Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Author Point of view
Aku sudah di depan
Lucas menatap pesan Elthan di ponselnya, tadi dia mengirim pesan meminta dijemput itu juga karena ingat harus pulang bersama Elthan.
Lucas berpamitan pada keluarga Ernetto (marga keluarga Ellio). Aries dan Ellio mengantarkannya sampai depan.
"Mana yang menjemputmu sayang?"
Lucas bersumpah tidak nyaman ketika Aries terus menerus menyebutnya sayang dan membiarkan orang-orang berfikir mereka punya hubungan spesial. Dan lagi, tangan kekar berbulu itu selalu hinggap di pundaknya membuat berat.
"Kamu bisa panggil aku Lucas saja tolong? Aku tidak mau orang berfikir macam-macam. Aku sudah punya pacar lagipula," Lucas berkata datar pada Aries dia juga menunjuk Elthan yang berada di dalam mobil
"Ellio terimakasih hari ini aku sangat senang," Lucas berbalik memasang wajah ramah pada Ellio yang juga tersenyum kecut pada Aries.
"Aku pamit."
🦴
Lucas memasuki mobil Elthan yang terparkir di depan restoran Leanor milik keluarga Ellio.
"Kalau sudah selesai dari siang kenapa tidak langsung memberitahuku," keluh pria dewasa itu.
"Kalau aku memberitahumu, memang kamu mau apa?" Lucas balik bertanya.
"Kamu bisa menunggu di kantorku Luc, atau aku akan mengantarmu pulang," kata Elthan seperti yang sudah diduga Lucas.
Sekarang pemuda itu menatap pria di sampingnya penuh.
"El, kamu tidak mencoba membatasiku kan? Please say no. Aku harus bersosialisasi di sini. Tidak melulu bersama kamu, aku punya hidup sendiri," Lucas menjawab tanpa beban namun menohok rongga dada Elthan.
Berdenyut-denyut sakit. Lucas yang menemukan orang lain di hidupnya, Lucas yang mulai menjauh dan terus menjauh, Lucas yang tidak mau membukakan hatinya pada Elthan. Elthan tidak memiliki hak apapun pada Lucas.
Ini bukan gaya tarik menarik tetapi tarik- menjauh.
Elthan mencoba melebarkan dadanya," Okay, sorry."
Mobil berjalan membelah jalanan menuju rumah mereka. Saat itu sudah jam tujuh malam. Tanpa kata, Lucas langsung keluar dari mobil menuju kamar mereka untuk membersihkan diri.
Seharian berada di luar membuat tubuhnya lengket dan terasa kotor. Setelah memastikan dirinya bersih, Lucas mengambil handuk di towel. Tunggu, mana handuknya?
Lucas menepuk dahi, dia lupa membawa handuk ke kamar mandi. Kamar mandi di kamar ini tidak terhubung dengan walk in wardrobe. Ruangan itu ada di sebelahnya.
Haruskah dia panggil Elthan? Atau percaya diri telanjang melintasi kamarnya? Elthan ada di kamar tidak ya?
Kriett
Pemuda itu melongokkan wajah memindai isi kamar, menemukan Elthan sedang duduk di sofa balkon kamar mereka sedang terpejam lelah. Masalahnya, posisi sofa itu menghadap ke kamar mereka. Elthan akan tahu Lucas keluar telanjang seperti penduduk nomaden lupa memakai handuk.
Sebenarnya masalah ini sederhana. Hanya saja, Lucas terlalu menjaga aurat tubuhnya.
Lucas kembali menutup pintu, menyusun rencana.
"Elthan!" teriak Lucas.
Hening tidak ada jawaban.
"Elthaaan," panggil Lucas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (END)
General FictionNamaku Lucas. Aku menikahi seorang laki-laki di usiaku yang ke-19. Such a beautiful age right? Tapi aku harus menikahinya untuk menutupi hutang perusahaan, membiayai pengobatan orangtuaku, dan menjadi gay untuknya. Menjadi gay untuk Elthan. Sialan...