part 39

50 1 0
                                    

Pagi ini Lisya kembali berlatih bersama Kalya dan Coach Naga untuk persiapan Asian games. Ia berlarian di atas pasir bersama Kalya, mereka sudah berlarian menjangkau benda berbentuk kerucut selama 1 jam.

Gerak langkah keduanya mulai memelan seiring banyak tenaga yang keluar dari tubuh mereka, namun keduanya tetap memutuskan melanjutkan kegiatan tersebut.

"20 menit lagi Kal" ujar Lisya

"Okeee"

"Capek gak Lis?" tanya Kalya

"Belum gue"

20 menit kemudian

Mereka duduk berselonjor dengan memijat kakinya masing-masing "habis ini apa Kal?" tanya Lisya

"Kaki kita dipakein pemberat trus tubuh kita diiket pake tali, lo lari mundur dan gue lari maju ngikutin lo sampe ujung. kalo udah sampe ujung nanti gantian gue yang mundur lo yang maju. Jangan sampe ada yang jatuh"

"Sekarang?"

"Ayo, lebih cepet lebih baik. Kita juga belum latihan yang lain"

"Yaudah ayo"

"Nih ambil" Kalya melempar satu sisi tali pengikat ke Lisya, keduanya mulai menarik tali satu sama lain untuk memastikan keamanan, kalo lepas kan berabe.

Lisya mulai berlari kebelakang dan diikuti Kalya yang harus mengikuti kecepatan lari Lisya.

"Pemberatnya berat bet Kal" sambat Lisya

"Sue hah mangattt kack, huh baru 5 menit kita lari" ujar Kalya sedikit tidak jelas karena ia harus mengatur nafasnya.

"Ini huhh berapa lama?"

"30 menit"

"Kecepatan huh normal Lis, keburu huh ambruk lo nanti" perintah Kalya ketika Lisya mempercepat larinya.

"Syapp"

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat "cape ga Lis?"

"Lo liat celana gue? Ini diremes keluar air nya"

"Ini kayak cosplay tahanan lo tau?" Sambat Lisya lagi-lagi.

"Emang latiannya gini Lis, mo gimana lagi. Lagian kita harus ada usaha ekstra biar ga malu-malu in nanti kalo lawan unggulan, meskipun kalah tapi kita bisa maksain rubber atau ketatin poinnya"

"setuju banget gue"

"Yaudah temuin Coach Naga lagi buat latihan teknik"

▪︎▪︎▪︎

Lagi-lagi Lisya harus menunggu Arsa yang menjemputnya sangat lama, sedari tadi ia hanya duduk dibangku dan memainkan ponselnya membuka aplikasi chat tapi tidak ada chatnya.

Tinnn

Terdengar suara klakson mobil dari arah barat, Lisya hanya diam bodo amat dan terus memainkan ponselnya sebelum mobil sport berwarna putih itu berhenti tepat didepannya.

Lisya mendongakkan kepala dan muncullah Arsa dengan kaos hitam dan celana hitam pendek yang ia kenakan,
ia membuat siapapun yang melihat akan tertegun entah sebentar ataupun lama. Arsa begitu terlihat sempurna dengan badan gagah tinggi menjulang serta mobil sport yang semakin mendukung ketampanannya.

Lisya memasukkan ponselnya kedalam saku dan mengedarkan pandangannya ke arah sekitar, ia buru-buru mendorong Arsa masuk kembali kedalam mobil. Setelah Arsa masuk, ia juga duduk disamping Arsa.

"Kenapa Lis?" tanya Arsa heran, kenapa istrinya itu mendorong dengan begitu kuat dan memaksanya untuk kembali masuk? Ia sempat melihat tadi jika tak ada siapapun kecuali 2 orang perempuan yang hanya sedang berjalan, bahkan sepertinya mereka juga tak melihat kearahnya dan Lisya.

ARSALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang