part 34

41 1 0
                                    

"Lo pulang naik apa?" tanya Kalya

"Dijemput bokap gue"

"Oke kalo gitu monotracer nya gue bawa ya? lo yakin ga mau bareng aja nih?"

"Tadi gue udah telpon kok, bentar lagi juga dateng. Lo duluan aja"

"Gue tunggu lo aja deh" ujar Kalya

"Nggausah Kal! Nanti malah ngrepotin"

"Lo gamau ditemenin gue?" tanya Kalya mendramastis.

"Ga gitu maksud gue, udah malem juga kan. Kalo lo nungguin gue takutnya kenapa-napa"

"Lo sendirian disini lebih bahaya" ujar Kalya yang banyak benarnya.

"Buktinya kemarin gue nggakpapa"

"Iya juga ya" gumam Kalya

"Tapi gue mau disini nungguin lo" kekeh Kalya.

"Tapi kal... nah itu bokap gue udah dateng" seru Lisya berusaha antusias, berbeda dengan jantungnya yang berdetak sangat cepat. Mungkin sebentar lagi akan merosot ke ginjal.

"Pelan-pelannnn jangan ngebutt, tunggu si Kalya pergi dulu plisss"

"Itu bokap lo? Yang pake vespa? Aaa gemoy bangett"

"Lo bilang apa?"

"Itu bokap lo kayak anak kecil, dia keliatan lucu banget pake vespaa"

"Lo pergi sono! Gue gamau lo godain bokap gue!"

"Iya iya gue pergi"

"Duluan ya Liss Byee" pamit Kalya dan melesat dengan kecepatan tinggi meningalkan Lisya yang membungkukkan tubuhnya serta mengatur nafas yang tak teratur sekarang.

"Haii" sapa Arsa setelah memberhentikan motornya tepat didepan Lisya.

"Kenapa? Lo sakit?"

"Sok perhatian" jutek Lisya

"Gue cuma nanya"

"Besok lo jemput gue pake mobil, Motor gue rusak lo pake trus" pinta Lisya dengan wajah datarnya.

"Ngga mau"

"Motor lo cantik, kaya yang punya"

"Pokoknya lo besok jangan pake motor gue! Kalo lo masih ngotot, gue gamau ngomong sama lo" tegas Lisya dalam satu tarikan nafas.

"Gue beli yang mirip" ujar Arsa ingin membeli motor yang modelnya mirip dengan motor Lisya.

"Gue beli baru, bukan punya lo" lanjut Arsa

"Lo paham maksud gue nggak sih?" Amuk Lisya dengan memalingkan wajahnya.

"Nggak" Arsa menggelengkan kepalanya polos, ia jujur ia tak tahu apa-apa sekarang.

Lisya menghela nafas pasrah, ia akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum sesuatu dalam dirinya memberontak membenturkan kepala pria tidak peka itu ke tembok.

"Gausah muter-muter" ujar Lisya ketika sedari tadi Arsa melajukan motornya entah kemana dan tak kunjung sampai di rumah.

"Ke dokter Lofra" tak membalas ucapan Arsa, Lisya diam mengikuti apa kata pria itu.

Setelah sampai, Lisya menjumpai dokter Lofra yang sudah menunggu diruangannya "tunggu disini!" perintah Lisya ketika ia merasakan Arsa hendak mengikutinya masuk.

Tak menuruti perkataan istrinya, Arsa justru mendorong tubuh yang mungil baginya itu untuk masuk dan ia membuntuti dari belakang. Lisya menatap pria itu tajam dan dibalas Arsa dengan mengangkat sebelah alisnya santai.

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang