA Nusa, yap SMA tetangga.
Bera mencoba melajukan motornya lebih cepat, ia membelokkan motornya untuk menganalisa apakah benar rombongan SMA Nusa mengikutinya. Sekarang Bera yakin jika SMA Nusa mengincarnya, mengingat sekolah mereka bersaing baik di bidang akademik maupun non akademik bukan tak mungkin jika siswa SMA Nusa menyerang siswa SMA Panca.
Bera menekan tombol di helm canggihnya.
"Ar jalan ke sekolah, cepetan ye"
Bera memberhentikan motornya, membuat keenam manusia yang mengikutinya turun dari motor mereka dan berjalan menghampiri Bera.
"Berani banget lo berhenti" ujar Cakra, cowok yang berada dibarisan depan memimpin pasukannya.
"Ya ya dong, nggak kayak lo beraninya keroyokan"
"Kayak banci gitu lohh" ejek Bera dengan gaya tengilnya.
"Songong banget nih orang" ujar salah satu murid SMA Nusa.
"Gara-gara sekolah lo murid SMA Nusa jadi gagal menang lomba Badminton!" amuk Cakra
"Yaellah, justru itu buat pelajaran kalo sekolah lo perlu ada perbaikan lagi"
"Lagian lo sendiri kenapa ga punya prestasi? Itu kan bisa bantu sekolah lo maju dan ngalahin sekolah gue" ujar Bera
"Gausah banyak bacot, maju sini!"
Ayo Bera lo pasti bisa! Aaa tapi gue takut, kalo gue mati gimana? pikiran buruk itu terus ada di pikiran Bera. Sebenarnya ia bisa berkelahi, tapi kalo langsung keroyokan gini ya banyak boyoknya.
Bera menendang dada Cakra hingga ia mundur beberapa langkah, rombongan siswa SMA Nusa yang melihat itupun tersulut amarah, mereka dengan gerakan bersama mengepung Bera dan memberinya beberapa pukulan. Bera hanya dapat menangkis sedikit pukulan mereka, bagaimanapun ia hanya memilii 2 tangan dan 2 kaki. Sisa pukulan lawan mendarat di dada, perut, bahkan muka tampannya.
Cakra hendak memberi tendangan pada dada Bera, namun dengen gesit Bera menghindar dan menarik kaki Cakra hingga ia terjatuh dan meringis kesakitan.
"Nah patah noh tulang lo" celetuk Bera dengan nafas yang ngos-ngosan.
Dua babu Cakra secara bersamaan memberi pukulan pada wajah dan tengkuk Bera membuat pria yang mukanya terdapat banyak luka memar itu meringis kesakitan, Bera tetap memberikan tendangan dan pukulan meski tubuhnya kini terasa sakit semua. Seseorang memberi goresan pisau pada dada Bera membuat pria itu menyentuh kemeja sekolahnya di bagian dada yang berlumuran darah.
Melihat Bera yang lengah mereka ber 12 menyerang Bera bersamaan, ada yang memukul muka tampan Bera, bahkan 3 orang meninju dada dan perut Bera hingga goresan pada dadanya semakin terbuka, ada juga yang menendang kaki Bera hingga pria itu jatuh tersungkur ditengah jalanan yang sepi tersebut.
"Stop guyss, nanti dia mati" ujar Cakra dengan gaya sombongnya.
"Lo yang mati brengsek!" gas Bera disisa tenaganya.
"Udah kalah masih aja songong" ujar salah satu siswa SMA Nusa dan ditanggapi dengan tawa keras oleh siswa lainnya.
"Liat belakang lo, sshhh" ujar Bera diiringi ringisan kecil karena luka pada dadanya semakin terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Novela JuvenilAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...