"KALYAA" teriak Lisya ketika ia melihat Kalya yang baru keluar dari kelas, ia sedari tadi menunggu Kalya untuk berangkat menuju Pelatnas.
"Ayok berangkat" ajak Kalya dan diangguki Lisya, mereka menaiki monotracer yang disediakan oleh sekolah, SMA Panca memang memberikan fasilitas lebih bagi siswa mereka yang berprestasi.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di pelatnas karna kendaraan yang mereka tumpangi memiliki kecepatan yang luar biasa.
Mereka lantas berjalan ke ruang ganti untuk mengganti baju, selain itu mereka juga mengambil peralatan lain di ruang penyimpanan. Setelah selesai, mereka segera menuju ruang latihan dan melakukan pemanasan.
"Hai coach"
"Udah pemanasan?" tanya Coach Naga dan diangguki keduanya.
"Karna kalian masih muda dan saya juga percaya pada stamina kalian ketika memenangkan Kejurnas, bisa dibilang stamina kalian sesuai dengan semangat dan gairah anak muda"
"Kita hari ini berlatih servis pendek yang lebih bersih dan tipis, netting untuk Lisya karna saya amati penguasaan bola depan kamu kurang bagus, serta penguasaan lapangan dan memperbaiki rotasi kalian"
"Lisya kamu coba servis"
Lisya pun melakukan servis terbaiknya dan ternyata bola dari Lisya tak sampai ke garis hingga dinyatakan keluar, hal itu ditanggapi senyuman tipis oleh Coach Naga.
"Coba lebih rileks, jangan gugup. Pemain kelas dunia juga sering eror di servis, terutama ketika berada di poin-poin kritis"
"Oleh karna itu servis sangat penting untuk memenangkan pertandingan. Awal yang baik akan diikuti hal baik lainnya"
Lisya menarik nafas berusaha tenang, ia kembali pada posisi dan melakukan servis nya, kali ini ia bisa melakukannya dengan baik. Ia kembali mengambil shuttlecock dan melakukannya lagi.
"Bagus! Ulangi terus hingga servis itu menjadi lebih baik dan lebih baik
"Kalya lakukan"
Kalya berusaha tenang dan rileks, ia memposisiskan dirinya dan mendorong bola itu pelan dengan raketnya, saking pelannya hingga shuttlecock itu tak menyebrang ke lapangan lawan, alias menyangkut di net.
"He he he" cengeges gadis itu.
"Lakuin servis dulu aja, jangan grogi atau pikirin yang nggak-nggak"
Kalya pun melakukan dengan lebih percaya diri kali ini, ia melakukan servis seperti biasa dan hal itu lebih baik daripada servis pertamanya.
"Baguss! Kalian latihan dulu dan saling koreksi satu sama lain, saya mau liat pasangan lain" ujar coach Naga dan berlalu pergi.
"Kalo kelas dunia servisnya beda ya Lis" ujar Kalya sembari terus memperbaiki servisnya.
"Gue juga kira servis kita udah paling bagus, eh ternyata"
"Sangat mengecewakan haha"
"Kal lo coba jadi service judge "
"Oke" Kalya memposisikan dirinya duduk disamping net dan mengamati servis yang dilakukan Lisya.
"Udah bagus tapi coba rendahin dikit, bola lo hampir nanggung"
"Kalo ini?" Lisya kembali melakukan servisnya.
"Kalo menurut gue sih segitu, tapi kalo coach Naga mungkin nyuruh lebih rendah lagi buat nipu lawan. 1 poin dari servis lumayan, itu juga bisa buat lawan kita sedikit kurang fokus karna dia beriin poin gratis buat kita"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSALAN
Novela JuvenilAurella Allisya Damaldrich, gadis berparas cantik dengan hidup yang bisa dikatakan hampir sempurna, keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan, teman yang asik dan prestasinya yang bukan main-main. namun semua harus hilang ketika sebuah insiden...