"Jadi kedat-" sebelum selesai menamatkan kalimatnya Cano-daddy Arsa mendengus sebal ketika putranya lebih dulu menyela.
"Kedatangan saya kesini bersama kedua orangtua ingin melamar putri anda atas nama Lisya untuk menjadi istri saya" ujar Arsa lugas dalam satu tarikan nafas.
Ucapan tak terduga Arsa dengan suara baritonnya mampu menyadarkan Lisya, perempuan berbulu mata lentik itu menatap Arsa dengan mata melebar dan jantung yang tentunya berdetak kencang, Lisya memegang tangan Abian erat pertanda dia benar benar takut sekarang.
"Boleh gue nikahin lo?"
"Tunggu gue dateng ke rumah lo"
Kilatan kalimat sialan itu muncul dipikiran Lisya, nafas perempuan itu mulai tercekat, tangannya semakin kuat mencengkram Abian sehingga Abian yang mulai mengerti situasi pun angkat bicara.
"Anda serius?"
"Saya serius"
"Permisii ini minumannya, diminum njeh" ujar Meisy sembari memindahkan gelas dari nampan ke atas meja.
"Loh Le" ujar Meisy kaget.
Merasa dipanggil, Mommy Arsa mengangkat kepalanya "Eh Mei ini rumah kamu toh" keduanya larut dalam keterkejutan sampai deheman Abian mampu menyadarkan keduanya.
"He he he ini temen kuliah namanya Elia" jelas Meisy
"Makin cantik deh" puji Meisy
"Bisa aja lo juga masih cantik, keliatan masih muda tapi kennyataannya kan udah tua ya"
"Ck ga berubah"
"Ngapain atuh kesini?" tanya Meisy
"Ini" goda Elia sembari menyenggol nyenggol lengan Arsa, pria berpostur tinggi itupun menatap bundanya tajam.
"Ini siapa?" tanya Meisy sembari mengarahkan kepalanya kearah Arsa.
"Anakku sama yang itu" Elia menunjuk Cano denagan kepalanya, namun Cano tetap dengan muka datar dan gaya angkuhnya.
"Ini anak kamu Mei?" Elia bertannya sembari memandang Lisya dengan tatapan teduhnya.
"Iya, masih ada satu dibelakang cewe juga"
"Cantik bangett calon mantuu"
"Calon mantu? maksudnya?? " kaget Meisy, sungguh ini semua diluar dugaan.
"Iya niatnya kesini mau ngelamar anak kamu" jelas Elia
"Serius?" Meisy bertannya dengan wajah terkejutnya
"Serius lah masa hal kaya ginian dibuat bercanda
"Saya serius" jawab Arsa tanpa disuruh.
"Jadi?" tanya Cano
"Ini beneran?" tanya Abian sekali lagi karna Ia sungguh tak percaya.
"Saya serius jika anda sekeluarga berkenan terutama Lisya saya siap menikahi Lisya minggu depan"
"Kamu masih sekolah?" tanya Abian
Arsa mengangguk
"Lalu kenapa tiba tiba melamar putri saya? Kalian masih menempuh jenjang pendididkan, apakah tidak terlalu cepat?"
"saya sama sekali tidak setuju" lanjut Abian.
"Karna saya menginginkan putri anda dan lebih cepat lebih baik bukan? Saya sudah bekerja diperusahaan Dad jadi anda tidak perlu khawatir saya akan membiayai semua kebutuhan Lisya dan saya harap anda memberi saya kesempatan"
Abian menghela napas pelan "Bisa kita bicara empat mata lain kali?"
Arsa mengangguk pertanda ia menyanggupi syarat dari Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Teen FictionAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...