Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Author Point of view
"Please kenapa harus aku? Aku straight! Tolong Mr. Dominic batalkan saja pernikahan ini masih ada waktu. Kamu mau laki-laki? biar kucarikan gay untukmu ya? ya? Beri aku waktu, aku akan membawakannya untukmu,"
Brakk
Suara vas bunga terlempar. Pemuda yang memelas tadi berjengit kaget. Rasa takut mulai menggelayuti. Bagaimana cara pria ini membanting benda mati begitu ringan apalagi menonjok perutnya yang tipis. Dia masih bisa pulang tidak malam ini?
Pria dewasa dengan kemeja hitam tergulung sampai siku memenjarakan si pemuda berhodie abu ke tembok. Dia menatap lurus namun teduh kepada mata yang berlarian di hadapannya.
"Ple, please,"
"Jadi kamu straight?" tanya pria itu tenang. Dia suka sekali wajah tegang pemuda ini. Nafas berkejaran, keringat di leher dan wangi apel yang memenuhi indra penciuman. Membuatnya menghirup puas udara sekitar. Penasaran berapa banyak lagi ekspresi yang Lucas punya.
"Ya, aku straight. Aku suka perempuan," cicit pemuda itu takut sambil memejamkan mata.
"Bagus. Aku juga straight Lucas," jawabnya dan senang mendapati mata pemuda itu terbuka membola.
"Ayo jadi gay bersama," pria itu mengecup sekilas pipi pemuda bernama Lucas itu dan menjauhkan diri.
Tubuh Lucas merosot memegangi jantungnya dengan sumpah serapah dalam hati. Kalau dia juga suka perempuan kenapa mau menikahinya, sialan dia. Perempuan masih banyak dan akan antri untuknya, kenapa harus pilih dia.
Lucas menatap sengit pada Elthan yang kini duduk di sofa apartemen sambil meminum anggur seolah tidak ada yang terjadi. Menatapnya penuh puas, mengendalikan Lucas, dan memenjarakan pemuda itu dalam genggamannya.
"Berani sekali seorang straight mendatangi apartment tunangannya sebelum menikah. Tidakkah kamu tahu ini bahaya?" Kata pria itu lalu menyesap anggurnya pelan.
"KAMU BUKAN TUNANGANKU!" murka Lucas
"Chill boy, aku tidak tuli."
"Sini duduk di sampingku," pria itu menepuk space kosong disampingnya. Lucas dengan hati dongkol mendudukan bokong di sana agak berjauhan dengan Elthan.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam dia harus segera pulang atau pagi nanti Mama sudah berteriak-teriak dia menghilang dari kamar dengan jendela terbuka.
"Undangan belum disebar, gedung belum dipesan, aku juga belum siap. Ayo batalkan pernikahan!" Lucas masih bernegosiasi.
Oh Lucas, pasti kamu tidak tahu Elthan sudah menyiapkan semuanya. Undangan, gedung, kapal pesiar, dan rencana bulan madu. Semuanya siap, hanya tinggal kamu saja yang memohon-mohon dibatalkan.
"Aku dan kamu sama-sama straight setidaknya itu yang kamu bilang tadi kan? Pernikahan ini tidak akan berhasil. Kamu tidak akan memiliki masa depan bersamaku. Aku tidak bisa punya anak," jelas Lucas masih meyakinkan.
Elthan hanya tersenyum misterius.
"Kenapa diam saja sih! Jawab Dominic!" gertak Lucas dengan kesal.
Pria di sebelahnya hanya menatap gelas anggur dengan intens tanpa peduli anjing yang menyalak. Menggoyangkan cairan dalam gelas itu seperti takdir. Semua keputusan ada di tangannya, pria itu menyeringai.
"Elthan!" kali ini Lucas menggerung.
Lucas tidak senang dengan keterdiaman Elthan dia mendekat dan langsung meneguk sisa anggur dalam gelas. Memejamkan mata meringis asam setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (END)
General FictionNamaku Lucas. Aku menikahi seorang laki-laki di usiaku yang ke-19. Such a beautiful age right? Tapi aku harus menikahinya untuk menutupi hutang perusahaan, membiayai pengobatan orangtuaku, dan menjadi gay untuknya. Menjadi gay untuk Elthan. Sialan...