"Kakkk" Cia berada tepat dipintu kamar Lisya yang terbuka, ia nyelonong dan menghampiri Lisya yang sedang rebahan dengan Roly diatas dadanya.
"Ngapain? Lo gak diterima disini!"
"Udah terlanjur masuk"ujar Cia dan ikut merebahkan tubuhnya.
"Kan bisa dikeluarin"ujar Lisya
"Ngga bisa lah, nanti perih"
"Lo ngapain sih kesini?! Ganggu orang lagi ovt aja"
"Gue cuma mau liat Roly, dia kayaknya lebih manja deh akhir-akhir ini, nempel mulu sama lo"
"Iri?! Lo mau gue manjain?" canda Lisya
"Dih najis! Lo kok jadi kepedean gini sih!"
"Ya nggak tau, hormon kali"
"Masa?! Karna bang Arsa kali"
"Bang? Sejak kapan lo panggil si biang masalah itu Bang?!" tanya Lisya heran, seakrab itukah mereka.
"Yaampun kak masa ganteng gitu lo bilang biang masalah sih"
"Ganteng muka doang"
"Bodinya, rambutnya, ototnya juga ganteng kali"
"Lebay lo"
"Apalagi dia gentleman banget! gue kadang suka heran, Kok bisa ya?! Cowo sesempurna itu suka sama lo?" ujar Cia
"Gue ga tau bodoh! Gue juga ga mau disukain ama tuh cowo, jadinya malah ilfeel"
"Lo tiap dideketin cowo juga pasti ilfeel and ujungnya ngejauh"
"Sistem otomatis ditubuh gue"
"Wahh jangan-jangan lo lesby" ujar Cia dan diiringi toyoran kepala yang dilakukan Lisya.
"Mulut lo jaga ya!"
"Lagian belakangan, gue ga pernah liat lo deket sama cowo"
"Ya kan lo tau sebabnya dodol!"
"Tapi kalo diterusin nanti bahaya loh kak" hasut Cia.
"Bodo amat"
"Nanti lo masuk kaum pelangi, nah kaum pelangi ini tanda-tanda kiamat. Berarti lo sama aja mempercepat datengnya kiamat"
"Mungkin ga sekarang. tapi pasti terbukti, nyatanya lo ga bisa deket sama cowo tapi bisanya deket sama cewe doang"
"Nah tahap suka itu dimulai dari deket, nyaman, baru deh saling suka" kompor yang sangat sempurna dari nona Cia
"Gue gampar lu ye! jadi takut gue"
"Gue serius kak, warning!"
"Jadi mending lo terima aja deh tawarannya Bang Arsa, biar ngga sampe kejadian"
"Pergi lo! Nambahin beban pikiran aja njir!"
"Yee justru gue ini bantu lo biar ga tersesat"
"Otak lo noh tersesat! Udah pergi sono!"
"Iye iye tapi pikirin baik-baik ye"ujar Cia dan berlalu pergi meninggalkan Lisya yang melamun dengan segala pikiran yang berkecamuk diotaknya.
"Rolyyy bantuin Mama dong" ujar Lisya sembari menguyel-uyel wajah Roly.
"Aumm"
"Oke, pilih iya atau nggak" ujar Lisya sembari menggeleng dan menganggukkan kepalanya.
Roly pun mengikuti aba-aba Lisya dengan mengangguk lalu menggelengkan kepalanya, hal itu membuat Lisya gemas sendiri. Harimau kecilnya ini secara tak langsung memang dapat mengurangi kesetresan Lisya dengan tingkah-tingkah lucunya yang sangat menggemaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Roman pour AdolescentsAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...