Di pagi hari yang cerah, Lisya menggendong Roly menuju dapur untuk mengambil daging, ia harap tidak ada Arsa disana karena ia masih malu akibat kejadian daleman kemarin.
Aumm
Erghmm
"Iya bentar, gemes bangett sihh sayangkuu"
Setelah sampai di dapur mata suci Lisya melihat Arsa yang telanjang dada dan hanya memakai boxer, ia terlihat sibuk dengan kompor dan alat masak lainnya.
"Nanti aja ya makannya" bisik Lisya kepada Roly
Aummm
"Nggak mau ya? Tapi harus mauu"
"Balik ke kamar aja yuk" Lisya memutar badannya dan melangkah pergi, tak sampai 3 langakah ada suara berat yang memanggil namanya.
"Lis"
Arsa berbalik badan sehingga memperlihatkan perut sixpack dan tubuhnya yang sempurna.
Arsa membawa dua piring yang berisi nasi dan membawanya ke meja makan, ia tadi baru selesai olahraga dan setelah itu Arsa bergegas memasak untuk istrinya.
"Makan"
"Pake baju lo" ujar Lisya sembari menutup matanya menggunakan tubuh Roly
"Nanti"
"Kenapa ditutup?" ujar Arsa namun sama sekali tak ditanggapi Lisya.
"Lo duluan" Arsa menyuruh Lisya untuk makan terlebih dahulu dan ia pergi kekamarnya untuk melaksanakan perintah istrinya.
Setelah memastikan tidak ada Arsa, Lisya segera berlari pelan menuju dapur untuk mengambil daging.
"Mau makan?" Tanya Lisya keepada Roly
"Cium dulu" Lisya memonyongkan bibirnya didepan Roly dan dibalas macan kecil itu dengan menempelkan wajah kecilnya pada bibir Lisya.
"Duduk dulu yang anteng" Lisya meletakkan Roly dilantai sementara ia sibuk memotong daging.
Ia menggoreskan pisau tersebut diatas daging, namun tiba-tiba pikirannya terasa kosong. Ia menari-narikan pisau diatas daging tersebut, pandangannya tak fokus dengan daging yang dipotongnya sehingga secara tak sadar pisau tajam itu menggores jari jemari lentiknya. Namun gadis itu tetap melanjutkan kegiatannya.
Roly yang melihat darah menetes dari atas pun mengaum kecil kemudian menjilat darah tersebut, Roly menjilatnya berkali-kali hingga tetesan darah tersebut menjadi sebuah aliran kecil.
Arsa yang baru selesai mandi pun mengeringkan badannya, ia mengambil seragam sekolah lalu mengenakannya seperti apa yang diperintahkan Lisya.
Ia memasukkan 1 buku tulis kedalam tasnya, lalu menata rambutnya dengan rapi supaya nanti terlihat tampan didepan Lisya. Meskipun ia terlihat tampan dari sudut manapun.
Arsa melangkahkan kakinya keluar kamar untuk sarapan, namun saat ia sampai dimeja makan ia tak melihat istrinya diamanapun. Arsa mengedarkan pandangannya untuk memastikan, ia tadi sudah memerintahkan untuk makan terlebih dahulu namun kenapa tak dilaksanakan!
Arsa merasakan celananya yang ditarik-tarik, ia memandang kebawah dan melihat macan sialan itu yang menggigit lalu menarik celana nya. Arsa berjongkok dan melihat bercak darah dari bekas gigitan si macan sialan.
Ia pun memutuskan untuk mengikuti si macan yang terus menariknya, macan sialan itu menuntunnya kearah dapur dan terlihat Lisya yang tergeletak dengan darah segar yang terus keluar dari pergelangan tangan dan jari jemarinya.
"Diem disini" ujar Arsa sembari memberikan daging yang tadi dipotong Lisya kepada si macan.
Arsa bergegas menggendong Lisya menuju mobil, ia mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan diatas rata-rata mengabaikan suara klakson dari pengendara lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Novela JuvenilAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...