Dimalam hari yang seharusnya indah ini, Lisya berada didapur rumahnya bersama Meisy dan Cia. Meisy dan Cia tiba-tiba datang ketika mendapat kabar tentang tangan Lisya yang terluka, Abian harus tak ikut karena pekerjaannya.
Bukannya dikasihani, ia malah diomeli habis-habisan oleh Meisy karena begitu Meisy memasuki rumah ia melihat Arsa yang sedang memasak sementara Arsa justru memberitahu Meisy jika Lisya sedang tidur dikamar, dan si buajingan Cia terus mengompori Meisy sehingga Lisya terus-terusan terkena semprot.
"Jadi selama ini yang masak Arsa?" tanya meisy yang diangguki oleh Lisya
"Wah parah sih lo kak, lo itu menurunkan harga diri wanita sebagai ibu rumah tangga" seru Cia
"Kamu ga bantu sama sekali?!" Lisya menggelengkan kepalanya pelan
"Trus kamu ngapain aja ndokk?!"
"Sekolah, belajar, dan lain-lain. Lisya itu orang sibuk Ma" seru Lisya mencari pembelaan.
"Ya kamu pikir suami kamu nggak sekolah nggak belajar? Apalagi Mama denger dia nomer satu di sekolah. Malemnya dia kerja dikantor sama Daddy nya, trus kamu suruh masak, cuci baju, cuci piring, nyapu, ngepel"
"Lisya ga nyuruh kok Ma, dia sendiri yang
mau""Ya Allah kenapa Bang Arsa yang begitu baik mendapatkan istri yang sangat munafik dan jahat seperti seseorang disamping saya ini ya Allah, Astaghfirullahhaladzim"
"Diem lo babi!" Kesal Lisya kepada Cia
"Masa kamu ngga bisa masak sih?!"
"Bisaa Maa!" Sela Lisya secepat kilat
"Trus kenapa kamu ga pernah masak?"
"Kan udah dimasakin"
"Ya kamu inisiatif to cah ayuu, sebelum suami kamu bangun itu siapin kamar mandi trus masak sama bersih-bersih rumah" ya meskipun awalnya menentang pernikahan ini, namun kennyataannya pernikahan sudah terjadi dan Lisya tentu harus melaksanakan hal yan dilakukan istri-istri lainnya, setidaknya putrinya membantu sedikit saja dan tidak tiduran di kamar.
"iya ma"
"Kamu masih takut? Tangan kamu juga luka lagi" tanya Meisy sembari membelai tangan Lisya yang terbalut perban.
"Siapa yang takut? Lisya berani kok Ma! Masalah tangan ini Lisya ga sengaja"
"Kamu jangan sakitin diri kamu kaya ginii" Meisy memandang tangan Lisya sedih
"Apaan sih Ma ini ga sakit kokk"
"Huhh selalu gituu, selalu sok kuat kaya gitu" ujar Meisy
"kalo tau gitu biar gue aja yang jadi istrinya kak Arsa" ujar Cia
"ambil aja noh ambil" seru Lisya sembari berjoget ria.
"Bukan kakak gue"
"Dih siapa juga yang mau jadi kakak lo?!"
"pokoknya gue ga sudi punya kakak modelan kucing garong kaya lo!" seru Cia tak mau kalah.
"Aish bau nafas lo sampe sini!" Lisya mengibas-ngibas tangannya didepan muka.
"Astaghfirullah" ujar Meisy
"Kalian mau bantuin Mama masak ga? Kalo ribut terus mending pergi. Udah nyusahin, ada lagi"
"Kakak tuh Ma"
"Nye nye nye, liat tuh Ma Cia yang mulai duluan"
BRAKK
Meisy menggebrak meja dapur. Lisya spontan menumis bumbu merah diatas teflon, sementara Cia mencuci piring dan alat masak lainnya.
▪︎▪︎▪︎

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Roman pour AdolescentsAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...