part 48

43 2 0
                                    

--__enjoyyy bosskuhh __

Lisya mengajak Arsa ke taman yang tak jauh dari arena, ia duduk disebuah bangku panjang diikuti Arsa yang ikut duduk disampingnya. Keduanya diam tak tahu harus berkata apa. Lisya sendiri tak tahu kenapa ia menyeret Arsa kesini, pengen aja.

Tadi ia sudah meminta izin kepada Coach Naga dan tentunya Coach Naga mengizinkan, namun ia hanya diberi waktu 30 menit. Jika lebih ia akan mendapat sanksi dari federasi.

Lisya memandang rerumputan dibawahnya, ia menginjak injak dan sesekali menendangnya. tak berselang lama ia juga mencabut rumput-tumput itu dan membuangnya ke atas, oke ia harus akui bahwa perkataan tante-tante itu membuatnya overthinking.

"Hihh" Lisya semakin kuat menekan kakinya di rerumputan hingga menciptakan lubang disana.

"Haha" Arsa yang menyaksikan sedari tadi hanya mampu terkekeh pelan.

"Gausah ketawa! Itu tadi kenapa ga bilang kalo itu tante lo?"

"Ga nanya"

Lisya mencakar-cakar langit melampiaskan kekesalannya, suaminya itu tidak bisa peka sedikit kah?

"Kenapa kesini ga bilang?" tanya Lisya

"Suprise" jawab Arsa.

"Suprais buapakmu" Suprais tahik kudanil.

"ulang" perintah Arsa untuk mengulang apa yang Lisya katakan.

"Malas" balas Lisya seadanya, ia tahu kalo sudah begitu tandanya Arsa sedang memarahinya.

Arsa menggeser tubuhnya mendekat, ia mengangkat tangannya menyisir rambut Lisya pelan.

"Maaf"

Tubuh Lisya mendadak kaku sekarang, oksigen ditaman ini kenapa berkurang? nafasnya tercekat, sementara jantungnya mendadak sangat cepat memompa darah.

Gak gak gak ia harus menolaknya, ayo singkirkan tangannya seperti yang biasa kau lakukan Lisya.

Ia hendak mengangkat tangannya untuk menyingkirkan tangan Arsa, namun kenapa kepalanya yang malah menyender dibahu lebar milik Arsa? Hey ini tolong jelaskan kenapa bisa gitu, kenapa otak dan respon tubuhnya berlawanan.

Arsa tersenyum lebar, jika kalian melihatnya mungkin akan berteriak saking manis dan tampannya suami orang. Arsa mencoba memposisikan tangannya untuk membuat posisi yang sekiranya nyaman untuk istrinya, tangannya melanjutkan menyisir rambut gadis nya, sesekali menambah sedikit pijatan dikening Lisya.

"SUMPAH INI NYAMAN BANGETT" teriak Lisya dalam batin.

"Ini kenapa gue jadi lemah gini"

"HUAAA BANGSAT GUE GATAU KALO BAKAL SENYAMAN INI"

"Capek hm?" tanya Arsa

Lisya menggeleng, dirinya justru sangat menikmati semua proses kehidupan yang dialaminya. Ia senang, entah besok ia gagal atau berhasil ia serahkan semuanya kepada yang diatas. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat bendera republik indonesia berkibar di tanah China.

"Hebat, kamu hebat" ujar Arsa sembari tersenyum dan memandang Lisya dalam.

Lisya mendongak menatap mata Arsa tak kalah dalam, bola mata hitam pekat itu terlihat sayu ketika ditatap dari dekat.

"Lo ga akan ninggalin gue kan?" tanya Lisya tiba-tiba.

"Ga akan, walaupun itu lo yang minta"

"Menurut lo cinta itu apa?" tanya Lisya

"Kita" jawab Arsa singkat

"Lo cinta sama gue?" tanya Lisya.

Arsa meletakkan telapak tangan Lisya di dada bidangnya "ini bisa menjawabnya"

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang