"Udah mendingan?" tanya Cia khawatir.
"Hm ngerepotin banget ya gue?"
"Buangett, papa sama mama gak ada di rumah lagi"
"Ya maap"
"Moap maap nggak ada yang lain gitu?"
"Lo pengen apa?" tanya Lisya mengalihkan pembicaraan.
"Duit aja deh, emm ngga banyak kok cuma lima juta"
"Oke nanti gue transfer"
"Aaa makasih, kaka baik bangett deh muah" ujar Cia sembari mencium pipi Lisya
"Apaansi alay, najis" ujar Lisya sembari menggosok-nggosok pipinya menggunakan tangan bermaksud menghilangkan bekas ciuman adik laknatnya itu.
"Mau lagi? Boleh, tapi bayar 100k" tawar Cia
"Gue gampar juga lo!"
"Tapi Ci, gue beneran minta maaf kalo gue ngrepitin lo" ujar Lisya tulus. Ia benar-bemar merasa tak enak jika hadirnya ini justru merepotkan orang lain.
"Lo bakal nyusahin gue kalo lo ngeluh mulu"
"Gue minta maaf banget kalo gitu, gue udah banyak ngrepotin lo. Harusnya gue sebagai kakak bisa ngelindungin lo tapiii ya lo tau sendiri lah"
"Lo kerasukan apaan sih anying?! Biasanya kagak kaya gini" heran Cia sembari menyentuh dahi Lisya
"Gue seriuss Cii"
"Yaa abisnya tumben pake minta maap segala, biasanya kan lo yang buat gue emosi mulu"
"Gue kan jadi terhuraa huaa"
"Tapi boong" ujar Cia diiringi tawa hambar membuat Lisya menatapnya datar.
"Udah ah lupain" ujar Lisya kesal sekaligus malu, karna sebelum meminta maaf kepada Cia ia harus menurunkan gengsinya terlebih dahulu dan lihatlah ia hanya merespon sebagai sebuah candaan.
"Gue ga pernah ngerasa lo itu beban buat gue, lo itu kaya duit yang tuhan kasih buat gue. Kalo ga ada lo, idup gue pasti ga sebahagia ini, jadi nggausah sok minta maaf kaya gitu. lo ngga salah apa-apa kok justru karna gue bisa bantu lo gue jadi seneng karna gue bisa buat bahagia orang yang paling gue sayang"
"So, don't be like that anymore okay"
"Aaaa hiks"
"Kok lo nangis sih?! Gue ngomong kayak gitu susah tau, harus ngerangkai kata dulu" ujar Cia kembali menghancurkan suasana.
"Suprise banget lo bisa ngomong serius kayak gini, gue terhura loh" ujar Lisya heran sekaligus terharu, sebab adiknya ini memang humoris, ceria dan sulit untuk diajak serius.
"Lo jangan kaya gitu, gue kan jadi maluu" ujar Cia sembari menutupi wajahnya dan bergaya centil.
"ga jelas lu centil"
"yaudah gue ke kamar dulu mau jengukin Roly" ujar Lisya
"yaudah hati-hati deh kalo gitu"
"Dih orang tinggal naik tangga aja"cuek Lisya
"Apaan orang tadi badan lo gemeter gituu" ejek Cia
"Nggak jadi gue transfer" ancama yang akan sangat ampuh
"Lo udah janji njir"
"Pokonya harus ditransfer!" komentar Cia, namun Lisya justru bertindak seolah tak peduli dan kembali melanjutkan jalannya.
"Lo sih Ci ah, udah tau punya modelan kakak kayak begitu masih nantangin" sungguh ia sangat ingin mengumpati dirinya sendiri sekarang.
"Ketimbang tuh duit yang di kasih papa ga dibuat apa-apa, mending sumbangin ke gue kan ya?!" gumam Cia

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Roman pour AdolescentsAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...