part 14 say yes

128 4 0
                                    

"Terima terima terimaa" teriak Cia heboh sembari membawa pom-pom ala cheerleader. Kedua keluarga Lisya dan Arsa kini berkumpul untuk memunggu keputusan besar yang akan diberikan Lisya tentunya.

Tentunya Arsa yakin sekali jika ia akan diterima, secara pesonanya yang tiada tanding serra harta nya yang tak akan habis tujuh turunan semua itu menjadikannya sebagai sosok pria yang hampir sempurna.

Namun Arsa sedikit terkejut ketika ada sesuatu yang duduk dipangkuan calon istrinya. kulit yang belang-belang dan badannya yang mungil membuat Arsa menatapnya sinis, apalagi gadisnya itu justru membelainya pelan dan menatap hewan itu lembut penuh kasih sayang.

"Si belang sialan, harusnya gue yang ada disitu" batin Arsa terlampau kesal

"Hustt" Abian menegur Cia yang daritadi heboh sendiri, ia meloncat-loncat tidak jelas sembari mengangkat tinggi pompom cheerleader miliknya.

"Terima terimaa" hasut Cia, karna jika Arsa menjadi kakak iparnya maka bisa dijamin hidupnya akan sangat mudah.

"Ci kamu kekamar dulu" ujar Abian yang merasa sangat malu dengan tingkah putri bungsunya ini.

"Yahh nggamau"

"Yaudah diem"

"Jadi gimana mantunya Mommy?" tanya Elia, kali ini Arsa hanya ditemani oleh Elia tidak dengan Cano yang sedang sibuk.

Semua pandangan kini mengarah padanya, hal ini membuat Lisya sangat gugup, ia tak tahu apakah keputusannya ini akan benar dan menguntungkan dirinya atau justru menjerumuskannya. Ia benar-benar bingung, kedua pilihan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing, keduanya sangat berbeda.

Setelah seminggu lebih pikiran serta mental Lisya kembali diserang akhirnya disini ia harus memutuskan yang terbaik untuk semua orang, ia berharap keputusannya ini tak membuat siapapun kecewa.

"Saya coba"

"JADI IYA KAK?! AAAA G DOUBLE O D J O B GOOD JOB GOOD JOB ASEKKK"

Berbeda dengan reaksi Cia yang sangat heboh, Arsa hanya tersenyum sumringah menanggapinya, meskipun sisi lain dalam dirinya ingin berteriak memberitahukan ke seluruh dunia.

"Kak? Serius?!"tanya Abian yang sangat terkejut dengan keputusan Lisya, sebenarnya ia tak setuju dan mendukung pernikahan ini. Abian sudah berekspektasi jika Lisya akan menolaknya namun hal ini justru berbanding terbalik.

"Kalo Mama sih dukung kamu, tapi mama juga kaget loh Lis" ujar Meisy

"anak Mom yang ganteng ini takdirnya sama nak Lisya" ujar Elia antusias

"Kak kamu ga mau berubah pikiran gitu?" Bisik Abian kepada Lisya disampingnya

"Lisya yakin kok pah"

"Yaudah terserah kamu" ujar Abian pasrah, namun ia akan tetap memantau segala kelakuan Arsa supaya putrinya nanti baik-baik saja.

"Pernikahannya 3 hari lagi. Saya atur semuanya" ujar Arsa datar.

"1 bulan" tawar Lisya

"5 hari"

"14 hari"

"2 hari" keduanya kini terlibat perdebatan yang cukup tidak penting, bagaimanapun juga keduany akan tetap menikah.

"7 hari, ga mau ngga usah nikah" ujar Lisya lugas membuat Arsa meneguk ludahnya kasar.

"Deal"

▪︎▪︎▪︎

"Wah wah bos lu kesambet apaan sampe nraktir kita kaya gini" ujar Bera, Arsa memang datang ke markas menggunakan mobil yang isinya makanan dari kedai fast food terkenal, ia memborong seluruh makanan maupun minuman yang berada di kedai tersebut.

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang